KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin,
segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah Kinesiologi dan Biomekanika
Olahraga. Kemudian Shalawat dan salam kita kirimkan untuk junjungan
kita nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dapat diselesaikan
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada bapak yang membimbing perkuliyahan ini,
kemudian Kedua orang tua yang telah mendukung baik secara moril maupun
materil, seterusnya rekan- rekan mahasiswa Ilmu Keolahragaan dan segenap
pihak yang mendukung kelompok kami.
Semoga bimbingan yang Bapak, Ibu dan rekan-rekan berikan menjadi amal ibadah dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Penulis
menyadari keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga mungkin terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin
Jepara, Oktober 2013
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Masalah................................................................................ 2
BAB II Pembahasan
A. Permainan Bola Volly...................................................................... 3
B. Teknik Dasar, Kontraksi Otot dan Pergerakan Sendi...................... 3
C. Analisis Mekanika Gerak................................................................. 11
D. Kontraksi Otot................................................................................. 17
E. Sistem Energi................................................................................... 20
F. Metode Latihan................................................................................ 21
BAB III Penutup
A. Kesimpulan...................................................................................... 27
B. Saran................................................................................................ 27
Daftar Pustaka............................................................................................. 28
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Permainan
bola voli diciptakan pada tahun 1895 oleh Willam Morgan di kota
Hokyoke, Massachusset, Amerika Serikat. Nama semula permainan bola voli
adalah mintonette, cara memainkan bola hampir sama dengan permainan
badminton. Berkat usaha Morgan bola voli berkembang pesat di Amerika,
sejalan dengan perkembangannya oleh Dr.A.T. Halsted Sprngfield diubah
namanya menjadi volleyball yang berarti memvoli bola tanpa memantul
lantai, melintasi jaring secara bergantian. Tahun 1900 permainan bola
voli sudah dikenal di India yang dibawa oleh seorang ahli pendidikan
Jasmine dari YMCA yang bernama De Gray. Permainan bola voli masuk di
Indonesia pada tahun 1928 pada jaman penjajahan Belanda melalui
guru-guru Belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan. Sejak PON
II di Jakarta tahun 1951 sampai sekarang bola voli termasuk cabang
olahraga yang resmi dipertandingkan.
Dengan perkembangan bola
voli yang begitu pesat menantang para guru dan ahli untuk menciptakan
metode-metode latihan baru dengan kombinasi teknik yang lebih efektif.
Sekarang ini permainan bola voli tidak hanya dimiliki oleh negara-negara
maju, perkembangannya merata bahkan di Indonesia sudah sampai ke
pelosok desa.
Untuk dapat menghasilkan tim-tim yang tangguh
setiap tim harus mampu memanfaatkan potensi tim, yang meliputi potensi
dalam grup dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing pemain. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal dalam
cabang olahraga.
1
Faktor –faktor tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu: Aspek biologis terdiri atas
potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur tubuh,
struktur tubuh dan gizi, Aspek psikologis terdiri atas intelektual atau
kecerdasan, motivasi, kepribadian, koordinasi kerja otot dan saraf,
Aspek lingkungan, Aspek penunjang.
2
Dengan demikian dapat
diartikan bahwa untuk mencapai prestasi yang maksimal diperlukan
faktor-faktor yang saling menunjang. Dalam permainan bola voli terdapat
teknik-teknik dasar yaitu, servis, pass bawah, pass atas, smash dan
blok. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu
unsur yang ikut menentukan menang kalahnya suatu pertandingan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja teknik dasar dalam permainan bola volly?
2. Bagaimana keadaan fisik motorik dan keadaan fisiologi dalam permainan bola volly?
3. Bagaimana kontraksi otot dalam bola volly?
4. Apa saja sendi yang berperan dalam gerakan teknik dasar permainan bola volly?
5. Bagaimana mekanika gerak dalam bola volly?
6. Apa saja metoda latihan untuk meningkatkan motorik dalam olahraga bola volly?
C. TUJUAN PENULISAN
Ada
pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja
teknik permainan bola volly, keadaan fisik serta keadaan motorik,
kontraksi otot, sendi, mekanika gerak dan metode latihan yang baik untuk
meningkatkan perkembangan motorik dalam permainan bola volly.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permainan Bola Voli
Permainan bolavoli pada dasarnya merupakan permainan yang menyenangkan
dan biasa dijadikan rekreasi di waktu jenuh setelah melakukan aktivitas.
Perkembangan bolavoli sangat cepat seiring dengan perkembangan olahraga
sehingga bolavoli tidak hanya untuk rekreasi dan untuk mengisi waktu
luang tetapi berkembang sebagai suatu profesi dan menuntut prestasi
tinggi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan
bolavoli adalah permainan yang dimainkan oleh enam orang tiap team dan
dilakukan di lapangan yang bentuknya persegi panjang, ditengahnya
dibatasi net yang fungsinya untuk memisahkan pemain antar team. Teknik
dasar sangat besar pengaruhnya terhadap permainan ini, baik dan jeleknya
permainan tergantung penguasaan teknik dasar pemain dan penegakan
peraturan permainan oleh wasit.
(Wikipedia bahasa Indonesia)
B. Teknik Dasar, Kontraksi Otot serta Pergerakan Sendi dalam Bola Volly
1. Pasing
Passing
merupakan suatu teknik dalam perainan bola voli yang tujuannya adalah
untuk mengoper bola kesuatu tempat atau kepada teman sendiri dalam satu
regu. Passing terbagi dua macam, diantaranya:
a. Passing Bawah (Pukulan/pengambilan tangan kebawah)
· Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
· Tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
· Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
b. Passing Ke atas (Pukulan/pengambilan tangan ke atas)
· Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
·
3
Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
·
4
Penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya meluruskan kedua tangan
· Menggunakan gerakan kaki untuk menambah power
Menurut
Durrwachter (1982:52) ada beberapa langkah-langkah gerakan teknik dasar
passing bawah dimulai posisi siap melakukan passing sampai posisi
setelah melakukan passing:
· Posisi Siap Menunggu Kedatangan Bola
Tubuh
agak membungkuk, sikap kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki
selebar bahu, lengan bawah diangkat sehingga mendatar. Dari gerakan
tersebut kekuatan otot tungkai sangant dominan terutama otot-otot pada
tungkai bawah, karena posisi telapak kaki yang jinjit, sehingga
diperlukan kekuatan otot tungkai bawah bagian belakang yang baik.
· Bola Dipantulkan dengan Lengan Bawah
Bola
mengenai kedua lengan bawah secara bersamaan dan terpantul ke atas
lagi, gerak lengan lebih mirip sikap mengangkat atau mendorong, dan
bukan memukul. Dalam hal ini otot lengan berperan dalam sukses tidaknya
pasing bawah. Otot bisep dan trisep sebagai penopang lengan atas juga
sangat berperan memberikan dorongan kekuatan dalam melakukan pasing,
terlebih pada saat melakukan pasing atas, dorongan dari lengan sangat
membantu.
Passing bawah merupakan upaya pemain dengan
menggunakan sisi bagian dalam lengan bawah untuk mengoperkan bola yang
dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
Pergerakan sendi :
· Passing atas
- Alat gerak atas (tangan) : gerakan flexi dan extensi.
- Alat gerak bawah (tungkai) : gerakan flexi dan extensi.
·
5
Passing Bawah
- Alat gerak atas (tangan) : gerakannya adduksi.
- Alat gerak bawah (tungkai) : gerakannya flexi dan extensi.
2. Servis
Servis
adalah sentuhan pertama dengan bola. Dalam perkembangannya servis
menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi teknik dasar
servis tidak boleh diabaikan. Kemudian servis yang dilakukan atau
pemanfaatannya dikelompokkan pada keterampilan pemain. Tetapi tujuannya
adalah sebagai penyerangan yang pertama, sehingga keterampilan ini
membutuhkan kondisi fisik yang baik.
Service ada beberapa macam:
a.
Service atas adalah service dengan awalan melemparkan bola ke atas
seperlunya. Kemudian Server melompat untuk memukul bola dengan ayunan
tangan dari atas.
b. Service bawah adalah service dengan
awalan bola berada di tangan yang tidak memukul bola. Tangan yang
memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan
ayunan tangan dari bawah.
c. Service mengapung adalah
service atas dengan awalan dan cara memukul yang hampir sama. Awalan
service mengapung adalah melemparkan bola ke atas namun tidak terlalu
tinggi (tidak terlalu tinggi dari kepala). Tangan yang akan memukul bola
bersiap di dekat bola dengan ayunan yang sangat pendek.
Yang perlu diperhatikan dalam service antara lain :
1. Sikap badan dan pandangan.
2. Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
3. Saat kapan harus memukul bola.
6
Pelaksanaan servis secara umum dibagi 3 bagian, yaitu;
·
melempar bola ke atas, dalam hal ini dalam upaya melempar dibutuhkan
kekuatan otot-otot lengan yang cukup kuat terutama deltoid sebagai
pangkal lengan yang juga didukung oleh pektoralis mayor dan lattisimus
dorsi.
· Memukul bola, fase ini merupakan fase terpenting
dalam melakukan teknik servis. Kekuatan akan berumpu pula pada
otot-otot bahu, dada, dan triceps.
· Follo trough, merupakan fase tindah lanjut. Ini menunjukkan bahwa kelompok anggota gerak atas berfungsi maksimal.
Dalam
teknik mahir sevis dapat dilakukan dengan melompat, atau biasa disebut
dengan jump serve. Teknik yang dilakukan hanya menambah saat melompat
keudara yang tentunya melibatkan otot-otot tungkai, gluteus atau trunk.
Jadi dalam servis dibutuhkan hampir seluruh melobatkan otot-otot bagian
tubuh.
Kontraksi otot saat servis
Kontraksi otot
pada saat gerakan servis adalah kontraksi otot isometrik. Hal ini
dikarenakan pada saat servis otot mengalami kontraksi tapi tidak memberi
perubahan pada panjang otot. Peristiwa yang terjadi pada saat kontraksi
isometrik yaitu sakormer, kepala myosin menarik aktin tanpa terjadi
pemindahan dari troponim satu ke troponim lain atau tidak terjadi
mekanisme sliding. Efek dari mekanisme ini setiap sakermer tidak berubah
panjangnya. Bafirman(2013:73)
Pergerakan sendi
· Servis atas
- Alat gerak atas (tangan) : gerakannya endorotasi
· Servis bawah
- Alat gerak atas (tangan) : gerakannya adduksi
- Alat gerak bawah (tungkai) : gerakannya flexi dan extensi
3.
7
Smash
Smash
merupakan teknik yang menjadi andalan untuk menyerang agar mendapatkan
poin. Saat melakukan smash kekuatan dan power otot sangat menentukan
keberhasilan melakuan smash.
a. Tolakan
Pada tahap
tolakan ini, kaki berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki
hampir sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem
gerak ke depan, dan sebagai persiapan meloncat ke arah vertikal. Kedua
lengan diayun ke belakang atas sebatas kemampuan berupa gerak rotasi
bahu. Bersamaan dengan gerakan ini, kaki ditekuk sehingga lutut
membentuk sudut kurang lebih 110º yang merupakan sudut yang efektif
untuk menolak karena dengan sudut tarikan otot yang besar akan
menghasilkan gaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada sendi
lutut yang mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang
bersifat ellipsoidea rangkap (sendi bujur telur). Setelah itu badan siap
untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang
depan. Gerakan ini merupakan gerak fleksi tungkai bawah (flexi genu)
yang melibatkan otot hamstring dan gerak dorsoflexi yang melibatkan
otot tibialis anterio untuk persiapan menolak.
Tahap menolak
secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan jari kaki
menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai bawah
(ekstensi genu) yang melibatkan otot quadricep feimoris dan gerakan
plantarflexi yang melibatkan otot gastrocnemius. Sambil meloncat kedua
lengan diayunkan ke depan atas yang merupakan gerak rotasi bahu ke atas
(anteflexi) pada sendi bahu yang bersifat globoidea (sendi peluru)
dengan melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis major, otot biceps
brachii, dan otot coracobrachialis. Sesaat setelah meloncat ketika tubuh
melayang di udara posisi togok membusur ke belakang, yang merupakan
gerak hiperekstensi togok (kayang). Telapak kaki, pergelangan kaki,
panggul, dan togok digerakkan serasi untuk memperoleh rangkaian gerak
yang sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
b.
8
Impact (Lompatan)
Keterampilan
ini merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya menepatkan saat
yang tepat dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan keberadaan bola
yang jatuh. Dalam fase ini kerja otot-otot perut dan punggung sangatlan
dominan
Ketika tubuh melayang di udara, jarak bola di depan atas
sejangkauan lengan pemukul. Segera lengan dilecutkan ke belakang kepala
dan dengan cepat lecutkan lengan ke depan sejauh jangkauan atau raihan
legan terpanjang dan tertinggi. Bola dipukul secepat dan setinggi
mungkin dengan perkenaan bola dan telapak tangan tepat pada bagian
tengah atas bola. Pergelangan tangan aktif menghentak ke depan dengan
telapak tangan dan jari menutup bola yang merupakan gerak fleksi
pergelangan tangan dengan melibatkan otot flexor carpi radialis dan otot
flexor pollicis longus pada sendi pergelngan tangan yang bersifat
ellipsoidea (sendi bujur telur). Setelah perkenaan dengan bola, lengan
pemukul membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan (gerak
retrofleksi) yang melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis major,dan
otot lactisimus dorsi, dengan diikuti gerak tubuh membungkuk (gerak
fleksi togok) yang melibatkan otot abdominis dan otot pectineus. Gerakn
lecutan lengan, telapak tangan, togok, tangan yang tidak memukul, dan
kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada
di udara. Pukulan yang benar akan menghasilkan jalannya bola yang keras
dan cepat menurun ke tanah dengan putaran yang cepat ke arah depan (top
spin).
Pukulan menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan
yang terkuat. Dengan kuatnya pukulan memberikan peluang untuk
mendapatkan poin. Saat memukul, otot yang terlibat langsung adalah
kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan triceps serta otot lengan
bagian bawah.
c. Pendaratan.
Dalam fase pendaratan,
otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan berat badan.
Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah mendarat
dengan kedua kaki mengeper dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai
bawah) yang lentur untuk meredam perkenaan kaki dengan tanah. Pendaratan
dilekukan dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap
badan condong ke depan dengan memperlambat gerakan. Perlambatan gerakan
dilakukan untuk memperkecil momentum hingga menjadi nol (berhenti
bergerak) untuk mencegah cedera dalam bentuk kerusakan sendi.
9
Pergerakan sendi
- Alat gerak atas (tangan) : gerakannya rotasi
- Alat gerak bawah (tungkai) : geakannya flexi dan extensi
4. Blok
Teknik
dasar block dalam bolavoli memiliki rangkaian gerakan yang melibatkan
otot-otot yang berada pada ekstremitas superior maupun ekstremitas
inferior. Tinjauan anatomi gerakan block dalam bolavoli harus secara
keseluruhan guna memperoleh hasil yang maksimal. analisis gerak secara
anatomi untuk teknik dasr block adalah sebagai berikut:
a. Sikap awal
Berdiri
tegak bertumpu pada kedua kaki menghadap ke net, kedua tangan
diletakkan di depan dada dan telapak tangan posisi membuka. Sikap awal
untuk menentukan efisiensi gerakan yang dilakukan. Untuk mendapatkan
efisiensi gerakan dalam melakukan block maka posisi tangan ditemptkan di
depan dada sehingga dapat memperhitungkan ketepatan dengan bola pada
saat melakukan block di depan net.
Pada sikap awal ini ada gerak
abduksi pada tungkai pada saat kedua tungkai dibuka selebar bahu.
Kemudian pada togok belum terjadi gerakan otot. Namun pada lengan sudah
terjadi gerak endorotasi oleh karena posisi tangan bersiap untuk
melakukan block.
Kelompok otot yang bekerja pada saat gerakan
endorotasi tersebut antara lain subscapularis, pectoralis major, Biceps
brachii, Triceps brachii, brachioradialis, Pronator teres, Flexor carpi
radialis, Palmaris Longus, dan Flexor digitorum superficialis.
b.
10
Gerakan pelaksanaan
Untuk
perlakuan tumpuan loncatan menggunakan dua kaki untuk menumpu dan ujung
kaki sebagai tolakan. Tumpuan kaki pada saat akan melakukan latihan
Block di depan net. Bertumpu pada kedua kaki kemudian dorong badan ke
atas menggunakan tumit dan kekuatan otot tungkai.
Terjadi gerak
Plantar Flexi pada otot kaki pada saat tumpuan loncatan untuk mendorong
ke atas. Kemudian pada tungkai bawah terjadi kontraksi pada otot flexor
digitorum longus, soleus dan gastrocnemius pada saat melakukan loncatan
ke atas. Dan selanutnya terjadi kontraksi pada otot-otot bagian
hamstring dan musculus gluteus maximus. Pada otot-otot pada bagian
abdomen juga terjadi kontraksi mulai dari kelompok otot rectus
abdominis, Seratus anterior, Pectoralis mayor, dab lattisimus dorsi.
Kontraksi terjadi pada saat loncatan vertikal.
Kemudian diiringi
kontraksi pada otot bagian punggung diantaranya otot punggung, musculus
deltoideus, dan Trapezius. Dan untuk rangkaian gerakan terakhir pada
saat loncatan yaitu otot-otot pada bagian lengan terjadi gerakan elevasi
saat tangan merintang di atas net, kemudian perputaran pada articulatio
humeri dan articulation cubiti. Serta diikuti kontraksi pada musculus
deltoideus. Gerakan tangan menjadi poin utama dalam rangkain gerakan
teknik block karena digunakan sebagai pembendung serangan.
c. Gerakan saat pendaratan
Pendaratan
menggunakan tumpuan dua kaki dengan luas permukaan tumpuan selebar
bahu. Dalam gerakan pendaratan ini setelah bertumpu pada ujung kaki
sebagai awal tumpuan kemudian berlanjut dengan seluruh telapak kaki
untuk merubah posisi tubuh menjadi stabil serta menggunakan posisi
tumpuan kaki selebar bahu dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang.
Yang
menjadi poin utama gerakan pada saat pendaratan adalah anteflexi pada
plantar fascitis dan plantar fascia sebagai kebalikan dari gerakan pada
saat meloncat. Tingkat kompleksitas dari gerakan block sangat
memerlukan kajian yang mendalam terhadapnya. Oleh karena itu tinjauan
secara anatomi maupun mekanika gerak sangat dibutuhkan dalam menganalisa
model-model gerakan block dalan bolavoli.
11
Pergerakan sendi
- Alat gerak atas (tangan) : gerakannya adduksi
C. Analisis Mekanika Gerakan Dalam Permainan Bolavoli
1. Pasing
· Posisi siap melakukan passing
Saat
posisi siap akan melakukan passing, salah satu kaki didepan dan kedua
kaki ditekuk dan tubuh agak condong ke depan. Tubuh agak membungkuk,
sikap kaki seperti hendak melangkah dengan posisi kaki selebar bahu,
lengan bawah diangkat sehingga mendatar. G. Durrwachter (1982:52)
· Posisi tubuh dan kaki
Saat
sikap awal badan agak ditekuk, dan kaki didepan ditekuk selebar bahu,
kemudian saat perkenaan bola, badan agak tegak dan kaki lurus mengikuti
arah gerakan lengan. Gerak tangan menyongsong bola yaitu lutut ditekuk,
posisi berjongkok rendah atau melangkah lebar, punggung rata, siku
setinggi lutut. G. Durrwachter (1982:52).
Gerakan ancang-ancang,
rentangan tubuh cepat serta gerak mengikuti arah bola yang terpantul,
jadi gerak lengan yang panjang dan diarahkan memperbesar ketepatan dan
pengoperan bola. Dalam pengembangan model latihan passing bawah bolavoli
ini akan membuat pembelajaran latihan passing bawah yang mudah
dipahami dan dilakukan, dengan menggunakan pengenalan gerak-gerak dasar
yang sederhana dan mudah dilakukan.
Dari sikap membungkuk, tubuh
serta lengan diangkat menyongsong bola, gerak lengan pada persendian
bahu, tubuh atas tetap tegak, lengan lurus. Kalau tubuh atau lengan
sampai membengkok, maka hasil pantulan bola tidak bagus.
12
Kaki
dibuka selebar bahu agar supaya posisi semakin stabil, hal itu sesuai
dengan hokum kesetimbangan II “stabilitas berbanding lurus dengan luas
bidang tumpuannya”. Posisi badan merendah atau tungkai di tekuk juga
mempunyai tujuan menstabilkan posisi, semakin rendak titik tumpuan,maka
smakin stabil posisi kita, Imam Hidayat (1997:33) mengatakan “ makin
besar jarak vertikalnya, makin kecil stabilitasnya. Sebaliknya makin
kecil jarak vertikalnya, makin besar stabilitasnya”.
Dalam
melakukan pasing juga dituntut untuk cepat bergerak jika bola diluar
jangkauan, seperti yang dipaparkan di atas jika saat melakukan pasing
harus stabil, tetapi tetap mudah melakukan gerakan, yaitu dengan cara
jinjit, posisi telapak kaki tidak boleh bertumpu semuanyakarna akan
meningkatkan stabilitas, jika kita jinjit, maka stabilitas akan
terkurangi.
2. Servis
Posisi kaki saat servis yaitu
dengan membuka kaki selebar bahu serta salah satu kaki berada di depan,
hal ini bertujuan untuk menambah keseimbangan, serta saat melakukan
gerak lanjutan menjadi mudah karena posisi kaki salah satu sudah di
depan.
Tangan yang akan memukul bola harus lurus sewaktu
menyentuh bola. Karena dalam prinsip biomekanika, hidayat (1997:132)
mengatakan bahwa pada suatu gerak rotasi, kecepatan berbanding lurus
dengan jari-jarinya. Sehingga ntuk memperoleh hasil serfis yang keras
harus meluruskan lengan saat impact dengan bola.
3. Smash
Bentuk serangan dalam permainan bola voli yang mempunyai ciri-ciri menukik, tajam, dan cepat. Cara melakukannya adalah ;
· Awalan
Berdiri
dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu
(tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu
langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang
sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang,
berat badan berangsur-angsur merendah untuk membantu tolakan.
·
13
Tolakan
Langkahkan
kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah
satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai
persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas
sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º,
badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada
kaki yang didepan.
· Meloncat
Mulailah meloncat
dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua
lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki,
pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi
merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan
vertikal.
· Memukul Bola
Jarak bola didepan atas
sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan
dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan
tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin,
perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian
atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan
& jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat
gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh
membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang
tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga
keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan
bola keras & cepat turun kelantai.
· Mendarat
Mendarat
dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam
perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki
bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat
kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.
14
4. Blok
Teknik
dasar block bolavoli juga memerlukan kajian biomekanik yang sangat
dalam. Rangakaian gerakan dalam teknik block memerlukan kajian mekanis
untuk dapat memperoleh tingkat efisiensi dari gerakannya sehingga
penguasaan tekniknya maksimal. Urutan teknik block dalam bolavoli
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip mekanis untuk melakukan rangkaian
terhadap gerakan selanjutnya. Tinjauan mekanis terhadap rangkaian
gerakan block bolavoli adalah sebagai berikut:
· Sikap awal
Berdiri
tegak bertumpu pada kedua kaki menghadap ke net, kedua tangan
diletakkan di depan dada dan telapak tangan posisi membuka. Sikap awal
untuk menentukan efisiensi gerakan yang dilakukan. Untuk mendapatkan
efisiensi gerakan dalam melakukan block maka posisi tangan ditemptkan di
depan dada sehingga dapat memperhitungkan ketepatan dengan bola pada
saat melakukan block di depan net.
Untuk sikap awal ini menganut
pengertian dari hukum kesetimbangan pertama yaitu “Badan selalu dalam
keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh
dalam bidang tumpuannya. Hidayat (1997:27).” Dalam perlakuan sikap awal
ini masih menggunakan posisi berdiri dengan tumpuan kaki selebar bahu
dan membuat tubuh dalam keadaan setimbang karena sebagai awal persiapan
menuju gerakan selanjutnya.
· Gerakan Pelaksanaan
- Tumpuan Loncatan
Untuk
perlakuan tumpuan loncatan menggunakan dua kaki untuk menumpu dan ujung
kaki sebagai tolakan. Tumpuan kaki pada saat akan melakukan latihan
Block di depan net. Bertumpu pada kedua kaki kemudian dorong badan ke
atas menggunakan tumit dan kekuatan otot tungkai.
15
Untuk
mekanisme gerakan tumpuan loncatan dibutuhkan perubahan luas permukaan
tumpuan. Dengan memperkecil bidang tumpuan maka sikap atau posisi tubuh
akan semakin labil. Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua
“Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. (Hidayat
1997:29).” Untuk melakukan gerakan loncatan diperlukan posisi tubuh yang
labil sehingga badan akan lebih mudah digerakkan.
- Posisi tungkai saat meloncat
Posisi
tungkai diharapkan lurus sehingga tidak menjadi beban pada saat
melakukan loncatan ke atas. Loncatan ke atas juga akan dipengaruhi oleh
posisi anatomis tubuh pada saat meloncat sehingga dapat menghasilkan
loncatan maksimal. Posisi tungkai diharapkan lurus karena untuk tetap
menjaga titik berat badan berada di tengah antara tungkai dan togok
sehingga memungkinkan sikap seluruh badan tetap tegak.
- Posisi togok saat loncatan (pada saat melayang)
Posisi
togok juga diharapkan tetap tegak pada saat melakukan loncatan. Hal ini
bertujuan untuk menghasilkan loncatan maksimal secara vertikal sehingga
jangkauan yang diperoleh tetap maksimal. Posisi togok yang lurus pada
saat melakukan loncatan ke atas diharapkan untuk menjaga kestabilan
serta titik berat badan tetap pada posisinya.
- Posisi tangan saat loncatan (merintang di depan net)
Posisi
kedua tangan lurus dengan kedua telapak tangan dibuka selebar-lebarnya
untuk membendung serta merintang serangan dari lawan. Kestabilan titik
berat badan akan berubah oleh karena posisi tubuh yang berbeda-beda.
Hidayat (1997:15). Posisi kedua tangan lurus ke atas dikarenakan untuk
meraih jangkauan paling tinggi pada saat membendung serangan serta
mempertahankan posisi titik berat badan sehingga posisi badan tetap
stabil meskipun meloncat pada titik maksimal. kedua telapak tangan
dibuka selebar-lebarnya dikarenakan selain untuk membendung dengan
halangan paling luas juga untuk mempertahankan kesetimbangan bola yang
datang dengan permukaan bendungan yang luas juga memaksimalkan tumbukan
bola dengan tangan agar lenting sempurna.
·
16
Gerakan akhir (pendaratan)
Pendaratan
menggunakan tumpuan dua kaki dengan luas permukaan tumpuan selebar
bahu. Perubahan luas permukaan tumpuan dengan memperkecil bidang tumpuan
untuk pendaratan maka sikap atau posisi tubuh akan semakin labil.
Sesuai dengan bunyi hukum kesetimbangan kedua “Stabilitas berbanding
lurus dengan luas bidang tumpuannya. (Hidayat 1997:29).” Untuk melakukan
gerakan pendaratan diperlukan posisi tubuh yang labil pada saat awal
mendarat dengan ujung kaki sebagai awal tumpuan sehingga badan akan
lebih mudah digerakkan. gerakan pendaratan ini selanjutnya menganut
pengertian dari hukum kesetimbangan pertama yaitu “Badan selalu dalam
keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh
dalam bidang tumpuannya. Hidayat (1997:27).” Dalam gerakan pendaratan
ini setelah bertumpu pada ujung kaki sebagai awal tumpuan kemudian
berlanjut dengan seluruh telapak kaki untuk merubah posisi tubuh menjadi
stabil serta menggunakan posisi tumpuan kaki selebar bahu dan membuat
tubuh dalam keadaan setimbang.
· Gerakan langkah kaki ke samping
Pada
pelaksanaan teknik block saat pertandingan, ada saat dimana pemain
harus melakukan block diluar posisi dimana pemain tersebut berada.
Footwork atau langkah kerja kaki akan sangat dibutuhkan dalam
pelaksanaan block tersebut.
Sesuai dengan bunyi hukum
kesetimbangan kedua “Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang
tumpuannya. (Hidayat 1997:29).” Untuk melakukan langkah ke samping
diperlukan posisi tubuh yang labil sehingga badan akan lebih mudah
digerakkan. Bertumpu dengan menggunakan ujung kaki untuk mempermudah
langkah ke samping dan mempermudah untuk melakukan rangkaian gerakan
selanjutnya dengan ujung kaki sebagai tumpuan loncatan. Aspek untuk
mempermudah langkah ke samping adalah pemindahan proyeksi titik berat
badan. “Titik berat adalah titik dimana gaya berat benda atau anggota
tubuh itu bekerja. Dapat juga dikatakan bahwa titik berat adalah titik
yang mewakili berat dari benda atau tubuh, (Hidayat 1997:11).”. jika
berat tubuh digesr ke arah samping maka secara otomatis tubuh akan
bergeser ke samping. Begitu juga dengan gerakan langkah ke samping untuk
melakukan block berkawan. Memindahkan titik berat badan ke arah samping
menuju posisi yang akan dicapai. Tinjauan biomekanika terhadap
gerakan-gerakan yang terkandung dalam suatu teknik dasar cabang olahraga
mempunyai peranan yang cukup penting. Gerakan yang dilakukan dapat
dianalisa secara cermat untuk menentukan posisi gerakan serta efisiensi
dari gerakan tersebut. Menurut Mc Ginnis (2005:4) aplikasi dari
biomekanika untuk improvisasi teknik dasar olahraga dapat terjadi
melalui dua cara: 1) Guru atau pelatih harus menggunakan pengetahuan
tentang mekanika gerak untuk melakukan koreksi atau membetulkan gerakan
dari murid atau atlet untuk melakukan improvisasi terhadap pelaksanaan
gerak atau seorang peneliti biomekanika gerak harus menemukan hal yang
baru dan lebih efektif dari segi teknik untuk menampilkan gerak
ketrampilan yang baru. 2) Cara yang kedua adalah peneliti biomekanika
menggunakan metode analisis biomekanika kuantitatif untuk menemukan
teknik-teknik baru yang nantinya disebarluaskan kepada guru atau
pelatih.
17
Sumber : internet. http//blogfadiel. Analisis Biomekanika Bolavoli/html
D. KONTRAKSI OTOT DALAM TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLY
1. Kontraksi Isotonik
Adalah
suatu kontraksi yang mana otot bekerja mengalami pemendekan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan jarak otot dari panjang asal.
Bafirman (2013:71)
Contoh gerakan : lengan pada saat memblok, lengan pada saat passing atas, lengan pada saat smash.
2. Kontraksi isometrik
Disebut
juga dengan kontraksi statis yaitu suatu kontraksi dimana otot tidak
mengalami perubahan bentuk panjang otot. Bafirman (2013:73)
18
Contoh gerakan : service bawah, passing bawah, tangan pada saat memblok.
3. Kontraksi isokinetik
Kontraksi
yang mana tegangan otot di kembangkan kemudian memendek dengan
kecepatan gerak maksimal yang tetap dengan ruang gerak sendi yang luas,
Bompa (1994).Konsep dasarnya yaitu otot melawan tahanan secara maksimal
pada seluruh lintasan gerak. Bafirman (2013:74)
Contoh gerakan : gerakan pada saat smash dan passing atas.
4. Kontraksi plyometrik
Pola
plyometrik pada dasarnya adalah pola isotonik, yaitu otot mengalami
pemendekan ke arah pusat sarkormer dengan di dahului tarikan
pemanjangan.Dalam kegiatan olahraga kontraksi ini di wujudkan dalam
kerja yang meledak (melempar,meloncat). Bafirman (2013:75)
Contoh gerakan : tungkai pada saat memblok, tungkai pada saat smash, tungkai pada saat passing atas.
KEADAAN FISIK MOTORIK
Dalam
permainan bola volly keadaan fisik yang diharapkan itu diantaranya
postur tubuh yang tinggi dan ringan sehingga untuk mampu melakukan
teknik dalam permainan bola volly dengan baik. Serabut otot yang
dimilikinya dominan serabut otot putih (fast tuich). Karena pada cabang
olahraga ini komponen kondisi fisiknya dominan pada kemampuan daya
ledak, sehingga tergolong kepada sistem energi anaerobik.
Komponen kondisi fisik yang terapat di dalam permainan bola volly diantaranya :
1) Kekuatan
Adalah kemampuan maksimal ntuk melakukan gaya dan melawan gaya (Costill ,1979).
Gerakan bola volly yang memerlukan kekuatan pada saat smash, block, passing, dan pada saat melakukan service.
2)
19
Daya ledak
Adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot secara dinamis, eksplosive dalam waktu yang cepat (Annarino,1976)
Gerakan bolla volly yang memerlukan daya ledak adalah otot tungkai pada saat melakukan smash dan block.
3) Kecepatan
Adalah suatu kemampuan bersyarat untuk menghasilkan gerakan tubuh dalam waktu yang sesingkat mungkin (Mathews,1979 )
Gerakan bola volly yang memerlukan kecepatan pada saat memukul bola smash.
4) Keseimbangan
Adalah
kemampuan seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot
sehingga dapat mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar.
Gerakan
bola volly yang memerlukan keseimbangan adalah posisi kaki pada saat
melakukan passing bawah, pada saat melakukan smash dan pada saat
melakukan service.
5) Ketepatan
Adalah kekmapuan seseorang untuk mengndalikan gerakan-gerakan bebas terhadap satu sasaran.
Gerakan yang memakai prinsip ketepatan adalah pada saat smash dan servive.
6) Keluntukan
Adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak yang seluas-luasnya dalam persendiannya.
Gerakan yang memakai prinsip kelentukan adalah pada saat pergelangan tangan pada saat melakukan smash.
7) Koordinasi
Adalah kemampuan seseorang yang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal.
20
Gerakan yang memakai prinsip koordinasi mata tangan pada saat melakukan passing atas.
8) Daya tahan
Adalah hasil kemampuan individu memelihara gerakannya dalam kurun waktu tertentu.
Prinsip daya tahan di gunakan pada saat situasi berlangsungnya permainan bola volly.
E. SISTEM ENERGI
Gerakan-gerakan
dalam permainan bolavoli sangat anaerobik, dengan rata- rata rally
berlangsung 7-9 detik. Setting, spiking, jumping, dan blocking semuanya
adalah gerakan anaerobic power. Para pemain juga dituntut selalu
bergerak sepanjang satu rally. Bola tidak dimainkan kurang dari 20
detik, bola dimainkan rata-rata 7 menit selama satu set. Bola tidak
dimainkan rata-rata 17 menit dalam rata-rata satu set (24 menit). Para
pemain juga dituntut selalu bergerak sepanjang satu rally. Karena dalam
satu pertandingan butuh tiga kali kemenangan, apalagi pada pertandingan
yang kompetitif yang berjalan sampai lima set dan berlangsung sampai
beberapa jam akan menuntut adanya ketahanan aerobik. Permainan bolavoli
predominan (56 %) merupakan otot cepat (fast twitch fibers) akan tetapi
dibutuhkan kapasitas aerobik (aerobic capacity) yang tinggi (56 ml/kg).
Predominan
sistem energi yang digunakan berkaitan dengan pemilihan metode latihan.
Dengan mengetahui predominan sistem energi yang digunakan pada satu
cabang olahraga, dapat sebagai dasar pertimbangan dalam memilih dan
menentukan metode peningkatanya. Menurut Pyke (1991: 46) persentase
energi predominan pada cabang olahraga bolavoli apabila dilihat dari
persentase penggunaan phosphate, lactic dan aerobic yaitu phosphate 45%,
lactic 15%, dan aerobic 40%. Sedang menurut Bompa (1994: 28) persentase
penggunaan energi dilihat dari penggunaan ATP, PC, LA dan O2
persentasenya yaitu: ATP-PC-LA 40%, LA-O2 10% dan O2 50 %. Sedang
perkiraan predominan energi berdasarkan energi yang digunakan untuk
gerak teknik cabang olahraga bolavoli, bukan lamanya waktu pertandingan
berlangsung menurut Fox, Bower& Foss (1993: 290) persentase energi
predominan pada cabang olahraga dilihat dari penggunaan energi ATP, PC,
LA dan O2 presentasenya yaitu: ATP-PC-LA 80%, LA-O2 5% dan O2 15 %.
Selain komponen sistem energi predominan, juga diperlukan kemampuan
komponen biomotor sebagai pendukungnya. Biomotor adalah terjadinya gerak
pada manusia yang dipengaruhi oleh sistem lain yang ada dalam dirinya.
(Sumber: internet. http//Volleyball Predominan Sytem Energy _
Endhine9685's Blog.htm)
21
F. METODE LATIHAN UNTUK PERMAINAN BOLA VOLLY
1. Program Latihan Lari
Latihan
lari sangat penting dan baik untuk mengasah kemampuan kerja jantung,
paru paru, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari selama
40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat
baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan kebugaran umum
pemain.
2. Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk
latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus
mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan
untuk memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan
secara bergantian.
3. Program Latihan Loncat Tali
Latihan
ini sangat baik untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan
kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur
dan kuat. Proses latihan dapat dilakukan dengan loncat satu kaki secara
bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan masih banyak
bentuk variasinya.
4. Program Latihan Gabungan
22
Model
atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu
seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan
sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan meningkatkan kamampuan
dan keterampilan gerak pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak.
Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada
hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bola voli, di samping
memberikan prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan,
dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan dalam bola voli.
5. Latihan Pemanasan
Banyak
pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi
latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas
dengan benar akan memberikan pengaruh positif pada proses kerja organ
tubuh, mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan
berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu,
sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot,
persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan
pemanasan berbentuk: Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari
sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari maju dan ke samping.
Gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang otot tungkai, paha
belakang, depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dll.
Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi
proses peregangan pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari
melakukan gerakan sentak, yang dapat menyebabkan rasa sakit pada otot
atau persendian.
6. Latihan Pendinginan
Latihan
ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya
agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan
tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang.
Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti paha
belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan
berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan
pendinginan ini dengan benar.
23
7.Latihan Power
Power
termasuk pada komponen kondisi fisik, menurut Harsono (1988 : 20)
"Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam
waktu yang sangat cepat". Dari pengertian tersebut tersirat bahwa
kekuatan dan kecepatan merupakan unsur penting dalam power. Hal ini
sejalan dengan pendapat Harsono (1988 : 200) "Unsur penting dalam power
yaitu ; a). Kekuatan otot, dan b). Kecepatan otot dalam mengerahkan
tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan". (Sumber: internet.
http//teknik-permainan-bola-voli.html)
Power berperan penting
untuk cabangolahraga yang mengerahkan tenaga dengan kuat, dengan cepat
seperti untuk nomor lompat dalam atletik, rnenendang, melempar, dan
sebagainya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat PBVSI (1995 :
59) bahwa “Penggunaan power adalah : 1) untuk mencapai prestasi
maksimal, 2) dapat mengembangkan taktik bertanding dengan tempo cepat
dan gerak mendadak, 3) memantapkan mental bertanding atlet, 4) simpanan
tenaga anaerobic cukup besar.” Baik tidaknya power seseorang ditentukan
oleh beberapa faktor.(Sumber: internet.
http//teknik-permainan-bola-voli.html)
Faktor tersebut menurut PBVSI (1995: 59) adalah :
· Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (Phasic) dan atlet,
· Ketentuan dan kecepatan otot atlet rumus P = F x V, P = power, F= Force dan V = Vecolity
·
Waktu rangsangan maksimal 34 detik, misalnya waktu rangsangan hanya 15
detik power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu rangsangan selama
34 detik.
· Koordinasi gerakan yang harmonis antara
kekuatan dan kecepatan tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot
(ATP) dan penguasaan teknik gerak yang benar. Latihan power yang baik
hams memenuhi persyaratan sebagai ciri latihan explosive power.
Ciri latihan explosive rnenurut PBVSI (1995 : 59) adalah sebagai berikut :
·
24
Melawan beban relative ringan, berat badan sendiri, dapat pula tambahan beban luar yang ringan.
· Gerakan latihan aktif, dinamis, dan cepat
· Gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat, serasi dan utuh
· Bentuk gerak bias cyclic maupun acyclic
· Intensitas kerja sub maksimal atau maksimal
8.Latihan squat jump
Latihan
kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program
latihan atlet, terutama atlet pertandingan. Istilah latihan kondisi
fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara
sistematis, berencana dan progresif, yang tujuannya ialah untuk
meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh agar dengan
demikian prestasi atlet semakin meningkat.
Salah satu factor yang
mendukung kondisi fisik adalah kekuatan yaitu kemampuan untuk melakukan
kontraksi guna melakukan tegangan terhadap suatu tahanan. Sesuai dengan
batasan kekuatan (yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan
terhadap suatu tahanan), maka latihan-latihan yang cocok untuk
perkernbangan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, dimana kita harus
mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban.
Permasalahan
penelitian yang timbul memerlukan komponen kondisi fisik salah satunya
kekuatan dan dalam pelaksanaan latihannya dengan latihan Squat Jump.
Tendangan T dalam olahraga pencak silat memerlukan kekuatan otot paba
dan pangkal paha atau tungkai yang optimal untuk menghasilkan tendangan
yang baik dan keras.
Urutan gerak Squat Jump adalah sebagi berikut :
· Beban di pundak
· Jongkok kemudian lompat di tempat
· Lompat dengan setengah ketinggian
· Kedua kaki bergerak bergantian ke depan dan ke belakang.
25
9.Latihan skipping
Sekedar
mengingatkan, main karet pernah populer dikalangan anak angkatan 70-an
hingga 80-an. Permainan skipping ini menjadi favorit saat "keluar main"
di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai
dilirik kembali antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan
murid-muridnya membuat roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan
sarana bermain dan berolahraga.
Cara bermainnya masih tetap sama,
bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain
seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang
pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya, Permainan
secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua
ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambiI
melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan
minimal 3 anak. Dua anak akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri,
satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali.
Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya
simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal
melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat
menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa
tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak
dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping.
Manfaat Skipping
Beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan skipping ini:
· Motorik Kasar
Main
skipping merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik
anak jadi lebih terampil, karena bias belajar cara dan teknik melompat
yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan tersendiri. Lama
kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan,
tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta
terlatih. Skipping juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada
anak
·
26
Ketelitian dan akurasi.Anak juga
belajar mellihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana
ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak
sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin
cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia melompat.
Sumber: internet. http//teknik-permainan-bola-voli.html
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teknik dasar permainan bola volly diantaranya yaitu servis, passing,
smash dan blok. Servis merupakan teknik awal dalam memulai sebuah
permainan, passing gerakan menerima bola untuk dikembalikan kepada
lawan, smash adalah pukulan menyerang yang ditujukan kepada lawan main
dan blok adalah gerakan yang dilakukan yang bertujuan untuk menghalangi
bola dari lawan sehingga tidak membobol daerah pertahanan.
Keadaan fisik dan motorik dalam bola volly diantaranya yaitu mempunyai
postur tubuh yang ideal serta unsur kondisi fisik didalamnya yaitu
kekuatan, daya ledak, kecepatan, keseimbangan, ketepatan, kelentukan,
koordinasi dan daya tahan. Sistem energi predominan pada bola volly
adalah sistem energi anaerobic dengan serabut otot cepat / fast tuick
(putih).
B. SARAN
Penulis merasa adanya
kekurangan dalam makalah ini. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat, terutama bagi mahasiswa/i Fakultas ilmu
keolahragaan dengan mata kuliah Kinesiologi dan Biomekanika olahraga.
27
DAFTAR PUSTAKA
Bafirman, 2013. Fisiologi olahraga, Malang: Wineka Media.
http://teknik-permainan-bola-voli.html
http://Bola voli - /Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
28
http//Volleyball Predominan Sytem Energy _ Endhine9685's Blog.htm
No comments:
Post a Comment