BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masalah
pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah
pengelolaan kelas. Aspek yang paling sering didiskusikan oleh penulis
profesional dan oleh para pengajar adalah juga pengelolaan kelas. Mengapa
demikian? Jawabnya sederhama. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku
yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk meciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan
pengajaran efisien dan menggunakan mereka dapat belajar. Dengan demikian
pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih
tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Dengan
masalah yang telah bukan rahasia umum itu maka penulis menarik kesimpulan untuk
lebih membuka lagi mengenai judul yang akan kami bahas yaitu “Pengelolaan
Kelas Ditinjau dari Interaksi Komunikatif” yang mana di dalamnya
terdapat beberapa masalah-masalah pengelolaan kelas, untuk lebih jelasnya akan
penulis paparkan di dalam Pembahasan yaitu pada Bab II.
B. Rumusan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas
yaitu:
1.
1. Pengertian
Pengelolaan kelas
2.
2.Tujuan
Pengelolaan Kelas
3.
3.Prinsip-prinsip
Pengelolaan Kelas
4.
4.Penataan
ruang kelas
5.
5.Masalah
pengelolaan kelas
6.
6.Definisi
pendekatan komunikatif
7.
7.Ciri-ciri
pendekatan komunikatif
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca dalam bidang pembelajaran khususnya yaitu mengenai pengelolaan kelas
dengan interaksi komunikatif siswa. Adapun rincian yang ingin di capai dalam
pembahasan makalah penulis adalah:
1.
1.Agar dapat
memahami pengertian Pengelolaan kelas
2.
2.Agar dapat
mengetahui Tujuan dari Pengelolaan Kelas
3.
3.Agar
mengetahui Prinsip-prinsip dalam pengelolaan Kelas
4.
4.Agar dapat
memahami Penataan ruang kelas
5.
5.Agar dapat
mengetahui Masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas
6.
6.Agar dapat
mengetahui Definisi dari pada pendekatan komunikatif
7.
7.Agar
mengetahui dan memahami Ciri-ciri pendekatan komunikatif
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah yang penulis susun adalah ada beberapa poin yang
dapat di ambil sebagai bahan pembelajaran yang bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Adapun manfaat yang bisa di ambil
dari penulisan makalah ini adalah:
1.
1.Dapat
memahami pengertian Pengelolaan kelas
2.
2.Dapat
mengetahui Tujuan dari Pengelolaan Kelas
3.
3.Mengetahui
Prinsip-prinsip dalam pengelolaan Kelas
4.
4.Dapat
memahami Penataan ruang kelas
5.
5.Dapat
mengetahui Masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas
6.
6.Dapat
mengetahui Definisi dari pada pendekatan komunikatif
7.
7.Mengetahui
dan memahami Ciri-ciri pendekatan komunikatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
pengelolaan kelas
Pengelolaan
kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri asal katanya adalah ”kelola”,
ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan
adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris,
yaitu “management”, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.
Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto
(1990;2) adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.[1] Sedangkan
kelas menurut Oemar Hamalik (1987:311) adalah suatu kelompok orang yang
melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.[2]
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.[3]
Dalam
konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan kelas penting untuk diketahui
oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.
Sedangkan
menurut Sudirman N, dalam (dkk. 1991; 310), pengelolaan kelas adalah upaya
mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1989;115),
dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan
sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas
berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana
yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.[4]
B.
Tujuan
Pengelolaan Kelas
Tujuan
pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.
Secara umum pengelolaan kelas adalah penyedian fasilitas bagi bermacam macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual
dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu memungkinkan siwa belajar dan bekerja,
terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.
(Sudirman N, 1991, 311)
Suharsimi
Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.[5]
Terkait dari
penjelasan diatas dalam hal pengelolaan kelas dapat pula ditinjau dari
segi interaksi komunikatif. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala
kondisi apapun yang terjadi didalam kelas saat pebelajaran berlangsung agar
terciptanya komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan murid, murid dengan
guru sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan sekaligus meringankan tugas guru atau wali kelas.
C.
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Kelas
Dalam rangka
memperkecil masalah gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas
dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan
menguasai prinsi-prinsip pengelolaan kelas, yang di uraikan berikut ini :
1.
1.Hangat dan
Antusias
Hangat dan
antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat dan akrab
engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Penggunaan
alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru
dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa
yang dsi sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang
efektif.
4.
Keluesan
Keluesan
tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar
mengajar yang efektif..
5.
Penekanan
pada hal-hal yang positif
Pada
dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang
negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang
positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan Yang dapat mengganggu
jalannya proses belajar mengajar.
6.
Penanaman
disiplin diri
Tujuan akhir
dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri. Karena itu,guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan
mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus
disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya iku disiplin berdisiplin
dalam segala hal.[6]
D.
Penataan
Ruang Kelas
Meneciptakan
suasana belajar yang menggairahkan perlu memeperhatikan
peraturan/penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan belajar
hendaknya memungkinkan anak didik duduk berkelompok dan memudahkan
anak didik bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal
yang diperhatikan adalah :
a.
1.Ukuran dan
bentuk kelas
b.
2.Bentuk
serta ukuran bangku dan meja anak didik
c.
3.Jumlah
anak didik dalam kelas
d.
4.Jumlah
anak didik dalam setiap kelompok
e.
5.Jumlah
kelompok dalam kelas
Komposisi anak didik dalam kelompok
(seperti anak didik pandai dengan anak didik kurang pandai, pria dengan
wanita).[7]
E.
Masalah
Dalam Pengelolaan Kelas
Keaneka
macaman masalah perilaku siswa itu menimbulkan beberapa masalah pengelolaan
kelas. Menurut made pidarta masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan
dengan perilaku siswa adalah:
- Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik, dan pertentangan jenis kelamin.
- Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, bergi kesana-kemari, dan sebagainya
- Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh dan sebagainya
- Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, ialah menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
- Mudah mereaksi negatif atau terganggu misalnya didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya
- Moral rendah, permusuhan dan agresif misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya
- Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainya .[8]
Kegiatan
interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok menghendaki peninjauan pada aspek
perbedaan individual anak didik. Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya
di tempatkan di belakang. Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau
pendengaran sebaiknya di tempatkan di depan kelas. Dengan begitu, mata anak
didik yang minus dapat melihat tulisan di papantulis dengan cukup baik.
Penempatan anak didik yang mengalami ganggung pendengaran didepan akan
mempermudah si anak untuk menyimak apa yang disampaikan guru.[9]
Pengaturan
tempat duduk sebenarnya akan berhubungan dengan permasalahan siswa sebagai
individu dengan perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis.
Tetapi di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya,
persamaan dan perbedaan dimaksud adalah :
1.
Persamaan
dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi)
2.
Persamaan
dan perbedaan dalam kecakapan
3.
Persamaan
dan perbedaan dalam hasil belajar
4.
Persamaan
dan perbedaan dalam bakat
5.
Persamaan
dan perbedaan dalam sikap
6.
Persamaan
dan perbedaan dalam kebiasaan
7.
Persamaan
dan perbedaan dalam pengetahuan /pengalaman
8.
Persamaan
dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
9.
Persamaan
dan perbedaan dalam minat
10.
Persamaan
dan perbedaan dalam cita-cita
11.
Persamaan
dan perbedaan dalam kebutuhan
12.
Persamaan
dan perbedaan dalam kepribadian
13.
Persamaan
dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
14.
Persamaan
dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan
Berbagai persamaan dan perbedaan
kepribadian siswa diatas, berguna dalam membantu usaha pengaturan kelas.
Terutaman berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokan siswa guna
menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan
belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang
relatif lama.[10]
F.
Definisi
Pendekatan Komunikatif
Pendekatan
komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang menekankan pada
kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam situasi keseharian.
Beberapa pendapat tentang pendekatan
komunikatif
- Penguasaan secara naluri yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami bahasa secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi dan dalam hubungannya dengan konteks sosial (Dell Hymes)
- Pendekatan yang mengintegrasikan pengajaran fungsi-fungsi bahasa dan tata bahasa (Little Wood, 1981)
- Pendekatan yang mendasarkan pandangannya terhadap penggunaan bahasa sehari-hari secara nyata (M. Soenardi Dwiwandono, 1996)
Dari pendapat-pendapat di atas
tampaknya pendekatan komunikatif ingin ditekankan fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi dalam proses interaksi antarmanusia. Komunikasi di sini juga bisa
berupa komunikasi lisan maupun tertulis.[11]
Secara umum
ada empat buah strategi ataupun alat bantu yang dapat di gunakan untuk
penyajian peraturan, prosedur, dan perintah yang komplek agar dapat diambil
keputusan yang tepat dan persoalan dapat diatasi.
- Strategi yang tidak dapat menjamin yang tidak dapat menjamin bahwa persoalan yang dapat dilakukan dengan baik, ialah :
a.
Prosa yang
beruntun, ciri ini metode penyampaian yang paling umum.
b.
Huristik,
cara ini terdiri dari proses mencoba-coba atau penemuan (discovery)
2. Strategi yang benar-benar dapat menjamin pemecahan yang baik, asal saja inforamsinya yang tepat dan akurat, ialah :
2. Strategi yang benar-benar dapat menjamin pemecahan yang baik, asal saja inforamsinya yang tepat dan akurat, ialah :
a.
Algoritma,
cara ini adalah resep atau seperangkat perintah yang disajikan dalam “Format
Pohon Keluarga”.
b.
Tabel
keputusan, ini juga merupakan resep, tertapi hal ini berbentuk
pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab.[12]
G.
Ciri-ciri
Pendekatan Komunikatif
Adapun ciri-ciri
pendekatan Komulatif adalah sebagai berikut :
1.
Adanya
kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling berkaitan erat
2.
Pembelajaran
berorientasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan ketepatan
gramatikal
3.
Pembelajaran
diarahkan pada modifikasi dan peningkatan murid dalam menemukan kaidah bahasa
lewat kegiatan berbahasa
4.
Materi
pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa pembelajar
Pentingnya faktor afektif dalam belajar bahasa
Pentingnya faktor afektif dalam belajar bahasa
Dengan pembelajaran komunikatif,
siswa diharapkan mangusai kompetensi komunikatif. Karakteristik kompetensi
Komunikatif
1.
Bersifat
dinamis. Kompetensi bahasa selalu berubah-ubah menuju ke arah kemajuan sesuai
dengan kemajuan dan berkembangan bahasa.
2.
Meliputi
bahasa lisan dan tulis. Siswa dianggap memiliki kompetensi bahasa apabila
mereka menguasai bahasa secara lisan dan tulisan baik dalam tataran reseptif
maupun produktif.
3.
Bersifat
kontekstual sesuai dengan kondisi yang ada.
4.
Meliputi kompetensi
bahasa dan performansi bahasa
5.
Bersifat
relative
Prosedur pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan komunikatif menurut (Finnachiaro & Brumfit, 1983)
1.
Penyajian
dialog singkat
2.
Pelatihan
lisan dialog yang disajikan
3.
Penyajian
tanya jawab
4.
Penelaah dan
pengkajian
5.
Penarikan
simpulan
6.
Aktivitas
interpretative
7.
Aktivitas
produksi lisan
8.
Pemberian
tugas
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian
pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna
mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas
merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
2.
Tujuan
Pengelolaan Kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam
kelas.
3.
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Kelas adalah Hangat dan Antusias, Tantangan, Bervariasi, Keluesan,
Penekanan pada hal-hal yang positif, Penanaman disiplin diri
4.
Dalam
pengaturan ruang belajar, hal-hal yang diperhatikan adalah : Ukuran dan bentuk
kelas, Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik, Jumlah anak didik dalam
kelas, Jumlah anak didik dalam setiap kelompok, Jumlah kelompok dalam kelas
5.
Masalah
Dalam Pengelolaan Kelas adalah: Kurang kesatuan, Tidak ada standar perilaku
dalam bekerja kelompok, Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, Kelas
mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, Mudah mereaksi negatif atau
terganggu misalnya didatangi monitor, Moral rendah, permusuhan, Tidak mampu
menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
6.
Beberapa
pendapat tentang pendekatan komunikatif adalah Penguasaan secara naluri,
Pendekatan yang mengintegrasikan pengajaran, Pendekatan yang mendasarkan
pandangannya terhadap penggunaan bahasa sehari-hari secara nyata.
7.
Adapun
ciri-ciri pendekatan Komunikatif adalah sebagai berikut :
a.
Adanya
kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling berkaitan erat
b.
Pembelajaran
berorientasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan ketepatan
gramatikal
c.
Pembelajaran
diarahkan pada modifikasi dan peningkatan murid dalam menemukan kaidah bahasa
lewat kegiatan berbahasa
d.
Materi
pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa pembelajar
Pentingnya faktor afektif dalam belajar bahasa
Pentingnya faktor afektif dalam belajar bahasa
B.
Saran
Kami
menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, maka pembaca dapat menggali
kembali sumber-sumber lainnya, untuk menyempurnakannya. Jadi kami harapkan
kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk kami lebih bisa baik dan
sempurna lagi dalam pembuatan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Cv.
Rajawali, Jakarta, 1991.
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka Cipta, 2002
No comments:
Post a Comment