Wednesday, 4 January 2012

hadits qudsi

oleh : ahmad sholihin

Hadits Qudsi adalah perkataan dari Nabi Muhammad SAW berdasarkan firman Allah SAW. Berbeda dengan Al Qur’an yang pilihan katanya langsung dari Allah, hadits qudsi merupakan perkataan Rasulullah (pilihan kata oleh Rasulullah), tetapi tetap berdasarkan firman Allah. Dan juga berbeda dengan hadits, yang mengacu langsung pada perkataan dan perbuatan Rasulullah.
Rasulullah terkadang menyampaikan suatu pelajaran kepada para sahabat, dengan menceritakan bahwa hal tersebut diterima dari Alloh swt, namun pelajaran tersebut berbeda dengan Al Qur’an dari sudut pandang uslubnya ( susunan kalimatnya ). Pelajaran tersebut merupakan pemberian atau hembusan dari alam kesucian yang disebut hadits qudsi atau hadits ilahi dan rabbani ( Subhi As Sholih, Ulumul hadits wa mustholahuhu )
Adapun bentuk kalimat yang biasa dipakai oleh ulama salaf dalam periwayatan hadits qudsi adalah Qola Rasululloh Saw Fima Yurwa ‘an Rabbihi ( Rasululloh bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Tuhannya ). Sedangkan ulama kholaf memiliki cara tersendiri yaitu ” qolahu ta’ala fima rawahu ‘anhu Rasululloh Saw ( Alloh berfirman sebagaimana diriwayatkan oleh Rasulullah Saw ).
Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat hadist qudsi ini, sebagian ulama seperti Abu Al Biqai berpendapat bahwa hadits qudsi merupakan wahyu Alloh yang dihembuskan kepada pribadi Nabi baik melalui ilham maupun mimpi sedangkan susunan redaksinya dilakukan oleh Rasulullah Saw sendiri. Artinya hadits qudsi adalah maknanya dari Alloh sedangkan lafadznya dari Rasulullah Saw.
Jika pemahaman hadits qudsi seperti ini jelas tidak menimbulkan masalah. namun sementara ulama berpendapat, bahwa hadits qudsi adalah makna dan lafadznya dua-duanya dari Alloh Swt. Kalau demikian jelas akan menimbulkan masalah sebab Al Qur’an juga begitu lafadz dan maknanya dari Alloh. Oleh sebab itu perlu dibuat rumusan yang jelas tentang perbedaan antara Al Qur’an dengan hadits qudsi agar tidak terjadi kerancuan dalam memberikan interpretasi.
Dr Syu’ban Muhammad Ismail dalam kitabnya Ma’a Al Qur’an Al Karin Fi Tarikhihi menulis sebelas perbedaan pokok antara Al Qur’an dan hadits qudsi.
  1. Al Qur’an adalah wahyu yang jelas, artinya Al Qur’an diturunkan oleh Alloh melalui Jibril kepada Nabi Muhammad yang dalam keadaan sadar, sedangkan hadits qudsi bisa jadi diterima dalam bentuk ilham ataupun mimpi.
  2. Al Qur’an merupakan mukjizat sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menandinginya, ia juga terjaga dari perubahan, sedangkan hadits qudsi tidak.
  3. Membaca Al Qur’an merupakan ibadah sedangkan hadits qudsi tidak demikian.
  4. Bagi orang yang hadats dilarang menyentuh al qur’an dan bagi yang junub dilarang menyentuh dan membacanya, sedangkan hadist qudsi tidak.
  5. Al Qur’an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja, sedangkan hadits qudsi boleh.
  6. Al Qur’an diriwayatkan secara mutawatir, sedangkan hadits qudsi diriwayatkan secara ahad.
  7. Menurut Imam Ahmad dilarang menjual Al Qur’an sementara Imam Syafi’i Makruh, sedangkan hadist Qudsi tidak demikian.
  8. Al Qur’an merupakan bacaan tertentu dalam sholat, tidak sah sholat seseorang bila tidak membaca Al Qur’an sedangkan hadits qudsi tidak.
  9. Orang yang mengingkari Al Qur’an termasuk kafir, sedangkan pengingkaran terhadap hadits qudsi tidak termasuk kafir.
  10. Lafadz Al Qur’an berasal dari Alloh, sedangkan hadist qudsi berasal dari Nabi Saw.
  11. Bagian-bagian dari Al Qur’an disebut ayat dan surat sedangkan hadist qudsi tidak demikian.

No comments:

Post a Comment