hakekat manusia (IAD)
Diposkan oleh Ahmad Sholihin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu alamiah dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Manusia sebagai subjek pokoknya yang dalam hal ini merupakan makhluk hidup yang paling tinggi kedudukannya. Salah satu indikatornya ialah sifat unik manusia.
Dibandingkan dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah, tetapi rohani atau akal budi dan kemauannya sangat kuat.[1] Umumnya dikatakan bahwa manusia dan binatang berbeda karena akal budi yang dimilikinya (hewan memiliki akal budi yang bersifat terbatas atau biasa disebut insting ).
Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia.
Pada zaman dahulu akibat dari terbatasnya peralatan untuk memperoleh pengetahuan, maka untuk menjawab keingintahuan tentang alam, manusia pada saat itu menciptakan mitos. Sehingga mitos pun digolongkan menjadi tiga, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan lagenda. Sehingga terdapat beberapa cara untuk mendapatkan kesimpulan, diantaranya prasangka (perasaaan), intuisi (batiniah), dan coba-ralat/trial error (untung-untungan).
Untuk itu diperlukanlah syarat-syarat tertentu agar suatu ilmu itu dapat sesuai dengan keadaannya bukan dengan prasangka, intuisi, maupun coba-ralat/trial error. Adapun syaratnya, yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan universal. Serta, untuk dapat memenuhi syarat ilmu pengetahuan seperti yang tersebut di atas, maka diperlukanlah metode ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukan diatas, maka rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia dan sifat keingintahuannya ?
2. Bagaimana Perkembangan fisik, sifat dan pemikiran manusia?
3. Darimana asal pengetahuan manusia itu sendiri ?
4. Bagaimana Perkembangan fisik, sifat dan pemikiran manusia dalam perspektif Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang :
1. Mengetahui hakikat manusia dan sifat keingintahuannya.
2. Mengetahui perkembangan fisik, sifat dan pemikiran manusia.
3. Mengetahui sejarah pengetahuan manusia.
4. Mengetahui Perkembangan fisik, sifat dan pemikiran manusia dalam perspektif Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakikat Manusia
Didalam filsafat kontemporer secara hakiki terpusat pada pribadi manusia. Boleh jadi, tanpa situasi historis kita tidak bisa memahami apa dan esensi diri yang sebenarnya. Al Qur’an membuka pintu dunia baru, tentang kesadaran diri secara berurutan sampai kepada kesadaran yang universal. Ungkapan ini tidak terikat oleh suatu aliran tertentu. Saat dimana muncul ketika dihadapkan persoalan manusia terdorong untuk memikirkan eksistensi. Dimana keberadaannya bagaikan terlempar begitu saja.
Hal ini membawa kita kepada penelitian mengenai dasar dari asal usul. Baik dari sisi kebebasan maupun dari sisi tanggung jawab. Hal tersebut akhirnya memunculkan masalah ketuhanan. Apakah Allah itu masuk dalam definisi manusia atau tidak? Apakah eksistensi manusia itu bersifat teosentris ataupun antroposentris? Partisipasi ataupun cukup dalam dirinya sendiri? Ada apakah dengan pernyataan ulama populer? “man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu” (barang siapa tahu akan dirinya, maka ia tahu akan Tuhannya). Dalam arti yang sebenarnya, kata “eksistensi” berarti data kosmis, sejauh mana manusia yang terlibat secara aktif di dalamnya. Hubungan erat antara masalah manusia dan masalah ketuhanan, terlihat baik pada mereka yang mengingkari Allah maupun pada mereka yang mengikuti-Nya. Kecenderungan tersebut pada dasarnya merupakan naluri manusia yang tidak bisa dipungkiri dan merupakan fitrah manusia.
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Rasa ingin tahu (kuriositas), juga merupakan salah satu ciri khas manusia.[2] Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman.[3] Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
B. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pemikiran Manusia
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.
1. Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa. Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar.
Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan Sifat dan Pemikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra-sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang menetap.
Fase perkembangan sifat dan pemikiran manusia adalah sebagai berikut :
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik.Pada periode ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara dan mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan–gerakan anggota tubuhnya, ia belajar memadukan keterangan–keterangan melalui semua alat inderanya.
b. Masa Kanak–kanak (3–5 Tahun)
Masa kanak–kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2–7 tahun. Pada periode ini, dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan lambang–lambang, seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
c. Masa Usia Sekolah ( 6–12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata, dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini, anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu. Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
d. Masa Remaja ( 13–20 Tahun )
Masa remaja disebut juga periode operasional formal (11–15 tahun). Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa, padahal secara fisik, mental dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
C. Sejarah Pengetahuan yang Diperoleh Manusia
Manusia umumnya belajar dari manusia lain dalam mengamati alam sekitar. Semula manusia memperoleh pengetahuan berdasarkan intuisi (bisikan hati), seperti lalat berasal dari sampah. Pengetahuan dapat pula berdasarkan firasat, seperti mendung pertanda akan hujan. Pengetahuan berdasar mitos,[4] seperti pelangi adalah selendang bidadari. Selanjutnya manusia mulai mencoba, seperti memperbanyak tanaman dengan biji dan sebagainya.A. Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika), tahap filsafat dan tahap positif (tahap ilmu).[5] Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca indera manusia serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara. Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia[6] (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap. Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546) seorang astronom, pakar di bidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya memantulkan sinar matahari, dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.
D. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia dalam Perspektif Islam
Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan tentang proses penciptaan manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran modern mengetahui proses asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al Mukminun ayat 12-14.
Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase yaitu: Fase air mani ,fase segumpal darah, fase segumpal daging. Yang masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari, yang Artinya “Dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah S.A.W bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunya empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya........”.
Kesimpulan kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini antara lain menjelaskan tentang proses kejadian manusia, Allah memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia, usia manusia ditentukan oleh Allah SWT, manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berfikir (Homo sapiens). Hal ini disebabkan sifat ingin tahu manusia yang besar, selalu bertanya tentang siapa, apa, bagaimana, kapan, dimana dan sebagainya.
Tuhan memberi manusia kemampuan berbicara (Homo languens) hingga mampu menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya kepada manusia lain. Manusia juga mampu membuat alat (Homo faber) yang dapat membantunya mencari nafkah, seperti kemampuan manusia membuat jaring ikan, panah untuk berburu, pisau, api untuk memasak dan sebagainya. Manusia memiliki rasa keindahan akan sesuatu (Homo aesteticus) sehingga munculah para perancang bangunan, model pakaian, adat istiadat suatu daerah.
Manusia juga mampu melakukan jual beli (Homo economicus) seperti yang terjadi di pasar manusia melakukan jual beli terhadap hasil kerjanya. Manusia diberi kelebihan dalam segala hal dibanding makhluk lain.
Manusia adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang maha adil.
B. Kata penutup
Alhamdulilah, dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan namun kami yakin hasilnya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan.
Akhirnya kami berdoa semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus, amin ya robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin, Drs. Maskori. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Grafindo Persada.
Purnama, Ir. Heri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment