Wednesday, 2 October 2013

pandangan qur'an tentang pendidikan

                                                         pandangan qur'an tentang pendidikan 


 Diposkan oleh Ahmad Sholihin

                                                                               BAB I
                                                                     PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan asasi manusia, tanpa pendidikan manusia tidak dapat mencapai kesempurnaan dirinya sebagai hamba Allah dan sekaligus khalifahNya. Sebagai hamba Allah (sesuai naturnya) manusia berkewajiban mengikuti aturan serta mentaati kehendak dan perintahNya. Oleh karena itu Allah senantiasa mengingatkannya melalui para Rasul dan para ulama (termasuk para pendidik muslim melalui proses pendidikan) supaya manusia tetap berada pada natur aslinya yaitu patuh dan tunduk kepada Allah swt.
Dapat dipahami bahwa al-Qur’an telah memberikan rambu-rambu yang jelas kepada kita tentang konsep pendidikan yang komperehensif. Yaitu pendidikan yang tidak hanya berorientasi untuk kepentingan hidup di dunia saja, akan tetapi juga berorientasi untuk keberhasilan hidup di akhirat kelak. Karena kehidupan dunia ini adalah jembatan untuk menuju kehidupan sebenarnya, yaitu kehidupan di akhirat.

B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pendidikan?
2. Bagaimana pandangan al-Qur’an tentang pendidikan?
3. Apa tujuan pendidikan menurut al-Qur’an?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa pengertian dari pendidikan.
2. Mengetahui bagaimana pandangan al-Qur’an tentang pendidikan.
3. Mengetahui tujuan pendidikan menurut al-Qur’an.

D. Manfaat penulisan
1. Bagi lembaga/institusi
Sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.
2. Bagi guru/pengembang pendidikan
Sebagai masukan bagi para pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai pendalaman khusus mengenai materi pendidikan.















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha manusia yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa untuk memeberikan pengaruh pada anak didiknya agar dapat meningkatkan kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala tindakan atau perbuatannya secara moril.[1]
Menurut Drs. Abu Ahmadi dalam bukunya sejarah Pendidikan, disebutkan bahwa Pendidikan adalah semua kegiatan orang dewasa yang mempunyai nilai paedagogis bagi anak.
Menurut Drs. Ngalim Purwanto dalam bukunya ilmu pendidikan teoritis dan praktis, disebutkan bahwa pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
Dalam buku lain dikatakan bahwa Pendidikan adalah proses perubahan atau pengembangan diri anak didik dalam segala aspek kehidupan sehingga terbentuklah suatu kepribadian yang utuh baik sebagai makhluk sosial, maupun individu, sehingga dapat beradaptasi dan hidup dalam masyarakat luas dengan baik, termasuk bertanggung jawab pada diri sendiri, orang lain dan tuhannya.[2]
Dengan demikian pengertian pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiyar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang pada taraf insan rabbani.[3]





B. Pandangan al-Qur’an tentang pendidikan
Dalam al-Qur’an surat al-Qashash ayat 77 disebutkan:
Artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS: al Qashas 77)

Dalam sebuah tafsir, kata “fiima” dipahami oleh Ibnu Asyur mengandung makna terbanyak atau pada umumnya, sekaligus melukisakan tertancapnya ke dalam lubuk hati upaya untuk mencari kebahagiaan ukhrawi melalui apa yang dianugerahkan Allah dalam kehidupan dunia ini. Kemudian ayat ”wa laa tansa nashibaka min ad-dunya..” merupakan larangan melupakan atau mengabaikan bagian seseorang dari kenikmatan duniawi.[4]
Kemudian dalam tafsir lain tentang ayat di atas, pergunakanlah harta dan nikmat yang banyak yang diberikan Allah kepadamu ini untuk mentaati Tuhanmu dan mendekatkan diri kepadanya dengan berbagai macam pendekatan yang mengantarkanmu kepada perolehan pahalanya di dunia dan akhirat. Janganlah kamu meninggalkan bagianmu dari kesenangan dunia dari perkara makan, minum dan pakaian, karena tuhanmu mempunyai hak terhadapmu, demikian pula keluargamu, mempunyai hak terhadapmu.[5]
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan moderen sulit untuk diwujudkan.[6]
Dalam Islam pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan sepanjang usia (long life education). Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan dan pengetahuan. Tua atau muda, pria atau wanita, miskin atau kaya mendapatkan porsi sama dalam pandangan Islam dalam kewajiban untuk menuntut ilmu (pendidikan). Bukan hanya pengetahuan yang terkait urusan ukhrowi saja yang ditekankan oleh Islam, melainkan pengetahuan yang terkait dengan urusan duniawi juga. Karena tidak mungkin manusia mencapai kebahagiaan hari kelak tanpa melalui jalan kehidupan dunia ini.
Islam juga menekankan akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya, termasuk pengetahuan.
Al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan dan pendidikan. Tanpa pengetahuan dan pendidikan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan dan pendidikan pada derajat yang tinggi.
Islam menekankan akan pentingnya pengetahuan dan pendidikan dalam kehidupan manusia. Karena tanpa pengetahuan niscaya manusia akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat, yang implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hari akhirat.
Dalam al-Qur’an, manusia tidak dianjurkan hanya mencari pengetahuan dan pendidikan yang hanya berorientasi pada urusan akhirat saja. Akan tetapi, manusia diharapkan tidak melupakan pengetahuan tentang urusan dunia. Meskipun kehidupan dunia ini hanyalah sebuah permainan dan senda gurau belaka, atau hanyalah sebuah sandiwara raksasa yang diciptakan oleh Tuhan semesta alam. Namun, pada dasarnya manusia diharapkan mampu menjaga keseimbangan dirinya dalam menjalani realita kehidupan ini, termasuk dalam mencari pengetahuan.

C. Tujuan Pendidikan dalam Pandangan Al-Qur’an
Dalam al-Qur’an surat al-Dzariyat ayat 56
Artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. al-Dzariyat : 56)

Ayat ini dengan sangat jelas menggambarkan kepada kita bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk “mengabdi” kepada Allah SWT. Dalam gerak langkah dan hidup manusia haruslah senantiasa diniatkan untuk mengabdi kepada Allah.[7]
Tujuan pendidikan yang utama dalam Islam menurut Al-Qur’an adalah agar terbentuk insan-insan yang sadar akan tugas utamanya di dunia ini sesuai dengan asal mula penciptaannya, yaitu sebagai abid (hamba). Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan, baik dari sisi pendidik atau anak didik, harus didasari sebagai pengabdian kepada Allah SWT semata.



















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtiyar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang pada taraf insan rabbani.
· Manusia tidak dianjurkan hanya mencari pengetahuan dan pendidikan yang hanya berorientasi pada urusan akhirat saja. Akan tetapi, manusia diharapkan tidak melupakan pengetahuan tentang urusan dunia.
· Tujuan pendidikan yang utama dalam Islam menurut Al-Qur’an adalah agar terbentuk insan-insan yang sadar akan tugas utamanya di dunia ini sesuai dengan asal mula penciptaannya.

B. Kata Penutup
Alhamdulilah, dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan namun kami yakin hasilnya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan.
Akhirnya kami berdoa semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus, amin ya robbal alamin...






DAFTAR PUSTAKA

Khoiri, Nur M.Ag, 2011, Metodologi Pembelajaran PAI, INISNU, Jepara
Shihab, M. Quraisy, 2002, Tafsir Al Mishbah Pesan, Kesan, Keserasian Al-Qur’an, Lentera Hati, Jakarta
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, 1993, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, cv. Toha Putra, Semarang
Poerbakawatja, Soegardi, 1982, Ensiklopedi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta
Hafidz, Hasan, 1989, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan dan Ilmu Jiwa, Ramadhani, Solo

No comments:

Post a Comment