MAKALAH
ISIM DAN MACAM-MACAMNYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Nahwu
Sharaf
disusun oleh:
AHMAD SHOLIHIN
PROGRAM STUDY
TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA
ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS – JAWA
BARAT
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai
seorang muslim kita tahu bahwa bahasa Arab merupakam bahasa yang dipakai dalam
al-quran dan al-hadits. Kita juga tahu bahwa al-quran dan al-hadits merupakan
sumber ajaran agama Islam yang dijadikan pedoman bagi umat islam dalam menuntun
manusia menuju arah keselamatan. Artiny,a sudah seharusnya kita
sebagai muslim mengkaji dan memahami benar ajaran agama Islam tersebut jika
kita ingin mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Untuk
bisa mempelajari dan memahami al-quran, diperlukan sebuah ilmu (shorof dan
nahwu) yang erat kaitannya mengenai penafsiran tiap kata dalam al-quran ataupun
dalam al-hadits, sehingga maksud dan tujuannya bisa kita fahami. Ilmu Nahwu
disebut bapak ilmu, sebab ilmu Nahwu digunakan untuk membereskan setiap kalimat
dalam susunannya, i’rabnya, bentuk dan sebagainya.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Isim
Isim adalah sebuah kata yang menunjukan
kepada artinya dan bukan pada zamannya. contoh :
الَناَ سٌ– المشط – البد – العليا – خير – السفلي.
Lihatlah
contoh kalimat dibawah ini :
النا س كلهم سواء
كا سونان المسط.
اليدالعليا خير
من اليدالسفلي.
2.
Ciri-ciri
Isim
Isim mempunyai ciri yang sudah ditentukan, apabila
suatu kata dimasuki oleh salah satu ciri isim maka itulah yang dinamakan isim.
Ciri-ciri
isim antara lain :
1.
Menerima
(ال), contoh
رجل - كتالب – دار – حق.
Apabila
contoh-contoh diatas menerima (ال) maka :
الرجل
– الكتااب – الد ار – الحق.
2.
Menerima
tanwin,adalah nun zaidah yang mati (نْ) yang disertakan
diakhir isim yang ada dalam ucapan namun tidak ada dalam tulisan, contoh dalam
kata :
رَجُلُ
)(
tapi didengar ( رَجُلٌنْ ). Contoh :
وَمَا
مُحَمَّدُ اِلاَّ رَسُولُ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
a.
Macam-macam
tanwin
Tanwin
adalah salah satu ciri yang sudah ditentukan menjadi ciri isim, tanwin terbagi
empat :
·
Tanwin
tamkin adalah tanwin yang selalu disertakan pada isim
mu’rab, contoh :
مُحَمَّدٌ
- غلاَ مٌ – حُدًى ، فَتًى – سَاعٍ – قاَ ضٍ ، دَاعٍ.
·
Tanwin
tankir adalah tanwin yang selalu disertakan
kepada isim mabni yang diakhirnya terdapat lafadz ( وَيْهِ)untuk membedakan
antara ma'rifat dan nakiroh, dan tanwin tankir juga masuk pada
sebagian isim fi’il.contoh :
سَلَّمْتُ
عَلَي عَمْرَوَيْهِ وَعَمْرَوَيْهٍ اَخَرْ.
إِ
يَّهِ يَا صَدِ يْقِى.
Apabila kita mengucapkan dengan
tidak memakai tanwin maka kita mengucapkan sesuatu yang sudah ditentukan
dalam pengertian khusus tapi apabila kita mengucapkan dengan memakai tanwin
maka kita mengucapkaqn sesuatu yang belum ditentukan dalam artian masih umum
·
Tanwin
muqabalah yaitu adalh tanwin yang selalu
disertakan pada jama’ muannassalim dalam membedakan (ن)jama’
mudakarsalimcontoh
:
عَسَي
رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكٌنَّ اَنْ يُبْدِ لَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَا
تٍ مُؤْمِنَا تٍ قَا نِتَا تٍ تاَ ئِباَ تٍ عَا بِ دَاتٍ ساَ ئِحَا تٍ ثَيْباَ تٍ
وَأَبْكَارًا.
·
Tanwin
iwad, adalah tanwin yan g masuk pada sebagian
kalimat untuk menjadi pengganti dari jumlah, kalimat / haraf.
Ø
Tanwin
iwad dari jumlah adalah yang
disertakan pada lafadz ( اِذْ ) untuk jadi pengganti dari jumlah yang
disandarkan pada jumlah, contoh :
ذَهَبْتٌإِلَي
الْمَلْعَبِ, وَحِيْنَئِدٍ اِسْتَمْتَعْتُ بِمَبَارَاةٍ جَيْدَة.
Yang sebenarnya
:
وَحِيْنَإِذْ
(ذَهَبْتُ إِلَى الْمَلْعَبِ) kemudian jumlahnya
dibuang dan diganti dengan tanwin.
Dan contoh
selain lafadz حِيْنَئِذٍ:... إلخ يًوْمَئِذٍ,
وَعِنْدَ ئِذٍ, وَسَا عَتَئِذٍ
Ø Tanwin iwad dari
kalimah adalah yang disandarkan kepada dua kata yaitu (كُلٌ وَ بَعْضٌ)jadi
pengganti dari suatu perkara yang keduanya disandarkan kepada kalimat.
Contoh:
اِسْتَقْبَلْتُ
الضُيُّوْ فَ وَرَحَّبْتُ بِكُلٍّ مِنْهُمْ
وَزَّعْتُ
النُّقُوْدَ فَوَضَعْتُ بَعْضًا فِى حَافِظَتِيْ وَبَعْضًا فِى جَيْبِى
Ø Tanwin iwad dari
huruf adalah yang disertakan pada wajan (فَوَاعِلَ) pada jama’nya
wajan فَاعِلَةٍ.
Contoh
yang mu’tal lam:وَغَوَاشٍ د َوَاعٍ
وَجَوَارٍ
Contoh
ketika jar dan rofa’: لِدَوَاعٍ
كَثِيْرَةٍ دَعَوْتُكُمْ لِلْاِ جْتِمَاعِ
Salah
satu ciri isim adalah memakai tanwin, namun ada isim yang tidak memakai tanwin
yang disebut isim ghoir mungsorif. Kalimat isim tidak boleh memakai
tanwin apabila dalam isim tersebut terdapat alif lam, yangdiidofatkan, yang ditasniyahkan,
yang dijama’kan kepada jama mudzakar salim, kalimat yang dilarang memakai
tanwin, atau isim tersebut memakai sifat dengan kalimat (اِبْنٌ).
Contoh:
الكِتَابُ, كِتَابُ الطَالِب,
كِتَابَانِ, مُهنَدَ سُوْنَ, أَحْمَدُ, مُحَمَّدُ بْنُ عبدالله
3.
Menerima
haraf nida
Contoh:
ياَ
مُحَمَّدُ, اِجْتِهَدْ
يَا
سَا ئِقًا سَيَّارَتَهُ, لاَ تُسْرِعْ
يَأَ
يُّهَا العَامِلُ, أَتْقِنْ عَمَلَكَ
يَا
مَنْ يَعْلَمُ السِرَّ وَالنَّجْوَى, اِغْفِرْ لِى
يَا
هَذَا, اِتَّقِ اللَه
يَا
اِيَّاكَ, قَدْ سَا عَدْ تُكَ
4.
Isim
yang baru, atau yang disandarkan pada isim
Contoh:
اِقْتَرَبَ
الاِ مْتِحَانُ. هَلْ اِسْتِعْدَدَتَ لَه؟
شَكَرَنِى
الَّذِى سَا عَدْ نُه
(مَا
عِنْدَ كُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ) (قران)
Dari
semua contoh diatas, itu adalah yang baru-baru datang atau musnad ilahi, dengan
adanya ciri isim ini maka dapat diketahui dzomir rofa’ muttasil, karena dzomir
rofa’ muttasil tidak diterima dalam ciri isim dan dengan adanya dzomir rofa’
muttasil maka kita dapat mengetahui sebagian macam kalimat.
5.
Menerima
harap jar
Apabila ada
suatu kata yang di jar kan oleh harap jar atau idofat, maka itu adalaj isim
Contoh:
رَأْسُ
الْعَقْلِ مُدَارَاةُ النَّاسِ
يَنْبَغِى
أَنْ تُشْنِى عَلَى كُلِّ رَجُلِ وَا جِبَه بِاِ خْلَاصِ
BAB
III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
·
Isim
adalah kalimat yang menunjukan kepada artinya dan bukan pada zamannya.
·
Ciri
isim diantaranya dimasuki alif lam, tanwin, ‘adawat nida, isim yang baru atau yang
disandarkan pada isim, dan terakhir kalimat yang dimasuki haraf jar.
·
Tanwin
ada empat, tanwin tamkin, tanwin tankir, tanwin mukobbalah, tanwin iwad.
No comments:
Post a Comment