Tuesday 28 October 2014

Pengertian Metode Langsung (Mubasyaroh)

KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله الّذي علّم بالقلم. علّم الإنسان ما لم يعلم. أشهد أن لا إله إلاّ الله الّذي فضّل بني آدم بالعلم والعمل على جميع العالم.  و أشهد أنّ سيّدنا ومولانا محمّدا عبده رسوله سيّد العرب والعجم اللّهمّ صلّ على سيّدنا محمّد و على آله وأصحابه ينابيع العلوم والحكم. وسلّم تسليما كثيرا. أمّا بعد.
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan inayahnya, sehingga tersusunlah makalah yang kami beri judul: “METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB LANGSUNG”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak sekali rintangan yang kami hadapi. Untuk itu dalam kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam mengatasi berbagai rintangan tersebut, antara lain :
1.      Kedua orang tua yang memberikan bantuan baik moril maupun material.
2.      Ibu Zukhaira, S.S., M.Pd, dan Ibu Nailur Rahmawati, S. Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa Arab yang telah memberikan saran serta dorongan kepada penulis.
3.      Teman-teman semua yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis.
4.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itulah dengan tangan terbuka kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.
Semarang, 19November 2013
DAFTAR ISI
MOTTO......................................................................................................................                        1
KATA PENGANTAR...............................................................................................                        2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I  PENDAHULUAN.........................................................................................                       4
A.  Latar Belakang Masalah................................................................................................... 4
B.   Rumusan Masalah............................................................................................................ 5
C.   Tujuan Penulisan Makalah .................................................................................              6
D.Manfaat Penulisan Makalah............................................................................................... 6
BAB II  PEMBAHASAN..................................................................................................... 7
A.   Pengertian Metode Langsung......................................................................................... 7
B. Karakteristik Metode Langsung...................................................................................... 12
C.  Langkah-langkah Penyajian Metode langsung............................................................... 18
D.   Kekurangan dan Kelebihan Metode Langsung............................................................. 18
BAB III  PENUTUP........................................................................................................... 24
A.Simpulan........................................................................................................................... 24
D.Saran................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Metode ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode gramatika terjemah dikaitkan dengan tuntutan kebutuhan nyata di masyarakat. Menjelang pertengahan abad ke-19, hubungan antar Negara di Eropa mulai terbuka sehingga menyebabkan adanya kebutuhan untuk bias saling berkomunikasi aktif diantara mereka. Untuk itu mereka membutuhkan cara baru belajar bahasa kedua,  karena metode yang ada dirasa tidak praktis dan tidak efektif. Maka pendekatan-pendekatan baru mulai dicetuskan oleh para ahli bahasa di Jerman, Inggris, Prancis, dan lain-lain yang membuka jalan bagi lahirnya metode baru yang disebut Metode Langsung. Diantara para ahli itu adalah Francois Gouin (1880-1992) seorang guru bahasa Latin di Prancis yang mengembangkan metode berdasarkan pegnamatannya pada penggunaan bahasa ibu oleh anak-anak. Metode ini memperoleh popularitas pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika. Pada waktu yang sama, metode ini juga digunakan untuk pengajaran bahasa Arab, baik di negeri Arab maupun di negeri-negeri Islam di Asia termasuk Indonesia.
Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi, dan dengan menyimak dan berbicara, sedangkan mengarang dan membaca dikembangkan kemudian. Oleh karena itu pelajar harus dibiasakan berpikir dengan BT (Bahasa Target) dan penggunaan bahasa ibu pelajar dihindari sama sekali.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian metode langsung?
2.      Apa saja karakteristik metode langsung?
3.      Apa saja langkah-langkah penyajian dalam metode langsung?
4.      Apa saja kekurangan dan kelebihan metode langsung?
C.      Tujuan Pembahasan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.         Mengetahui dan mendeskripsikanapa pengertian metode langsung.
2.         Mengetahui dan mendeskripsikanapa saja karakteristik metode langsung.
3.         Mengetahui dan mendeskripsikanapa saja langkah-langkah penyajian dalam metode langsung.
4.         Mengetahui dan mendeskripsikanapa saja kekurangan dan kelebihan metode langsung.
D.      Manfaat Penulisan
Secara teoretis makalah ini berguna untuk mendeskripsikan Metode Pengajaran Bahasa Langsung. Secara praktis makalah ini bermanfaat bagi:
1.         Penulis, sebagai sarana menambah pengetahuan mengenai Metode Pengajaran Bahasa Langsungdan hal lain yang berkaitan;
2.         Pembaca, sebagai media informasi berkaitan dengan Metode Pengajaran Bahasa Langsungdan hal lain yang berkaitan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Metode Langsung
Metode Langsung (Mubasyaroh) merupakan metode yang memprioritaskan pada ketrampilan berbicara. Metode ini muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dari metode sebelumnya (gramatika tarjamah), yang dipandang memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang mati. Seruan-seruan yang menuntut adanya perubahan-perubahan mendasar dalam cara pembelajaran bahasa itu mendapatkan momentumnya pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik di Negara Arab maupun di negara-negara Islam Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan.
Sebagai suatu reaksiproaktif terhadap  metode gramatika tarjamah, maka karakteristik dari metode ini adalah: a) memberi prioritas yang tinggi pada ketrampilan berbicara sebagai ganti ketrampilan membaca, menulis dan menerjemah, b) basis pembelajarannya terfokus pada teknik demontrastif; menirukan dan menghafal langsung ddimana murid-murid merngulang kata, kalimat, dan percakapan melalui asosiasi, konteks dan definisi yang diajarkan se ara induktif yaitu berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan, c) menghindari penggunaan bahasa ibu pelajar, d) kemampuan komunikasi lisan dilatih secara cepat melalui Tanya jawab yang terencana dalam pola interaktif yang bervariasi, e) interaksi antara guru dan murid terjalin secara aktif,
Jadi, pada dasarnya metode ini berangkat dari satu asumsi dasar, bahwa pembelajaran bahasa asing tidaklah jauh berbeda dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi keseharian, diman tahapannya bermula dari mendengarkan kata-kata, menirukan secara lisan, sedangkan mengarang dan membaca dikembangkan kemudian. Metode ini berorientasi pada pembentukan ketrampilan pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan tatabahasa yang fungsional dan berfungsi untuk mengontrol kebenaran ujarannya hingga mirip penutur aslinya.
Pembagian Metode Langsung (Mubasyaroh)
Ada tiga metode yang sangat lekat dengan metode langsung (Mubasyaroh), bahkan merupakan bagian yang berkesinambungan dalam metode tersebut. Meski pada prinsipnya ketiga metode tersebut tidak ada perbedaan. Namun ketiganya memiliki titik tekan yang dalam penggunaan bahasa asing yang dipelajari secara langsung dalam proses belajar mengajar, maka penggunaan bahasa ibu atau kedua sedapat mungkin dihindari. Menurut Al-Naqhoh ketiga metode itu adalah:
1.         Metode Psikologi (al-thoriqoh al-sikulujiyyah)
Disebut metode psikologi, karena proses pembelajarannya didasarkan atas pengamatan perkembangan mental dan asosiasi pikiran.  Beberapa cirri yang melekat pada metode ini antara lain:
a)        Menggunaan benda, diagram, gambar & chart untuk menciptakan gambaran mental dan menghubungkannya dengan kata-kata yang diucapkannya.
b)        Kosa kata dikelompokkan kedalam ungkapan-ungkapoan pendek yang berhubungan dengan satu masalah yang masih satu pelajaran. Beberapa pelajaran dikumpulkan dalam satu bab sedangkan kumpulan beberapa bab membentuk satu seri.
c)        penalaran mula-mula diberikan secara lisan, kemudian diberikan bagian demi bagian berdasarkan materi dalam buku.
d)       Jika sangat diperlukan, bahasa pelajar dapat digunakan.
e)        Pelajaran mengarang baru diperkenalkan setelah diberikan beberapa pelajaran terlebih dahulu.
2.         Metode fonetik (al-thoriqoh al-shautiyyah)
Metode ini dikenal juga dengan metode ucapan (al-thoriqoh al-nuthqiyyah). Disebut metode fonetik karena materi pelajaran ditulis berdasarkan fonetik, bukan ejaan seperti yang lazim digunakan. Dalam prakteknya metode ini mengawali proses pembelajaran dengan latihan pendengaran terhadap bunyi. Setelah itu dilanjutkan dengan latihan pengucapan kata, kalimat pendek, dan akhirnya kalimat yang lebih panjang. Selanjutnya kalimat-kalimat itu dirangkaikan menjadi sebuah percakapan atau cerita. Gramatika diajarkan secara induktif, sedangkan mengarang terdiri atas penampilan kembali tentang apa yang didengar dan dibaca.
3.         Metode Alamiah (al-thoriqoh al-thobi’iyyah)
Metode ini merupakan kelanjutan dari metode fonetik. Disebut metode alamiah karena belajar bahasa asing disamakan seperti bahasa ibu. Belajar bahasa ibu biasanya didasarkan pada prilaku atau kebiasaan sehari-hari yang berlangsung secara alamiah. Karena itu terkadang metode alamiah disebut sebagai metode kebiasaan (al-thoriqoh al-‘adiyyah). Di dalam belajar bahasa ibu seorang anak mulai menyerap bahasa dengan menyimak dan meniru bahasa yang digunakan oleh orang dewasa, lalu ia mengucapkan apa yang telah disemak secara berulang-ulang. Di dalam prakteknya ada beberapa hal yang membedakannya dengan metode lain, diantaranya:
a)        Mendasarkan teori pada kebiasaan anak-anak dalam mempelajari bahasa ibunya.
b)        Langkah pertama pengajaran adalah bunyi (tanpa buku) dilanjutkan kemudian oleh pengenalan kata dan kalimat secara lisan yang dulengkapi oleh pengenalan benda dan gambar.
c)        Kata dan istilah baru, diajarkan melalui kata-kata yang telah dikenal sebelumnya.
d)       Gramatika digunakan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan.
e)        Penggunaan kamus untuk membantu mengingat kata-kata yang sudah dilupakan.
B.       Karakteristik
Karakteristik Metode Langsung ini antara lain adalah sebagai berikut:
1)   Tujuan utamanya ialah penguasaan BT secara lisan agar pelajar bias berkomunikasi dalam BT.
2)   Materi pelajaran berupa: buku teks yang berisi daftar kosa kata dan penggunaannya dalam kalimat.
3)   Kaidah-kaidah bahasa diajarkan secara induktif, yaitu berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan.
4)   Kata-kata kongkret diajarkan melalui demonstrasi, peragaan benda langsung dan gambar.
5)   Kemampuan komunikasi lisan dilatihkan secara cepat melalui Tanya jawab yang terencana dalam pola interaksi yang bervariasi.
6)   Kemampuan berbicara dan menyimak kedua-duanya dilatihkan.
7)   Guru dan siswa sama-sama aktif, tapi guru berperan memberikan stimulus berupa contoh ucapan, peragaan, dan pertanyaan, sedangkan siswa hanya merespon dalam bentuk menirukan, menjawab pertanyaan, memeragakan, dan sebagainya.
8)   Ketepatan pelafalan dan tata bahasa ditekankan.
9)   BT digunakan sebagai bahasa pengantar secara ketat, dan penggunaan bahasa ibu pelajar sama sekali dielakkan.
C.      Langkah-Langkah Penyajian
Langkah-langkah penyajian dalam metode ini bisa bervariasi, namun secara umum adalah sebagai berikut:
1)   Guru memulai penyajian materi secara lisan, mengucapkan satu kata dengan menunjuk bendanya atua gambar benda itu, memeragakan sebuah gerakan atau mimic wajah. Pelajar menirukan berkali-kali sampai benar pelafalannya dan faham maknanya.
2)   Latihan berikutnya berupa Tanya jawab dengan kata Tanya “ma, hal, ayna” dan sebagainya, sesuai dengan tingkat kesulitan pelajaran, berkaitan dengan kata-kata yang telah disajikan.
3)   Setelah guru yakin bahwa siswa menguasai materi yang disajikan, baik dalam pelafalan maupun pemahaman makna, siswa diminta membuka buku teks. Guru memberikan contoh bacaan yang benar kemudian siswa diminta membaca secara bergantian.
4)   Kegiatan berikutnya adalah menjawab secara lisan pertanyaan atau latihan yang ada dalam buku, dilanjutkan dengan mengerjakannya secara tertulis.
D.      Segi Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan
1)      Pelajar terampil menyimak dan berbicara
2)      Pelajar menguasai pelafalan dengan baik seperti atau mendekati penutur asli.
3)      Pelajar mengetahui banyak kosa kata dan pemakaiannya dalam kalimat.
4)      Pelajar memiliki keberanian dan spontanitas dalam berkomunikasi karena dilatih berfikir dalam BT sehingga tidak terhambat oleh proses penerjemahan.
5)      Pelajar menguasai tatabahasa secara fungsional tidak sekedar teoritis, artinya berfungsi untuk mengontrol kebenaran ujarannya.
Kelemahan
2)   Memerlukan guru yang ideal dari segi keterampilan berbahasa dan kelincahan dalam penyajian pelajaran
3)   Tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.
4)   Tidak diperbolehkannya pemakaian bahasa ibu pelajar bisa berakibat terbuangnya waktu untuk menjelaskan makna satu kata abstrak, dan terjadinya kesalahan persepsi atau penafsiran pada siswa.
5)   Model latihan menirukan dan menghafalkan kalimat-kalimat yang kadang kala tidak bermakna atau tidak realistis karena tidak kontekstual, bisa membosankan bagi orang dewasa.
6)   Metode ini juga dikritik oleh para ahli dari segi kelemahan dasar teoritisnya, yang menyamakan pemerolehan bahasa pertama dengan bahasa kedua/asing.


BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,Metode langsung adalah metode yang memprioritaskan pada keterampilan berbicara. Metode ini muncul karena ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dari metode sebelumnya, metode gramatika tarjamah, yang dipandang memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang mati. Seruan-seruan yang menuntut adanya perubahan-perubahan mendasar dalam cara pembelajaran bahasa itu mendapatkan momentumnya pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik di negara arab maupun di negara-negara Islam di Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan.
Metode ini berangkat dari asumsi dasar, bahwa pembelajaran bahasa asing tidaklah jauh berbeda dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi keseharian, di mana tahapnnya bermula dari mendengarkan kata-kata, menirukan secara lisan, sedangkan mengarang dan membaca dikembangkan kemudian,. Metode ini berorientasi pada pembentukan ketrampilan pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan tata bahasa yang fungsional dan berfungsi untuk mengontrol kebenaran ujarannya, bak penutur asli.


DAFTAR PUSTAKA
Hermawan,Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Effendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:Misykat
Zaenuddin, Radliyah.  2005. Metodologi & Strategi Alternatif PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Yogyakarta: PUSTAKA RIHLAH GROUP
http://yanti-nurmaulidah.blogspot.com/2010/10/metode-langsung-dalam-pengajaran-bahasa.html

[1] Effendy, Ahmad Fuad, 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Misykat. Malang., hal. 45
[2] Ibid, hal. 46
[3] Zaenuddin, Radliyah. 2005. Metodologi & Strategi Alternatif PEMBELAJARAN BAHASA ARAB.
Yogyakarta: PUSTAKA RIHLAH GROUP. Cet. 1 hlm. 39-40
[4]Hermawan,Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Hlm. 179-180
[5] Effendy, Ahmad Fuad. Op. Cit. hal. 46-47
[6] Ibid, hal. 47-48
[7] Ibid, 48-49

No comments:

Post a Comment