Sunday, 2 November 2014

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANTARA KEDUA KAKI

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TENTANG PERMAINAN BOLA BERANTING ANTARA KEDUA KAKI 


  • ISUSUN OLEH : AHMAD SHOLIHIN, S.Pd.I

  • KATA PENGANTAR 
  • Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang detetapkan dengan judul “PERMAINAN BOLA BERANTING ANTARA KEDUA KAKI”. Makalah ini diajukan untuk melengkapi persyaratan ujian tengah semester yang diberikan dosen dalam mata kuliah pendidikan jasmani dan kesehatan. Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu makalah ini terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kelemahan dalam penyajian materi dan sistematikanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini memberi manfaat bagi para pembaca. Padang, 24 Oktober 2012 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 
  •  1.1. Latar Belakang Pendidikan jasmani sangat penting keberadaannya dalam dunia pendidikan, tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak akan berjalan dengan baik, begitu pun juga sebaliknya pendidikan jasmani tanpa pendidikan yang lain maka pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang memanfaatkan gerak tubuh untuk menghasilkan perubahan terhadap individu ke arah yang lebih baik, baik fisik maupun mentalnya. Di dalam pembelajaran proses pembelajaran penjas kita dituntut untuk bisa bergerak aktif agar keterampilan motorik bisa berkembang dengan baik. Permainan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan motorik karena didalam permainan terdapat kegiatan-kegiatan yang merangsang perkembangan motorik tubuh. Pada hakikatnya permainan adalah satu hal yang sangat di senangi oleh siapa pun, karena permainan mendatangkan kepuasan dan kesenangan terhadap masing-masing individu. Kata homoluden merupakan sebuah kristalisasi dari hakekat manusia adalah makluk yang senang bermain. Untuk bermain dengan orang lain kita harus siap dengan resiko dari permainan yang dimungkinkan akan memberi pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan. Hal ini dimaksudkan bahwa pengalaman menyenangkan adalah permainan yang berhubungan dengan permainan menang kalah, atau permainan yang menunjukkan si kuat dan si lemah. Secara fisik dengan bermain kita melibatkan seluruh anggota tubuh untuk bergerak. Dengan bergerak maka kita mendapat rangsangan sehingga organ tubuh akan mengalami rangsangan dan membawa efek yang bagus untuk pertumbuhan badan. Secara konseptual permainan memberi efek mengembangkan keterampilan untuk memiliki ataupun meningkatkan bahkan pengayaan kemampuan gerak (maturasi).  
  •  
  • BAB II PEMBAHASAN 
  •  
  • 2.1. Pengertian Permainan Permainan disusun untuk mengembangkan keterampilan fisik dan motorik halus maupun kasar dalam suasana yang riang dan bersemangat. Anak-anak akan menikmati permainan tersebut dan tanpa terasa di akhir permainan akan menguasai keterampilan gerak tertentu. Istilah permainan sebenarnya tidak mengacu pada tipe permainan tetapi pada pensekatan pembelajaran yang digunakan. Teori bermain membahas tentang aktivitas jasmani anak yang dilakukan dengan rasa senang, sederhana serta kaitan bermain sebagai wahana pencapaian dengan rasa senang, serta kaitan bermain sebagai wahana pencapaian tujuan pendidikan (Sukintaka, 1992). Selanjutnya dalam buku yang sama dilanjutkan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan dengan rasa senang, sukarela, sungguh-sungguh, tetapi bukan merupakan suatu kesungguhan, dan semata-mata hanya memperoleh kesenangan. Dari dua definisi tadi dapat dijadikan sebagai dasar bahwa permainan adalah sesuatu yang dimainkan untuk bermain yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan. Permainan dibagi atas dua yaitu permainan untuk bermain (play) dan permainan untuk bertanding (game). Permainan dalam bentuk bermain dilakukan guna mengisi waktu luang dan bersifat hiburan yang pada umumnya dilakukan anak-anak, Suherman, dkk ( ). Pendekatan permainan digunakan sebagai dasar untuk merancang sebuah kurikulum yang disebut dengan model kurikulum permainan. Secara teoritis model ini berpijak pada teori perkembangan Jean Piaget, model pembelajaran konstruktif dan praktik pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan Makna bermain dalam pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan suka rela atas dasar rasa senang. 2. Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara spontan. 3. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.
  • 5. 2.2. Permainan bola beranting antara kedua kaki Jumlah pemain : Tidak terbatas Tempat : lapangan dan ruang senam Alat yang digunakan : Bola Tujuan : Koordinasi gerakan kedua tangan di dalam memberi dan menerima bola, dan kerja sama tim Cara bermain: Buatlah dua buah garis sejajar yang merupakan garis start dan garis finish, jarak kedua garis kurang lebih 7 meter, bisa disesuaikan.Seluruh siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota yang sama banyak. Setiap kelompok dibariskan berbanjar menjadi beberapa baris sesuai dengan jumlah bola yang tersedia dan menghadap satu arah. Jarak antara baris kurang lebih 3 meter dan jarak siswa satu dengan yang lain dalam satu baris kurang lebih 1 meter. Permainan dimulai dengan anak terdepan memegang bola, Guru memberi aba-aba siap lalu membunyikan pluit maka bola segera dipindahkan ke belakang melalui kedua kaki yang dibuka lebar, sehingga pada saat memberikan bola, sikap tubuh harus membungkuk ke depan.
  • 6. Kedua tangan yang membawa bola harus lurus ke belakang melewati antara kedua kaki. Siswa yang di belakangnya menerima bola yang datang dari depan dengan sedikit membungkuk. kemudian selanjutnya siswa yang paling depan tersebut, setelah memberikan bola langsung berpindah ke barisan paling belakang dan menunggu giliran untuk menerima bola.
  • 7. Begitu juga dengan siswa yang kedua dan siswa yang selanjutnya setelah bola diberikan ke belakang, maka siswa tersebut langsung berpindah ke barisan paling belakang. Demikian seterusnya hingga sampai ke garis finish paling belakang barisan. Pemenangnya adalah regu yang tercepat menyelesaikan hingga garis finish. Regu yang kalah akan mendapatkan hukuman yang bersifat menghibur. Demikian makalah mengenai olah raga yang berbentuk pola permainan, semoga dapat membantu dan menjadi solusi agar anak Indonesia menyukai olah raga agar tubuh dan jiwanya senantiasa selalu sehat 
  • BAB III SIMPULAN DAN SARAN 
  • 3.1. Simpulan Permainan bola beranting antara kedua kaki dapat menjadi stimulus dalam perkembangan manusia secara fisik dan secara psikologis, aspek kuantitatif dan kualitataif dapat terpenuhi dalam sebuah kerjasama dalam permainan ini. Melalui permainan ini, diharapkan dapat melatih agar lebih setia kawan, dan belajar bagaimana pola kerja sama yang bain dalam sebuah tim 3.2. Saran Agar tidak cepat bosan permainan ini dapat dikombinasikan dangan gerakan lainnya. Dapat dilakukan untuk hiburan selain dalam mata pelajaran olah raga.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Soetoto Pontjopoetro, dkk. (2002). Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Depdiknas. Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

No comments:

Post a Comment