Wednesday, 2 October 2013

risalah dan kenabian

                                       risalah dan kenabian 


 Diposkan oleh Ahmad Sholihin

                                                                          BAB I
                                                                 PENDAHULUAN

Allah telah mengutus para utusannya untuk member petunjuk dan pedoman hidup serta membimbing manusia di bumi. Allah mengharuskan setiap muslim untuk beriman kepada semua Rasul yang telah diutusnya. Untuk menyampaikan risalah dan petunjuknya pada semua umat manusia. Agar umat manusia tidak mengalami kesesatan dalam kehidupannya. Sebab salah satu rukun iman adalah mengimani para utusan-utusan Allah. Sebenarnya bukan rasul yang membutuhkan mansuia namun manusia lah yang membutuhkan kehadiran para rasul. Untuk mendapat petunjuk dan tuntunan serta suritauladan dari para rasul Allah. Seperti halnya dalam tata cara beribadah yang benar dan baik, semua itu hanya akan diperoleh melalui ajaran-ajaran, bimbingan-bimbingan dan petunjuk yang langsung dari rasul. Sesungguhnya seluruh rasul diutus dengan membawa kemurnian ibadah dan tauhid.
Perlu diketahui antara definisi nabi dan rasul. Nabi dari segi bahasa berarti orang yang memberi kabar, sedangkan dari segi syari’at berarti orang yang menerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri dan tidak ada kewajiban baginya untuk menyampaikan kepada orang lain. Sedangkan Rasul berarti utusan dan sedangkan rasulullah adalah seorang nabi yang menerima wahyu Allah untuk dirinya sendiri dan berkewajiban menyampaikan kepada orang lain.







BAB II
PEMBAHASAN
RISALAH DAN KENABIAN

A. Tujuan Diutusnya Para Rasul
1. Pembawa Kebenaran

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ (24)
Artinya :
Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Al-Fatir : 24).
Allah Telah mengutus Nabi Muhammad membawa perkara yang tetap yang membawa kebenaran, tegas, dan tidak akan menyesatkan umat manusia. Namun justru akan membahagiakan bagi siapapun yang mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk. Hal inipun akan membuat hati tenang dengan keyakinan yang mantap.
Masalah-masalah yang beliau bawa adalah menyakup masalah akidah yang sesuai dengan kenyataannya dan mengandung masalah syari’at yang menuntun pemeluknya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Pembawa Kabar Gembira dan Peringatan

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ (119)
Artinya :
Sesunguhnya kami telah mengutusmu dengan haq, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka. (QS. Al-Baqarah : 119).
Dalam redaksi ayat di atas langsung ditunjukkan kepada Nabi Muhammad yang disertai dengan kata yang mengandung pengukuhan, “Sesungguhnya” dan penegasan “Kami telah mengutusmu” hai Nabi Muhammad “dengan haq” yakni dengan benar dengan membawa kebenaran. Pemilihan beliau sebagai rasul adalah benar dan haq. Risalah dan ajaran yang disampaikannya juga benar dan haq. Karena semuanya berasal dari Allah SWT.1 namun pada kenyataanya pada saat itu orang-orang Arab enggan percaya, dan keengganan mereka sangat menyedihkan dan merisaukan nabi, karena itu beliau diingatkan oleh Allah bahwa beliau hanya ditugaskan oleh Allah sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Dan karena itu pula, pada penutup ayat Al-Baqarah di atas ditujukan untuk menghibur beliau “Dan kamu Hai Muhammad tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka”. Yaitu mereka yang mengingkari risalahmu dan menolak Al-Quran sebagai firman Allah adalah penghuni neraka. Wajar jika mereka tidak mau beriman sebab mereka adalah penghuni neraka.
Belaiu diutus Allah untuk memberi kabar gembira kepada orang yang taat dan memberi peringatan pada pelaku maksiat bukan untuk memaksa seseorang agar mau beriman.
3. Sebagai Rohmat Seluruh Alam
Sebenarnya rasul diutus ke dunia bukan hanya untuk satu kaum saja, namun beliau diutus oleh Allah untuk semua umat manusia dan seluruh Alam.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107)
Artinya :

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS. Surat Al-Anbiya’ : 107)
1Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 306
Dalam ayat ini dikemukakan tentang salah satu keistemewaan beliau. Yaitu tentang kepribadiannya yang merupakan rahmat, disamping ajaran-ajaran beliau yang disampaikan dan diterapkan. Dalam redaksinya ayat diatas akan singkat namun mengandung makna yang sangat luas. Ayat ini menyebut empat hal pokok, yaitu :
a. Rasul, dalam hal ini adalah Nabi Muhammad
b. Yang mengutus beliau adalah Allah
c. Yang diutus kepada manusia (Al-Amin)
d. Dan risalah, yang kesemuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya yakni rahmat yang sifatnya sangat besar ditambah lagi dengan menggambarkan ketercakupan sasaran dalam semua waktu dan tempat.2
Rasul adalah rahmat bukan saja datangnya beliau membawa ajaran, namun sosok dan kepribadian beliau adalah rahmat yang dianugrahkan oleh Allah pada beliau. Ayat di atas tidak menyatakan bahwa “Kami tidak mengutus engkau untuk membawa rahmat, namun sebagai rahmat atau agar engkau menjadi rahmat diseluruh alam”.
Tidak ditemukan dalam al-quran seorangpun yang dijuluki dengan rahmat kecuali Rasulullah dan tidak juga satu makhluk pun yang disifati dengan sifat Allah Ar-Rahim kecuali Rasulullah.3
4. Mengeluarkan Umat Dari Kegelapan Menuju Cahaya
Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Talaq ayat 11 yang artinya adalah sebagaimana berikut :
(Dan Mengutus) Seorang rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan me-


2 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 519
3 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 519
ngerjakan amal yang saleh, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rizki yang baik kepadanya. (QS. At-Talaq : 11).
Allah mengutus seorang rasul mulia yang akhlak dan tingkah lakunya adalah cermin dari tuntunan kitab suci al-quran. Beliau yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan secara jelas bermacam-macam tuntunan Allah supaya Allah mengeluarkan orang-orang yang beriman dengan keimanan yang benar dan membuktikan ketulusan iman mereka dengan mengerjakan amal-amal yang saleh. Mengeluarkan mereka dari kegelapan pada cahaya yakni cahaya ilahi.
Barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya dia akan merasakan kenikmatan hidup duniawi, dan Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawah pepohonan dan istana-istananya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh dengan anugrah yang sangat menakjubkan itu Allah telah memberikan kepadanya secara khusus rizki yang baik yakni cukup. Tidak kurang sedikitpun dari yang kita harapkan dan juga tidak berlebih dengan kelebihan yang dapat menimbulkan kekeruhan.4
5. Membenarkan Ajaran-Ajaran Nabi-Nabi Sebelumnya
Sebagaimana diterangkan dalam Surat Al-Maidah ayat 48, yang artinya adalah sebagaimana berikut :
Dan kami telah turunkan kepadamu Al-qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan







4 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 307
dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikannya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberiannya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah lah kamu semua kembali lalu diberitahukannya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan. (QS. Al-Maidah : 48).
Setelah Allah menurunkan taurat, lalu injil kepada bani israil, dan Allah menerangkan suatu petunjuk dalam kedua kitab itu, serta menjelaskan kewajiban-kewajiban yang harus mereka tunaikan, serta ancaman-ancaman-Nya terhadap mereka berupa hukuman apabila tidak menggunakan kedua kitab tersebut dalam memutuskan perkara, maka sesudah itu Allah juga menerangkan bahwa Allah menurunkan Alqur’an kepada nabi-Nya yang terahir, dan tingginya kedudukan Alqur’an diantara kitab-kitab sebelumnya.
Martabat Alqur’an dan kedudukannya lebih tinggi dari kitab-kitab Allah sebalumnya.5 Yaitu merupakan pengawas dan saksi serta ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
6. Menunjukkan Jalan Yang Lurus
Agama islam merupakan agama yang lurus dan mengajarkan manusia menuju jalan yang benar. Selain itu juga memberikan teguran kepada manusia yang lalai terhadap kewajibannya sebagai hamba Allah. Dijelaskan dalam Surat Yasin ayat 3-6, yang artinya adalah sebagaimana berikut :
Sesungguhnya kamu salah seorang dari para rasul. (Yang berada) di atas jalan yang lurus. (Sebagai wahyu) yang diturunkan oleh maha perkasa lagi maha penyayang. Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan karena itu mereka lalai. (QS. Yasin : 3-6).



5 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi , hal 238
B. Tujuan Wahyu bagi Kehidupan Masyarakat
Beberapa tujuan diturunkannya wahyu adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad. Untuk meyakinkan manusia atau para rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan dapat dijangkau oleh manusia. Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal yang tidak mungkin dapat mereka lakukan sebagaimana manusia biasa. Bukti-bukti tersebut dalam agama islam disebut mukjizat.
Para nabi atau rasul terdahulu mempunyai mukjizat yang bersifat temporal, lokal dan material. Ini disebabkan karena misi mereka terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad, beliau diutus untuk seluruh umat manusia dimanapun dan kapanpun hingga ahir zaman. Maka bukti kebenaran beliau tidak mungkin bersifat temporal, lokal, dan material, namun harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia. Inilah letak fungsi Alqur’an sebagai mukjizat.
Seringkali Alqur’an turun secara spontan guna menjawab pertanyaan atau mengomentari suatu peristiwa. Misal seperti pertanyaan orang Yahudi tentang hakekat ruh. Pertanyaan ini dijawab langsung dan tentunya spontanitas tersebut tidak memberi peluang untuk memberi peluang untuk berfikir dan menyusun jawaban dengan redaksi yang indah dan teliti bagi mereka. Namun demikian, setelah Alqur’an selesai diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta perhitungan tentang redaksi-redaksinya ditemukanlah hal-hal yang menakjubkan, ditemukan adanya keseimbangan antara kata-kata yang digunakan seperti keserasian antara jumlah dua kata yang bertolak belakang.
Banyak sekali syarat ilmiah yang ditemukan dalam Alqur’an. Seperti diisyarakannya bahwa cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri. Sedangkan cahaya bulan adalah pantulan sebagaimana termaktub dalam surat Yunus ayat 5, yang artinya :
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manjilah-manjilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan yang haq. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada yang mengetahui. (QS. Yunus : 5).
C. Tujuan Diutusnya Para Rasul
Misi yang dibawa Nabi Muhammad tetap sama dan memiliki hubungan dengan para nabi dan rasul yang terdahulu. Hal itu karena sumber ajaran dan pengutusnya sama yaitu Allah.
1. Mengajarkan ke-Esa-an Allah.
Para rasul terdahulu mengajarkan kepada manusia agar mengakui ke-Esa-an Allah. Hal tersebut dilanjutkan dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad sebagai nabi terahir. Ajaran tersebut berlaku untuk sepanjang masa, meskipun setelah Nabi Muhammad wafat.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (36)

Artinya :
Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul kepada setiap umat; “sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut, “maka diantara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantara mereka yang telah pasti atasnya kesesatan. Maka berjalanlah di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta”. (QS. An-Nahl : 36).

Ayat ini ditujukan untuk menghibur Nabi Muhammad dalam menghadapi para pembangkang dari kaum beliau. Seakan ayat ini menyatakan Allah pun telah mengutusmu, maka ada diantara umatmu yang menerima baik ajakanmu dan ada juga yang membangkang. Dan keadaan yang kau alami itu sama juga yang dialami oleh para rasul sebelummu. Karena sesungguhnya kami telah mengutus rasul kepada setiap umat sebelum kami mengutusmu, lalu mereka menyampaikan kepada kaum mereka masing-masing bahwa sembahlah Allah, yakni tunduk dan patuhlah dengan penuh pengagungan kepada Allah saja, jangan menyembah selain-Nya. Dan jauhilah Thaghut, yakni segala macam yang melampau batas seperti penyembahan berhala dan kepatuhan kepada tirani. Ajakan para rasul itu telah diketahui oleh umat masing-masing rasul, maka diantara mereka, yakni umat para rasul itu ada orang-orang yang hatinya terbuka dan pikirannya jernih sehingga Allah memberi petunjuk kepadanya, dan ada pula diantara mereka yang keras kepala dan bejat hatinya sehingga mereka menolak ajaran rasul. Dan dengan demikian telah pasti sangsi kesesatan yang mereka pilih sendiri. Wahai umat Muhammad jika kamu ragu tentang yang disampaikan rasul, termasuk kebinasaan para pembangkang maka berjalanlah kamu semua di muka bumi dan perhatikanlah kesudahan para pendusta rasul-rasul.6

Berdasarkan di atas jelaslah bahwa rasul-rasul Allah memiliki tugas yang sama yaitu menyeru kepada manusia agar tidak menyekutukan Allah dan hanya menyembah kepada-Nya.

2. Menegakkan Agama Islam

Agama islam adalah agama yang mengajarkan tentang ke-esa-an Allah. Ajaran para rasul dan nabi terdahulu pada dasarnya adalah islam. Namun mereka tidak menyebutnya islam, melainkan agama tauhid. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 67, yang artinya :

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus dan berserah diri pada Allah dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang yang musyrik. (QS. Ali Imran : 67).

Ayat ini membantah kebohongan mereka. Nabi ibrahim bukan seorang Yahudi sebagaimana diakui orang-orang Yahudi dan bukan pula orang Nasrani sebagaimana diakui orang-orang Nasrani. Dengan dalil yang telah dikemukakan, akan tetapi dia adalah seorang lurus selagi berserah diri kepada Allah dan juga sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik yang dapat diduga oleh orang-orang musyrik Mekah yang mengku mengikuti agama beliau.7
Rasul dan nabi terdahulu mengajarkan ke-Esa-an Allah, kewajiban menyembah Allah, tentang larangan berbuat maksiat dan lain sebagainya seperti yang diajarkan Nabi Muhammad.
3. Membawa berita gembira dan peringatan bagi umatnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam surat Al-Baqarah ayat 119 diatas, bahwa tujuan rasul dan nabi diutus salah satunya untuk membawa berita gembira dan peringatan.

D. Risalah Dan Kenabian Dalam Perspektif Pendidikan

1. Sebagai calon pendidik seharusnya mampu mencontoh sikap yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi umat beliau yang selalu membangkang. Beliau selalu sabar dalam menghadapinya.
2. Sebagai calon pendidik diharapkan mampu mengkondisikan dirinya untuk menjadi suri tauladan yang baik bagi siswa didiknya.
3. Sebagai umat islam yang taat kepada Allah dan rasul-Nya, seharusnya menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan.
4. Sebagai generasi pemuda calon pemimpin dimasa datang, hendaknya mencontoh sifat Nabi Muhammad yang selalu amanah untuk menyampaikan wahyu Allah tanpa mengurangi ataupun menambahi sedikitpun.




















6 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 223
7 Dr. M. Quraisy Shihab, Tafsir Almisbah, Jakarta : Lentera Hati , Hal 118
BAB III
PENUTUP

· Kesimpulan
A. Tugas-tugas rasul adalah pembawa kebenaran, membawa kabar gembira dan peringatan. Nabi Muhammad juga merupakan rahmat bagi seluruh alam yang mengeluarkan umat dari kegelapan menuju cahaya ilahi.
B. Ajaran-ajaran Nabi Muhammad juga membenarkan ajaran-ajaran para rasul sebelumnya serta beliau adalah suri tauladan yang sempurna bagi seluruh umat manusia.
C. Tiga tujuan pokok Al-quran adalah sebagai berikut :
1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang terikat dalam keimanan dan ke-Esa-an Tuhan dan kepercayaan akan hari pembalasan.
2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dan kehidupannya.
3. Petunjuk mengenai syari’at dan hukum dengan menerangkan dasar-dasar syari’at yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan antar sesama manusia. Dengan kata lain Al-quran adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan dunia dan akhirat.







DAFTAR PUSTAKA

Quraisy Shihab M., Dr. 1992. Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung : PT. Mizan Pustaka.
.............................................. , Tafsir Al-Mishbah. Jakarta : Lentera Hati.
Al-Maraghy, Ahmad Mustafa
Ihsan, Muhammad. Kumpulan Tafsir Al-quran. http://users6.nofeehost.com

No comments:

Post a Comment