OLEH : AHMAD SHOLIHIN
Istilah Klasik berarti kebuayaan Yunani
yang dijelmakan ke dalam lapangan kesusasteraan dan kesenian. Mereka
berorientasi pada alam pikiran manusia untuk mencari hakekat kebenaran
dan bertujuan ingin mencapai kebahagiaan hidup. Tokoh –tokohnya ialah
Plato, Socrates dan Plotinus.
PLATO ( 427 – 347 SM)
Plato dilahirkan di Athena
dari keluarga terkemuka, dari kalangan politisi. Pada mulanya ia ingin
bekerja sebagai seorang politikus, namun ia kekacauan di negaranya,
setelah kematian gurunya Socrates hal itu telah memadamakan ambisinya
untuk menjadi seorang politikus, kemudian ia beralih ke filsafat sebagai
jalan untuk memperbaiki kehidupan bangsanya, ajaran socrates sangat
berpengaruh pada dirinya.
Ajaran-ajaran Plato tentang Idea
Ajaran tentang Idea – Idea merupakan inti dan dasar seluruh filsafat Plato. Idea yang dimaksudkan Plato disini bukanlah suatu gagasan yang terdapat dlam pemikiran saja yang bersifat subyektif belaka. Bagi Plato Idea merupakan sesuatu yang obyektif, ada idea-idea, terlepas dari subyek yang berfikir, Idea-idea tidak diciptakan oleh pemikiran kita, tidak tergantung pada pemikiran, tetapi sebaliknya pemikiranlah yang tergantung pada idea-idea. Justru karena adanya idea-idea yang berdiri sendiri, pemikiran kita dimungkinkan. Pemikiran itu tidak lain daripada menaruh perhatian kepada idea-idea.
Ethika Plato
Etik Plato bersifat intelektual dan
rasional. Dasar ajarannya adalah mencapai budi baik. Budi ialah tahu.
Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Sebab itu
sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.
Tujuan hidup ialah mencapai kesenganan
hidup. Yang dimaksud dengan kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan hawa
nafsu didunia ini. Kesenangan hidup diperoleh dengan pengetahuan. Yang
tepat tentang nilai barang-barang yang dituju.
Etik Plato bersendi pada ajarannya tentang idea. Dualisme
dunia dalam teori pengetahuan lalu di teruskan dalam praktik hidup.
Oleh karena kemauan seseorang bergantung pada pendapatnya, nilai
kemauannya itu ditentukan oleh pendapatnya. Dari pengetahuan yang
sebenarnya yang dicapai dengan dialektika timbul budi yang lebih tinggi
dari pada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Menurut Plato
ada dua macam budi.
Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian.
Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari.
Negara Ideal
Plato hidup dalam masa Athena menempuh
jalan turun setelah mencapai kedudukan yang gilang gemilang dalam segala
lapangan, pertentangan antara kaya dan miskin sangat menyolok mata.
Karena itu pertentangan politik
juga hebat. Menurut Plato nasib Athena hanya dapat tertolong dengan
mengubah dasar sama sekali hidup rakyat dan sistem pemerintahan. Itulah
alasan baginya untuk menciptakan bentuk suatu negara yang ideal.
Peraturan yang menjadi dasar untuk
mengurus kepertingan umum kata Plato tidak boleh diputus oleh kemauan
atau pendapat orang seorang atau oleh rakyat seluruhnya, melainkan
ditentukan oleh suatu ajaran. Yang berdasarkan pengetahuan
dengan pengertian.dari ajaran itu datanglah keyakinan, bahwa pemerintah
harus dipimpin oleh idea tertinggi, yaitu idea kebaikan.kemauan untuk
melaksanakan itu tergantung kepada budi. Tujuan pemerintah yang benar
adalah mendidik warga warganya mempunyai budi. Plato membagi kedudukan
penduduk menajdi tiga golongan yakni :
Golongan yang dibawah ialah
golongan rakyat jelata, yang berupakan petani, pekerja, tukang dan
saudagar. Kerja mereka adalah menghasilkan keperluan sehari-hari bagi
ketiga-tiga golongan.
Golongan yang tengah ialah
golongan penjaga atau “pembantu” dalam urusan negara. Terhadap keluar
tugas mereka mempertahankan negara dari serangan musuh. Tugas kedalam
menjamin supaya undang – undang dipatuhi rakyat.
Golongan atas ialah kelas
perintah atau filosof. Mereka terpilih dari paling cakap dan yang
terbaik dari kelas penjaga, setelah menempuh pendidikan dan pelatihan
special untuk itu. Tugas mereka adalah membuat undang-undang dan
mengawasi pelaksanaannya. Mereka memangku jabatan tertinggi.
ARISTOTELES ( 384 – 322 SM.)
Aristoteles lahir di stageira pada
semenanjung kalkidike di Trasia (Balkan) Bapaknya bernama Machaon adalah
seorang dokter istana pada raja Macedonia Amyntas II. Sejak kecil
mendapat asuhan dari bapaknya sendiri, ia mendapat pelajaran teknik
membedah, karena itu perhatiannya banyak tertumpu pada ilmu alam,
terutama ilmu biologi.
Setelah bapaknya meninggal ia pergi ke
Athena belajar pada Plato di Akademia. Selama 20 tahun menjadi murid
Plato, pertama kali ia menyusun buku Bibliotik yang pertama terdapat di
Athena.
Karya-karya Aristoteles
Berbagai macam cabang ilmu pengetahuan
yang menjadi karya Aristoteles bila diperinci terdiri dari delapan
cabang yang meliputi Logika, Filsafat Alam, Psikologi, Biologi,
Metafisika, Etika Politik, Ekonomi, Retorika dan Poetika.
Ajaran – ajaran Aristoteles.
Logika
Aristoteles terkenal sebagai bapak
logika, tapi tidaklah berarti bahwa sebelumnya tidak ada logika.
Aristoteleslah orang pertama yang memberikan uraian secara sistematis
tentang Logika.
Logika adalah ilmu yang menuntun manusia
untuk berfikir yang benar dan bermetode. Dengan kata lain logika adalah
suatu cara berfikir yang secara ilmiah yang membicarakan bentuk-bentuk
fikiran itu sendiri yang terdiri dari pengertian, pertimbangan dan
penalaran serta hukum-hukum yang menguasai fikiran tersebut.
Aristoteles membagi ilmu pengetahuan atas tiga bahagian ;
- Ilmu pengetahuan praktis, yang meliputi etika dan politik
- Ilmu pengetahuan produktif, yaitu teknik dan seni.
- Ilmu pengetahuan teoritis yang meliputi phisika, matematika dan filsafat.
Dalam hal ini Aristoteles tidak
memasukkan Logika sebagai cabang ilmu pengetahuan, melainkan hanya suatu
alat agar kita dapat mempraktekkan ilmu pengetahuan.
Metafisika
Dalam uraian ini Aristoteles mengkritik
ajaran gurunya tentang idea-idea. Menurut Aristoteles ; yang sungguh ada
itu bukanlah yang umum melainkan yang khusus, satu persatu. Bukanlah
manusia pada umumnya yang ada, melainkan manusia ini, itu, Anas, dan
lain-lain. Semuanya ada, jadi Aristoteles bertentangan dengan gurunya
Plato yang mengatakan “bahwa semua yang nampak hanyalah merupakan
bayangan semata”.
Menurut Aristoteles, tidak ada idea-idea
yang umum serta merupakan realita yang sebenarnya. Dunia idea di
ingkari oleh Aristoteles sebagai dunia realitas, karena tidak dapat di
buktikan. Jadi Aristoteles berpangkal pada yang kongkrit saja, yang satu
persatu dan bermacam-macam, yang berubah, itulah yang merupakan
realitas sebenarnya.
Abstraksi
Bagaimana budi dapat mencapai pengetahuan yang umum itu sedangkan hal-hal yang menjadi obyeknya tidak umum.
Menurut Aristoteles ; obyek yang
diketahui itu memang kongkrit dan satu persatu, jadi tidak umum. Yang
demikian itu ditangkap oleh indera dan indera mengenalnya. Pengetahuan
indera yang macam-macam itu dapat diolah oleh manusia (budi). Manusia
itu menanggalkan yang bermacam-macam dan tidak sama, walaupun tidak di
ingkari. Yang dipandang hanya yang sama saja dalam permacaman itu.
Pengetahuan yang satu dalam macamnya oleh Aristoteles dinamai idea atau
pengertian.
Jadi Aristoteles tidak mengingkari dunia
pengalaman, sedangkan idea juga dihargainya serta diterangkan bagaimana
pula mencapainya dengan berpangkal pada realitas yang bermacam-macam.
Maka selayaknya aliran Aristoteles disebut “Realisme”.
Politik
Tujuan negara.
Aristoteles dalam bukunya menyatakan
“bahwa manusia menurut kodratnya merupakan “Zoion Politikon”atau mahluk
sosial yang hidup dalam negara.
Tujuan negara adalah memungkinkan warga
negaranya hidup denga baik dalam arti sepenuhnya. Dengan kata lain
lembaga-lembaga yang ada di dalamnya, keluarga di dalam suatu negara,
hubungan antar negara tetangga semua baik.
Rumah Tangga.
Aristoteles mengkritik pendapat Plato,
bahwa para penjaga tidak boleh hidup berkeluarga, dan juga Aristoteles
tidak setuju dilarangnya mempunyai milik pribadi.
Menurut Aristoteles, untuk hidup menurut
keutamaan manusia perlu keluarga dan butuh milik pribadi. Tetapi
kekayaan tidak boleh di tambah dengan sembarang cara.
Susunan negara yang paling baik.
Negara yang paling baik ialah negara
yang diarahkan buat kepentingan umum. Susunan negara yang paling baik
menurut Aristoteles ialah “Politeia”. Poiteia adalah demokrasi moderat atau demokrasi yang mempunyai undang-undang dasar.
E t i k a
Dalam karya Aristoteles “ Ethika
Nicomachea” mengatakan ; dalam segala perbuatannya manusia mengejar
suatu tujuan. Ia selalu mencari sesuatu yang baik baginya. Dari sekian
banyak tujuan yang ingin dicapai manusia, maka tujuan yang tertinggi dan
terakhir dari manusia adalah kebahagiaan. Tugas Etika ialah mengembangkan dan mempertahankan kebahagiaan itu.
Menurut Aristoteles ; manusia hanya
disebut bahagia jika ia menjalankan aktivitasnya dengan baik. Dengan
kata lain agar manusia berbahagia ia harus menjalankan aktivitasnya
dengan baik.
PLOTINOS ( 205 – 270 )
Plotinos dilahirkan
pada tahun 205 di Lykopolis di mesir. Yang pada waktu itu dikuasai oleh
Roma dan meninggal di Minturnea 270. tentang hidupnya orang tidak banyak
tahu, namanya harum karena ajaran filosofinya, dan kehidupannya yang
sederhana.
Ia bermula mempelajari filosofi dari
ajaran Yunani, terutama dari buah tangan Plato, ia mempunyai pembawaan
menjadi seorang filosofi. Plotinos mulai menulis karya-karyanya dalam
usia 50 tahun pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam karya-karyanya
itu adalah didasarkan pada filsafat Plato, terutama ajarannya tentang Idea Tertinggi, baik atau kebaikan. Oleh karena itulah maka filsafat Plotinos disebut Platonisme,
meskipun demikian Plotinus telah memajukan banyak hal yang dahulunya
tidak pernah diselidiki oleh filosof Yunani. Dan ini adalah hal yang
baru, karena ajarannya disebut “Ajaran Plato Baru” ( New Platonisme).
Pokok – Pokok Ajarannya
Apabila Plato mendasarkan ajaran filsafatnya kepada Yang baik
yang meliputi segala-galanya, ajaran Plotinus berpokok pada yang satu.
Sebagai pangkal segala-galanya, Filosofi Plotinus berpangkal kepada
keyakinan, bahwa segala ini, yang asal itu adalah satu dengan tidak ada
pertentangan didalamnya. Yang satu itu bukan kwalita dan bukan pula yang
terutama dari segala keadaan dan perkembangan dalam dunia, segalanya
datang dari suatu, yang Asal. Yang asal itu adalah sebab dari
kwantita, bukan akal bukan jiwa, bukan dalam bergerak bukan pula dalam
tenang terhenti, bukan dalam ruang dan bukan dalam waktu.
Teori Emanasi Plotinus
Yang satu itu adalah semuanya, tetapi
tidak mengandung didalamnya satu pun dari barang yang banyak itu. Dasar
dari pada yang banyak tidak bisa yang banyak itu sendiri. Sebalinya,
yang satu itu adalah semuanya berarti bahwa yang banyak itu adalah
padanya. Di dalam yang satu itu yang banyak belum ada, tetapi yang
banyak itu akan ada, yang banyak itu datang dari dia. Oleh
karena yang satu itu sempurna, yidak mencari apa-apa, tidak memiliki
apa-apa, dan tidak memerlukan apa-apa, maka keluarlah sesuatu dari Dia,
dan mengalir menjadi barang-barang yang ada.
Hal itu adalah Emanasi dari Dia, datang
dari Dia. Emanasi adalah suatu pandangan baru yang kemukakan oleh
Plotinus dalam ajaran filosofinya. Emanasi alam dari yang asal itu,
janganlah dipahami sebagai suatu kejadian yang berlaku dalam ruang dan
waktu. Sebab ruang dan waktu terletak pada tingkat terbawah dari
Emanasi, ruang dan waktu adalah pengertian dalam dunia yang lahir.
Dalam ajaran Plotinus yang satu itu
adalah dalam keadaan sempurna, sebab itu bertambah banyaknya yang tidak
sempurna hanya bisa terjadi dalam bertambah banyaknya yang berbagai
rupa, pembagian dan perubahan-perubahan. Wujud keseluruhannya ; Akal (Nous), Jiwa Alam (Al-Nafsul Kulliyah), dan Materi(al-Maddah).
Ajaran tentang Jiwa
Ajarannya tentang jiwa adalah merupakan
dasar dari pada teorinya tentang hidup yang praktis serta ajaran
moralnya. Bahwa benda sebagai pangkal dari segala sesuatu yang jahat.
Akan tetapi logikanya lalu menimbulkan kesulitan terhadap pokok
ajarannya sendiri, karena benda itu dihasilkan oleh jiwa Alam, jadi
kalau demikian, apakah ini tidak berarti jiwalah yang bersalah dalam hal
kejahatan benda itu.
Menurut Plotinus, jiwa dalam hal ini
tidak langsung bersalah, karena karena jiwa sendiri mempunyai dua macam
hubungan, yaitu keatas dan kebawah, keatas berhubungan dengan akal,
kebawah berhubungan dengan dunia benda yang rendah. Jiwa hanyalah
merupakan hubungan dari semuanya, mulai dari tingkat yang tertinggi
sampai ke tingkat yang terendah. Jiwa darpada semua makhluk itu ada pada
jiwa Alam, yang semuanya itu tidak lain dari pada Idea yang diterima
dari akal.
Lahirnya susunan yang bertingkat-tingkat
dalam alam (kosmos) ini, adalah disebabkan karena jiwa alam menumpahkan
tenaganya kepada materi itu, menurut kesanggupan yang dapat diterima
oleh materi itu, sehingga karenanya kosmos itu menjadi hidup dan
berjiwa. Dengan demikian semuanya lalu merasakan adanya pertalian jiwa
yang mengikat satu sama lain.
Ajaran tentang Hidup dan Moral
Ajaran Plotinus tentang hidup dan moral
mudah sekali, ajaran itu tak lain darpada melaksanakan dalam praktik
ajarannya tentang jiwa.
Sebagai tujuan hidup manusia dikatakannya mencapai persamaan dengan Tuhan, budi yang tertinggi ialah menyucikan roh. Itu adalah satu-satunya jalan menuju cita-cita kemurnian.
Benda yang ada di sekitar hidup manusia
hendaklah diabaikan sama sekali dan jiwa itu harus mencoba semata-mata
hidup dalam lingkungan alam rohaniah dan alam pikiran. Hanya dalam alam
rohaniah dan alam pikiran itulah jiwa dapat melatih diri untuk mencapai
langkah terakhir, yaitu bersatu dengan Tuhan. Ini hanya dapat dicapai
dengan mengembangkan perasaan yang luar biasa, yaitu rasa keluar dari
diri sendiri dengan Extase.
No comments:
Post a Comment