Tuesday 7 October 2014

Pengertian dari isim ma’rifah dan isim nakirah

MAKALAH BAHASA ARAB 2
"المعرفة والنكرة"
Lecturer : AHMAD SHOLIHIN, S.Pd.I
Jurusan Tarbiyah
Program Study Pendidikan Bahasa Inggris
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :
DANNY FERDIANSYAH
DWI MAILIA PUTRI
EKA SRI LESTARI

i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
            Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti.
            Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia menyampaikan risalahnya sampai akhir zaman.
            Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, maka bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon kiranya dapat memberikan kritik serta saran yang dapat membawa kepada kebaikan. Pada kesempatan ini pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Prabowo Adi Widayat, M.Pd.I  selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Arab 2 yang telah membimbing penulis hingga terselesaikan makalah yang sederhana ini. Mudah-mudahan atas bantuan serta bimbingan semua pihak, Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal, aamin yaa Rabbal aalamiin.
            Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
                                                                                               
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I             PENDAHULUAN
                        1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
                        1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 1
BAB II            PEMBAHASAN
                        2.1 Pengertian dari Isim Ma’rifat dan Isim
      Nakirah................................................................................... 2
2.2 Pembagian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah....................... 3
2.3 Pengaplikasian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah di dalam
      bentuk kalimat....................................................................... 6
BAB III          KESIMPULAN DAN
PENUTUP...................................................................................  9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
            Kaum muslimin memaklumi, bahwa bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an, hukumnya fardhu ‘ain.
            Kaidah-kaidah bahasa Arab dibahas lebih rinci sehingga dapat membantu para pembaca untuk lebih memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan diharapkan lebih membantu dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
            Makalah ini disajikan dengan tujuan untuk memahami kaidah-kaidah dalam bahasa Arab yang sesuai dengan sub judulnya. Pada kesempatan kali ini, khususnya penulis akan membahas materi yang berkaitan tentang isim ma’rifat dan isim nakirah. Perlunya penulis memaparkan rumusan masalah yang muncul dari materi tersebut, antara lain :
            1. Apa pengertian dari isim ma’rifat dan isim nakirah?
            2. Pembagian dari isim ma’rifat dan isim nakirah?
            3.Pengaplikasian isim ma’rifat dan isim nakirah di dalam bentuk kalimat?
1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1 Pengertian dari isim ma’rifah dan isim nakirah
Kaidah:                                                                                               القاعدة 
المعرفة اسم يدل على شيئ معين
Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu.
النكرة اسم يدل على شيئ غير معين
Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda tertentu.[1]
            Isim itu terbagi pada nakirah dan ma’rifah.
1. Isim nakirah adalah isim yang pengertiannya tidak tertentu, seperti :
= seorang manusia, dan
= sebuah pena, (tidak tertentu pena yang mana)
2. Isim ma’rifat adalah isim yang diketahui (difahami) maksudnya.[2]
Isim Ma’rifat
ما دل على معين
          Lafadz yang menunjukkan benda tertentu.
Isim Nakirah
والنكرة كل اسم شائع في جنسه لا يختص به واحد دون آخر وتقريبه كل ما صلح دخول الألف واللام عليه نحوالرجل والغلام
Isim nakirah ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan sesuatu perkara dan lainnya. Singkatnya ialah, setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam, contoh : الرجل   atau  الغلام   (asalnya رجل  dan  غلام).[3]
2.2 Pembagian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah
            1. Pembagian Isim Ma’rifat
A. Isim ‘Alam
            Kaidah:                                                                                                 القاعدة 
العلم اسم معرفة سمى به شخص أومكان أوحيوان أو أي شيئ اخر
Alam, yaitu isim ma’rifat yang digunakan untuk menamai orang, tempat, hewan, atau benda-benda lain[4].
            Dan isim ‘alam  itu terbagi pula pada isim, kunyah dan laqab. Yang dimaksud dengan kunyah yaitu setiap sebutan nama atau panggilan yang tersusun dari dua kata dengan cara idhafat. Dan laqab yaitu setiap panggilan yang menunjukkan ketinggian martabat atau merendahkannya.[5]
B. Isim Dhamir
            Isim dhamir yaitu isim kata ganti untuk pembicara atau orang pertama, dan untuk orang yang diajak bicara atau orang kedua, seperti : انا    = saya, dan انت  = engkau (lk), dan untuk orang ketiga هو = dia (lk).[6]        
            Dan dhamir itu terbagi kepada dua bagian, yaitu:
1. Dhamir bariz
2. Dhamir mustatir
            Yang dimaksud dengan dhamir bariz adalah dhamir yang ada bentuknya (berupa lafadz) seperti ( ت ) pada فهمت  . Dan dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak ada bentuknya (tidak tampak berupa lafadz), melainkan hanya dalam pemahaman saja, seperti dhamir pada fi’il  فهم  dhamirnya هو . Dan dhamir bariz itu terbagi pada munfashil dan muttashil. Dhamir munfashil yaitu dhamir yang tampak karena berdiri sendiri dalam pengucapan, seperti انا  = saya, dan نحن  = kita. Dan dhamir muttashil yaitu dhamir yang tampaknya seakan-akan merupakan bagian atau suku kata dari kata-kata sebelumnya seperti ( ت ) pada فهمت dan ( ا  ) pada فهما  .
C. Isim Mubham
            Yang dikehendaki adalah isim isyaroh dan isim maushul, dikarenakan makna keduanya yang samar (mubham), yang bisa tertentu dengan melalui isyaroh dan shilah.[7]
            1. Isim Isyaroh
                        Yaitu isim yang dicetak untuk perkara yang diisyarohi yang tampak dengan jari (telunjuk) dan sesamanya.
Contoh : هذا, هذه , هؤلاء          
2. Isim Maushul
                        Yaitu isim yang menunjukkan sesuatu/seseorang yang tertentu dengan cara menyebutkan suatu kalimat sesudahnya yang disebut selatul-maushul.[8] Dan lafadz-lafadznya adalah :
الذى                 : yang digunakan untuk seorang laki atau sesuatu jenis 
  mudzakkar
اللذان / اللذين    : yang digunakan untuk dua orang/benda jenis mudzakkar       
 الذين/ الأولى    : yang digunakan untuk jama’ manusia mudzakkar
التى                  : yang digunakan untuk seorang perempuan atau sejenis
  muannats
اللتان / اللتين     : yang digunakan untuk dua orang/benda jenis muannats
اللاتى / اللائ     : yang digunakan untuk jama’ manusia muannats
D. Isim-isim yang dimasuki أل 
          Yaitu isim yang dimasuki أل dan memberikan pengertian ketentuan bagi isim tersebut. Seperti : السيف  = pedang itu
                                     القلم    = pena itu
E. Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat
            Yaitu isim-isim yang di idhofahkan pada salah satu dari isim-isim ma’rifat yang di muka maka terjadilah ma’rifat dengan itu :
Contoh:
قلم محمود        = Di idhofahkan pada Isim Alam
قلم هذا            = Di idhofahkan pada Isim Isyaroh
قلمك                 = Di idhofahkan pada Isim Dhamir
قلم الرجل         = Di idhofahkan pada lafadz yang dimasuki Al
قلم الذى كتب     = Di idhofahkan pada Isim Maushul
F. Isim ma’rifat dengan sebab Nida’
            Yaitu isim munada’ yang ditentukan maksudnya, maka dengan sebab itu jadilah isim ma’rifat (isim munada’ yaitu isim yang diseru dengan kata seru  يا ).
Contoh :
يا رجل                = Hai! Bung!
يا غلام               = Hai nak!
2.3 Pengaplikasian isim ma’rifat dan isim nakirah didalam bentuk kalimat
            A. Contoh-contoh dari Isim Ma’rifat
1. Contoh dari Isim Alam :
ابو بكر يذهب الى السوق-               = Abu bakar sedang pergi ke pasar
هارون الرشيد يشتري الرز-            = Harun Ar-Rasyid sedang membeli beras
6
2. Contoh dari Isim Dhamir :
- انا موظف                                 = Saya adalah seorang pegawai
- بيتها فسدة                                = Rumahnya(pr) itu rusak
3. Contoh dari Isim Mubham
            a. Contoh dari Isim Isyaroh :
                        -  هذا كوب                      = Ini adalah sebuah gelas
                        - هذه خزانة                    = Ini adalah sebuah Almari
                        - اولاء الصائمون             = Mereka adalah orang-orang yang berpuasa
            b. Contoh dari Isim Maushul :
                        -    اكرم الذى علمك          = Muliakanlah orang yang telah
    mengajarkan engkau
                        - اكرم الذين علماك           = Muliakanlah orang yang telah
    mengajarkan engkau
                        - اكرم الذين علموك          = Muliakanlah orang yang telah
    mengajarkan engkau
Dari ketiga contoh tersebut memiliki arti yang sama, namun berbeda cara penempatan dan kedudukannya.
4. Contoh dari Isim-isim yang dimasuki أل  :
            - الدكان فسيح                              = Toko itu luas                       
            - المستشفى فسدة                                     = Rumah sakit itu rusak
7
5. Contoh dari Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat
            - بيت عائشة ضيقة                        = Rumah Aisyah itu sempit
            - جدار ذلك واسخ                         = Dinding itu kotor
6. Contoh dari Isim ma’rifat dengan sebab Nida’ :
            - يا احمد ارجع الى بيتك                 = Hai Ahmad! Pulanglah ke rumahmu!
            - يا فاطمة ا كنسى فناء بيتك            = Hai Fatimah! Sapulah Halaman
   Rumahmu!
            B. Contoh dari Isim Nakirah :
- ( Didalam laci itu ada buku)                          =         فى الدرج كتاب
- ( Seorang laki-laki menanyakan ayahku)      = سأل رجل عن والدى
- ( Muhammad merobek kertas )                     =  مزق محمد ورقة     
            Keterangan :
                        Apabila kita perhatikan setiap isim dalam kalimat-kalimat di atas, kita akan melihat bahwa kata كتاب (buku), رجل  (seorang laki-laki), ورقة (kertas), ia tidak menunjukkan kepada benda tertentu yang sudah kita kenal. Isim seperti ini disebut dengan Isim Nakirah.
8
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
            Isim Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu yang bersifat khusus, dan Isim Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda tertentu yang bersifat umum. Di samping itu, macam-macam Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah antara lain:
Isim Ma’rifat terbagi menjadi 7 macam, yaitu: Isim Alam, Isim Isyaroh, Isim Maushul, Isim Dhamir, Isim-isim yang dimasuki Alif dan Lam, Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat dan Isim Ma’rifat dengan sebab Nida’. Dan Isim Nakirah tidak ada pembagiannya atau macam-macamnya.
Akhirnya, penulis pribadi megucapkan terima kasih kepada Allah SWT, dan kepada Bapak Prabowo Adi Widayat, M.Pd.I selaku dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam membuat makalah yang sederhana ini. Dan penulis berharap kritikan serta saran dari dosen pengampu maupun dari pembaca itu sendiri. Tentunya kritikan yang membangun dan membawa kepada kebaikan bagi penulis.
9
DAFTAR PUSTAKA
-          Thalib, Drs. Muhammad, Tata Bahasa Arab 2 Terjemah ANNAHWUL WADHIH Ibtidaiyyah, (Bandung:PT Al Ma’arif), 2002
-          Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010
-          Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
-          Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul Hikmah), 1999
-          Syaekhuddin, Ahmad dkk, Belajar Bahasa Arab, (Jakarta:Penerbit Erlangga), 2009
10


[1]Thalib, Drs. Muhammad, Tata Bahasa Arab 2 Terjemah ANNAHWUL WADHIH Ibtidaiyyah, (Bandung:PT Al Ma’arif), 2002, hlm. 191
[2] Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010, hlm. 182
2
[3] Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009, hlm. 108
[4] Opcit., hlm. 195
[5] Opcit., hlm. 192
3
[6] Opcit., hlm. 183
[7] Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul Hikmah), 1999, hlm. 120
4
[8] Opcit., hlm. 196
5

No comments:

Post a Comment