Tuesday, 8 October 2013

pengertian pendidikan jasmani


oleh : Ahmad Sholihin
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
 Tetapi pendidikan juga mencakup hal-hal yang bersifat jasmani yaitu yang berhubungan dengan tubuh manusia, selain akal pikiran dan juga rohani, jasmani pun perlu kita jaga dan juga kita perhatikan. Karena jika jasmani kita tidak fit/tidak sehat, maka kegiatan kita akan terganggu dan juga terhambat.
Maka dari itu pendidikan jasmani sangat diperlukan oleh manusia dalam rangka menjaga kebugaran dan juga kesehatan. Supaya dalam beraktiftas  lebih efektif dan juga efisien.

2.    Rumusan Masalah
·         Apa  pengertian pendidikan jasmani?
·         Sebutkan macam-macam pendidikan jasmani berdasarkan al-Hadis?
·         Apakah fungsi dan manfaat dari pendidikan jasmani?
·         Seberapa pentingkah dari pendidikan jasmani itu ?




3.    Tujuan pembuatan makalah
·         Untuk Mengetahui Pengertian dari pendidikan jasmani
·         Mengetahu macam-macam pendidikan jasmani
·         Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan jasmani
·         Mengetahui pentingnya Pendidikan Jasmani.


























BAB II
PEMBAHASAN

A.         Pengertian
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara[1].
Ada beberapa definisi mengenai  pendidikan adalah menurut para ahli:
Menurut G. Terry Page dkk., Pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan dan perilaku manusia secara keseluruhan.
Menurut Ki Hadjar Dewantara: Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuh- nya anak-anak. Maksudnya, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Menurut Driyarkara: Intisari atau eidos dari pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda. Pengangkatan manusia-muda ke taraf insani, dan itulah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik yang jumlah dan macamnya tak terhitung.[2]
Sedangkan kata Jasmani dalam KBBI adalah badan atau tubuh[3].
Dari definisi diatas Menurut Jesse Feiring Williams (1999; dalam Freeman, 2001), pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman bahwa:
“Manakalah pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang terpisah, pendidikan pendidikan jasmani yang menekankan pendidikan fisikal... melalui pemahaman sisi kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan individu adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga terkait dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional, dan estetika.”[4]
Jadi Pendidkan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik yang berkaitan dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional dan estetika.

B.              Macam-macam Pendidikan Jasmani Berdasarkan Hadis
 Ada beberapa macam pendidikan jasmani yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW, diantaranya:
الزَّكَاةِوَصَوْمُ (رواه الترمذي ومسلم) رَمَضَان وَحَجُّ الْبَيْتِ
Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan melaksanakan haji.” (H.R Al Bukhari Dan Muslim)[5]
Dari hadis di atas juga menyebutkan tentang shalat, ibadah shalat merupakan contoh dari pendidikan jasmani yang memiliki manfaat seperti yang dijelaskan oleh Dr. H. Jamaluddin Ancok dan Suroso, sds beberapa aspek terapi yang terdapat dalam ibadah shalat, antara lain: aspek olahraga, aspek meditasi, dan aspek pembinaan sosial kemasyarakatan. Di samping itu, shalat juga mengandung aspek relaksasi otot, dan aspek relaksasi kesadaran indra.[6]
            Prof. Dr. HA. Saboe, dalam bukunya Hikmah Kesehatan dalam Shalat mengatakan bahwa hikmah yang bisa diperoleh dari gerakan-gerakan shalat itu tidak sedikit bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya akan membawa aspek pada kesehatan pada kesehatan ruhaniah/mental seseorang. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, setiap sikap, serta setiap perubahan dalam gerakan dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat, adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh.
            Dokter Mahmud Ahmad Najib mengatakan bahwa gerakan-gerakan shalat yang dilakukan secara teratur dan terus menerus akan membuat persendian menajdi lentur, tidak kaku, dan tulang menjadi kokoh, serta tulang punggung menjadi kokoh, serta tulang punggung tidak bengkok. Di samping itu, gerakan-gerakan shalat yang dilakukan secara teratur itu akan dapat melancarkan peredaran darah yang akan dapat mencegah kekakuan dan penyumbatan pembuluh darah. Hal ini akan menghindarkan adanya gangguan peredaran darah ke jantung yang sering mengakibatkan kematian.[7]
            Dari hadis di atas Nabi Muhmmad SAW menyampaiakan kewajiban berpuasa. Dari kewajiban berpuasa tersebut, ternyata berpuasa memilki manfaat anatara lain: menurut Dr. Muhammad Sa’id As-Suyuthy, “Puasa mamapu mencegah terjadinya penimbunan zat-zat beracun yang berbahaya bagi tubuh, seperti asam karbol, asam fosfat amunium, zat-zat asam, serta zat-zat garam yang berbahaya lainnya.   Begitu juga puasa dapat mencegah tubuh dari penyakit encok dan peradangan pada persendian tulang (rematik) serta mencegah dari pembentukan sampah di ginjal.”
            Dr. Ibrahim Arrawy menegaskan bahwa puasa mampu meningkatkan stimulus sel-sel otak sehingga aktivitasnya bertambah beberapa kali lipat. Hal itu dikarenakan berhentinya aktivitas alat pencernaan pada saat berpuasa sehingga darah mengalir deras ke jaringan otak, mensubsidi lilitan otak, dan mensuplaynya dengan berbagai nutrisi terbaik bagi kebutuhan aktivitasnya.[8]
           
Seperti Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Al-Azizi, Sebagai berikut :
قال صلى الله عليه وسلم : علموا اولدكم السبا حة والرمى با لسى حام والمراءة المغزل     
Artinya:“ Nabi SAW. bersabda: Ajarilah anak-anakmu berenang dan melepaskan anak panah dan ajarilah wanita memintal”.[9]

Dari hadis di atas kita bisa mengambil pembelajaran bahwa berenang memiliki manfaat seperti pembentukan otot, melatih pernapasan, meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru dan menambah tinggi badan.
Dari hadis di atas bahwa berenang maupun memanah merupakan bentuk keseriusan Rasulullah SAW dalam mendidik anak mengolah jasmani mereka.
            Dari hadis-hadis di atas, masih banyak lagi hadis Rasulullah SAW menjelaskan pendidikan jasmani contoh tentang pendidikan jasmani.
            Secara tidak langsung pendidikan jasmani yang dijelaskan melalui hadis-hadis Nabi Muhammad SAW sebagian telah dilakukan oleh manusia.
C.      Fungsi dan Tujuan Pendidikan Jasmani
Setelah dijelaskan macam-macam pendidikan jasmani di atas bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan  membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. [10]
Sedangkan berdasarkan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan tujuan pendidikan jasmani antara lain dikemukakan oleh Comite On Objective Of  America Physical Education (1934), menyebutkan 5 tujuan pendidikan jasmani :
1.      Kesegaran jasmani
2.      Kesehatan mental
3.      Moral dan social
4.      Ekspresi dan control emosi
5.      Apresiasi.[11]
Dalam pendidikan jasmani memiliki tujuan: (a) meletakkan landasan karakter moral, (b) membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi, (c) menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, (d) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga, (e) mengembangkan keterampilan mengelola diri dalam pemeliharaan kebugaran.[12]
D.           Pentingnya Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani mempunyai andil yang sangat besar dalam kehidupan seahari-hari, karena dengan memahami dan melaksanakan contoh-contoh dari pendidikan jasmani yang telah diterapkan Rasulullah SAW akan memberikan dampak yang baik bagi tubuh dan memberikan tenaga dalam beraktifitas, karena untuk beramal dan beribadah dengan baik dibutuhkan adanya fisik dan mental yang sehat dan kuat sehingga pekerjaan ataupun aktifitas manusia akan terhambat dan juga terganggu serta hasilnya pun tidak bisa maksimal dan juga optimal. Karena ada sebuah istilah yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Dan juga dijelaskan dalam sebuah hadist bahwa Allah lebih mencintai orang-orang yang kuat dari pada orang yang lemah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yaitu:
المؤمن القوي خير واحب الي  الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير اخرص على ما ينفعك واستعن با لله ولا تعجز (ايحر خه مسلم في كتاب القدر) 
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, sekalipun di tiap-tiap mereka ada kebaikan. Berkeinginan keraslah kepada apa-apa yang memberi manfaaatkepadamu, mintalah petolongan Allah dan janganlah kamu lemah[13]
            Jadi, pendidikan jasmani sangat penting bagi manusia, baik dari sudut pandang Allah yaitu dalam hal manusia mengerjakan perintah-Nya dan juga meninggalkan laranganNya. Agar ibadah manusia menjadi sempurna. Dan juga dari sudut pandang manusia dalam hal bekerjasama. Agar hasil kerjasamanya menjadi lebih efektif dan juga efesien.

E.            Menyusun dan Mengembangkan Pendidikan Jasmani
Setelah kita mengethaui hadis-hadis yang menjelaskan tentang pendidikan jasmani, fungsi dan tujuannya serta pentingnya pendidikan jasmani maka dibutuhkan penyusunan sebuah metode untuk mengembangkan pendidikan jasmani tersebut agar lebih fungsional sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka langkah research & development yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983) dapat digunakan sebagai upaya untuk melakukan langkah pengembangan. Langkah tersebut antara lain sebagai berikut:
(1) Melakukan analisis kebutuhan
(2) Melakukan perencanaan
(3) Mengembangkan produk (pembelajaran)
(4) Uji coba produk pengembangan
(5) Revisi produk pengembangan
(6) Uji coba lapangan[14]


























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidkan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik yang berkaitan dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok, pembelajaran mental, intelektual, emosional dan estetika.
Beberapa hadis-hadis yang berkaitan dengan pendidikan jasmani seperti: berpuasa, shalat, berenang dan memanah serta olahrga yang lain.
            Pendidikan jasmani memiliki fungsi, tujuan yang baik untuk kesehatan serta memilki peranan penting untuk membantu manusia beraktifitas ataupun beribadah.
Untuk terus mengembangkan pendidikan jasmani  maka disusun suatu metode yang didasarkan pada kebutuhan lapangan, sehingga akan lebih fungsional sesuai dengan kebutuhan pengguna. Langkah pengembangan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Melakukan analisis kebutuhan
(2) Melakukan perencanaan
(3) Mengembangkan produk (pembelajaran)
(4) Uji coba produk pengembangan
(5) Revisi produk pengembangan
(6) Uji coba lapangan

B.     Saran
Agar pembelajaran pendidikan jasmani dapat berkembang dengan baik dan benar, maka diperlukannya inovasi pembelajaran secara terus menerus melalui pelatihan dan perbaikan persiapan pengajaran serta mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran.

C.    Penutup
Demikian makalah Hadits tentang “Pendidikan Jasmani” kami buat dengan segala keterbatasan intelektual dan material, sehingga kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan. Semoga dengan segala keterbatasan tidak mengurangi keberkahan, sehingga dapat memberi manfaat kepada kita semua, amin.























DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, Moh, 1998. 400 Hadits Keutamaan Amal Beserta Penjelasannya, PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai pustaka: Jakarta.
Abdurrahman bin Ibrahim, 1996. العربية بين يد يك.
Depdiknas (2003): UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Jakarta.
Dardir, Achmad, Ilmu Pendidikan bahan kuliah semester gasal
tahun 2005/2006. FIP UNY
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1
[1] Achmad Dardir, Ilmu Pendidikan bahan kuliah semester gasal
tahun 2005/2006, FIP UNY

[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 007), hlm.461
Ahsin W. Al-hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2010) Hlm. 20
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
[1] http://saifurss07.wordpress.com/2012/07/26/tujuan-pendidikan-jasmani/ di posting pada tanggal 10 April 2013: 18:42
[1] Depdiknas. 2003b. Kurikulum 2004; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SMP dan MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ibid. Hlm. 29
[1] Moh. Wahyudi, 400 Hadits Keutamaan Amal Beserta Penjelasannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.279
B.Abduljabar Pengertian Pendidikan Jasmani
[1] Hasan ahmad al Hammam, Berobatlah dengan puasa dan sedekah, (Solo: Aqwam, 2010) hlm. 15-16
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1
[1] Achmad Dardir, Ilmu Pendidikan bahan kuliah semester gasal
tahun 2005/2006, FIP UNY

[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 007), hlm.461



[1] Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1
[2] Achmad Dardir, Ilmu Pendidikan bahan kuliah semester gasal
tahun 2005/2006, FIP UNY

[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 007), hlm.461
[4] B.Abduljabar Pengertian Pendidikan Jasmani
[5] Hasan ahmad al Hammam, Berobatlah dengan puasa dan sedekah, (Solo: Aqwam, 2010) hlm. 15-16
[6] Ahsin W. Al-hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2010) Hlm. 104-105
[7] Ibid. Hlm. 105-106
[8] Ibid. Hlm. 29
[9] Moh. Wahyudi, 400 Hadits Keutamaan Amal Beserta Penjelasannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.279
[10] Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
[12] Depdiknas. 2003b. Kurikulum 2004; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SMP dan MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

[13] Ahsin W. Al-hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2010) Hlm. 20
[14] Sugiharto, pengembangan pembelajaranPendidikan jasmani, (Jurusan IKOR FIK UNNES Semarang)

No comments:

Post a Comment