OLEH : AHMAD SHOLIHIN
Setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara
yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai
dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau
mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing individu
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang
diberikan. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai
metode untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu tersebut. Di
negara-negara maju sistem pendidikan bahkan dibuat sedemikian rupa
sehingga individu dapat dengan bebas memilih pola pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik dirinya.
berbagai cara untuk membuat anaknya
menjadi “pintar”. Orangtua berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya ke
sekolah-sekolah terbaik. Selain itu anak diikutkan dalam berbagai kursus
maupun les privat yang terkadang menyita habis waktu yang seharusnya
bisa dipergunakan anak atau remaja untuk bermain atau bersosialisasi
dengan teman-teman sebayanya. Namun demikian usaha-usaha tersebut
seringkali tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan ada
yang justru menimbulkan masalah bagi anak dan remaja.
Di Indonesia seringkali kita mendengar keluhan dari orangtua yang merasa sudah melakukan
Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa
anak-anak tersebut tidak kunjung-kunjung pintar? Salah satu faktor yang
dapat menjadi penyebabnya adalah ketidaksesuaian cara belajar yang
dimiliki oleh sang anak dengan metode belajar yang diterapkan dalam
pendidikan yang dijalaninya termasuk kursus atau les privat. Cara belajar yang dimaksudkan disini adalah kombinasi dari bagaimana individu menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi.
Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa
anak-anak tersebut tidak kunjung-kunjung pintar? Salah satu faktor yang
dapat menjadi penyebabnya adalah ketidaksesuaian cara belajar yang
dimiliki oleh sang anak dengan metode belajar yang diterapkan dalam
pendidikan yang dijalaninya termasuk kursus atau les privat. Cara
belajar yang dimaksudkan disini adalah kombinasi dari bagaimana individu
menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi.
Otak Sebagai Pusat Belajar
Otak manusia adalah kumpulan massa
protoplasma yang paling kompleks yang ada di alam semesta. Satu-satunya
organ yang dapat mempelajari dirinya sendiri dan jika dirawat dengan
baik dalam lingkungan yang menimbulkan rangsangan yang memadai, otak
dapat berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus
tahun. Otak inilah yang menjadi pusat belajar sehingga harus dijaga
dengan baik sampai seumur hidup agar terhindar dari kerusakan.
Menurut MacLean, otak manusia memiliki tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai triune brain/three in one brain
(dalam DePorter & Hernacki, 2001). Bagian pertama adalah batang
otak, bagian kedua sistem limbik dan yang ketiga adalah neokorteks.
Batang otak memiliki kesamaan struktur
dengan otak reptil, bagian otak ini bertanggungjawab atas fungsi-fungsi
motorik-sensorik-pengetahuan fisik yang berasal dari panca indra. Perilaku yang dikembangkan bagian ini adalah perilaku untuk mempertahankan hidup, dorongan untuk mempertahankan spesies.
Disekeliling batang otak terdapat sistem
limbik yang sangat kompleks dan luas. Sistem ini berada di bagian tengah
otak manusia. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan
perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan belajar.
Selain itu sistem ini mengatur bioritme tubuh seperti pola tidur, lapar,
haus, tekanan darah, jantung, gairah seksual, temperatur, kimia tubuh,
metabolisme dan sistem kekebalan. Sistem limbik adalah panel kontrol
dalam penggunaan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, sensasi
tubuh, perabaan, penciuman sebagai input yang kemudian informasi ini
disampaikan ke pemikir dalam otak yaitu neokorteks.
Neokorteks terbungkus di sekitar sisi
sistem limbik, yang merupkan 80% dari seluruh materi otak. Bagian ini
merupakan tempat bersemayamnya pusat kecerdasan manusia. Bagian inilah
yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran
dan sensasi tubuh manusia. Proses yang berasal dari pengaturan ini
adalah penalaran, berpikir intelektual, pembuatan keputusan, perilaku
normal, bahasa, kendali motorik sadar, dan gagasan non verbal. Dalam
neokorteks ini pula kecerdasan yang lebih tinggi berada, diantaranya
adalah : kecerdasan linguistik, matematika, spasial/visual,
kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal dan intuisi.
Karakteristik Cara Belajar
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak
dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan informasi, maka cara belajar
individu dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut
adalah cara belajar visual, auditorial dan kinestetik yang ditandai
dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti
bahwa individu hanya yang memiliki salah satu karakteristik cara belajar
tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar yang lain.
Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki
salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia
mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya
untuk menyerap pelajaran. Dengan kata lain jika sang individu menemukan
metode belajar yang sesuai dengan karakteristik cara belajar dirinya
maka akan cepat ia menjadi “pintar” sehingga kursus-kursus atau pun les
private secara intensif mungkin tidak diperlukan lagi.
Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan
karakteristik cara belajar seperti disebutkan diatas, menurut DePorter
& Hernacki (2001), adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual
individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
- Rapi dan teratur
- Berbicara dengan cepat
- Mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
- Teliti dan rinci
- Mementingkan penampilan
- Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
- Mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
- Memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
- Biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar
- Sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis)
- Merupakan pembaca yang cepat dan tekun
- Lebih suka membaca daripada dibacakan
- Dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan.
- Jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara
- Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
- Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak’
- Lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
- Lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik
- Seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
- Sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja
- Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
- Lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
- Jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras
- Dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara
- Mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
- Berbicara dalam irama yang terpola dengan baik
- Berbicara dengan sangat fasih
- Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
- Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
- Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
- Mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi
- Lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya
- Lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
- Berbicara dengan perlahan
- Menanggapi perhatian fisik
- Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
- Berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
- Banyak gerak fisik
- Memiliki perkembangan otot yang baik
- Belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
- Menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
- Menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
- Banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
- Tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
- Sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
- Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
- Pada umumnya tulisannya jelek
- Menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik)
- Ingin melakukan segala sesuatu
No comments:
Post a Comment