OLEH : AHMAD SHOLIHIN
Pengertian Akhlaq Mulia (Al-Akhlaq Al-Karimah)
Akhlaq adalah lafadz yang berasal dari
bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berasal dari kata khalaq
yang berarti menciptakan, yang seakar dengan kata khaliq yang berarti
pencipta, makhluq artinya yang diciptakan, dan kahlq artinya ciptaan.
Dari pengertian tersebut, memberi
informasi bahwa akhlaq, selain merupakan tata aturan atau norma-norma
perilaku tentang hubungan antara
sesama manusia, juga merupakan norma yang mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhan yang maha pencipta, bahkan hubungan dengan alam
sekitarnya.
Adapaun akhlaq menurut beberapa ulama antara lain, menurut :
# Imam Al-Ghazali
“Akhlaq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
# Ibrahim Anis
“Akhlaq adalah keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa dipikir dan dipertimbangkan lebih dahul”.
Dari keempat pengertian di atas
dapat dipahami bahwa akhlaq adalah merupakan sifat yang tertanam dalam
jiwa seseorang yang dapat menimbulkan gerakan, perbuatan, tingkah laku
secara spontan, gampang atau mudah pada saat dibuthkan tanpa memerlukan
pemikiran atau perimbangan terlebih dahulu dan tidak memerlukan dorongan
dari luar.
Akhlaq adalah gambaran atau bayangan
dari jiwa seseorang, mereka berbuat, bertindak, atau bertingkah laku
berdasarkan apa yang tertanam dalam jiwanya dan telah menjadi kebiasaan
setiap hari tanpa ada pengaruh atau dorongan dari pihak lain, mereka
melakukan secara spontan tanpa pertimbangan pikiran sebelumnya.
Untuk melekatkan akhlaq yang mulia pada
diri seseorang, harus terlebih dahulu dilakukan pembersihan diri dari
hal-hal sebagai berikut :
- Dosa dan kesalahan melalui taubat dan istighfar kepada Allah
- Sifat-sifat yang tercela, yang melekat pada dirinya melalui latihan dan pembiasaan yang berkesinambungan
Sumber dan Ruang Lingkup Akhlaq
Yang dimaksud dengan sumber akhlaq
adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlaq adalah Al-Qur’an dan
Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada
konsep etika dan moral.
Adapun ruang lingkup akhlaq menurut Abdullah Draz ada lima bagian yaitu :
- Akhlaq pribadi terdiri dari Yang diperintahkan, yang dilarang, yang dibolehkan dan Akhlaq dalam keadaan darurat
- Akhlaq berkeluarga terdiri dari Kewajiban timbal balik antara orang dengan anak, kewajiban sumai dengan istri dan kewajiban terhadap karib kerabat.
- Akhlaq bermasyarakat terdiri dari Yang dilarang yang iperintahkan dan Kaedah-kaedah adab.
- Akhlaq bernegara terdiri dari Hubungan antara pimpinan dan rakyat dan hubungan luar negeri.
- Akhlaq beragama yaitu kewajiban terhadap Allah SWT.
Berangkat dari sistematika di atas, sedikit modifikasi, maka penulis membagi pembahasan akhlaq menjadi :
- Akhlaq terhadap Allah SWT.
- Akhlaq terhadap Rasulullah SAW.
- Akhlaq pribadi
- Akhlaq dalam keluarga
- Akhlaq bermasyarakat dan
- Akhlaq bernegara
Kedudukan dan Keistimewaan Akhlaq dalam Kehidupan
Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlaq
menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting dalam kehidupan,
seperti terlihat dalam beberapa poin berikut ini :
# Rasulullah SAW. Menempatkan penyempurnaan akhlaq, yang mulia sebagai misi pokok Risalah Islam, sebagai sabdanya :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”. (HR. Baihaqi).
Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok
agama Islam, sehingga Rasulullah pernah mendefinisikan agam dengan
akhlaq yang baik, sebagaimana sabda beliau.
Terjemahannya :
“Ya Rasulullah, apakah agama itu ? beliau menjawab : agama itu adalah akhlak yang baik”.
# Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.
# Rasulullah SAW. Menjadikan baik buruknya akhlaw seseorang sebagau ukuran kualitasnya.
# Islam menjadikan akhlaw baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT.
# Nabi Muhammad SAW. Selalu berdoa agar Allah SWT. Membaikkan akhlaq beliau.
PERSOALAN AKHLAQ
Perbuatan Baik dan Buruk
Yang dimaksud perbuatan baik adalah :
- Sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan
- Sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya.
- Sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan kepuasan
- Sesuatu dengan sesuai dengan keinginan yang bersifat berfitrah
- Sesuatu hal yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia.
Adapun yang dimaksud dengan perbuatan buruk adalah :
- Sesuatu yang tidak baik, tidak seperti seharusnya, tidak sempurna dalam kualitas, di bawah standart, kurang dalam nilai dan tidak mencukupi.
- Sesuatu yang keji, jahat, tidak bermoral dan tidak menyenangkan
- Adalah segala sesuatu yang tercela, karena melanggar norma-norma atau aturan-aturan menurut yang ditetapkan oleh syara’ (agama).
Ukuran Baik dan Buruk
Persepsi Manusia Tentang Baik dan Buruk
Banyak orang yang berselisih pendapat untuk menilai suatu perbuatan, ada
yang melihatnya baik dan ada yang melihatnya buruk. Dpandang baik oleh
suatu masyarakat atau bangsa dipandang buruk yang lain. Dipandang baik
pada waktu ini dinilai buruk pada waktu yang lain.
Selanjutnya dalam menetapkan nilai perbuatan manusia, selain memperhatikan nilai yang mendasarinya, kriteria lain yang ha
rus diperhatikan adalah cara melakukan perbuatan itu. Meskipun seseorang mempunyai niat baik, tetapi lakukan dengan cara yang salah, dia dinilai tercela karena salah melakukannya, bukan tercela karena niatnya. Kadang-kadang tercelanya manusia itu dapat berpangkal dari keyakinan yang salah, bukan karena niatnya.
rus diperhatikan adalah cara melakukan perbuatan itu. Meskipun seseorang mempunyai niat baik, tetapi lakukan dengan cara yang salah, dia dinilai tercela karena salah melakukannya, bukan tercela karena niatnya. Kadang-kadang tercelanya manusia itu dapat berpangkal dari keyakinan yang salah, bukan karena niatnya.
Dari uraian di muka tentang tingkah laku
manusia dapat diketahui bahwa element-element pokok yang perlu
diperhatikan padanya adalah :
- Kehendak (Karsa), yakni sesuatu yang mendorong yang ada di dalam jiwa manusia.
- Manifestasi dari kehendak, yaitu cara dalam merealisir kehendak tersebut. Barangkali hal ini dapat disamakan dengan ungkapan karya, yakni perbuatan dalam mewujudkan karsa tadi. Kalau karsa dan karya menjadi satu, maka bisa dipastikan adanya aktivitas yang tidak kecil artinya.
Selanjutnya untuk menialai baik buruknya
niat dan cara seseorang dalam melakukan perbuatannya haruslah
berdasarkan ajaran Islam sebagaimana firman Allah SWT. Dalam QS. An-Nisa
(4) :
Terjemahannya :
“Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taati Rasul-Nya dan oramg-orang yang memegang
kekuasaan diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan perndapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebi utama bagi kamu dan lebih baik akibatnya”.
MACAM-MACAM AKHLAK
# Akhlak Terpuji
Akhlak Terpuji (al-mahmudah) atau akhlak
al-karimah artinya sikap dan sifat yang mulia atau terpuji, yang
terkadang disebut dengan budi pekerti yang luhur.
Akhlak mulia suatu sikap atau sifat yang
terpuji yang pantas melekat pada diri setiap Muslim, sehingga menjadi
orang yang berbudi baik atau luhur dan memiliki karakter yang baik pula.
Indikator dalam akhlak mulia terbagi menjadi berbagai macam diantaranya adalah :
Indikator akhlak mulia adalah sebagai berikut :
- Shiddiq (benar atau jujur)
- Al-manah (menyampaikan atau terbuka)
- Tabligh (menyampaikan atau terbuka)
- Fathana (cerdas dan cakap)
- Istiqamah (teguh pendirian)
- Ikhlas berbuat atau beramal
- Syukur (menerima baik)
- Sabar (teguh)
- Iffah (perwira)
- Tawadhu’, adalah sikap sabar yang tertanam dalam jiwa untuk dapat mengendalikan hawa nafsu.
- Syaja’ (berani)
- Hikmah (bijaksana)
- Tasamuh (toleransi)
- Lapang dada
- Adil
- Qana’ah
- Intiqad atau mawas diri
- Al-Afwu atau pemaaf
- Anisatun atau bermuka manis
- Khusyu’ atau tenang dala beribadah
- Wara’, adalah sikap batin yang tertanam dalam jiwa yang selalu menjaga dan waspada dari segala bentuk perbuatan yang mungkin mendatangkan dosa, baik itu dosa kecil atau dosa besar.
- Belas kasihan
- Beriman kepada Allah
- Ta’awun atau tolong menolong
- Tadarru atau merendah
- Shalihah (shaleh)
- Sakhaa’ (pemurah)
- Nadhief (bersih)
- Ihsan
- Malu (haya)
- Uswatun hasanah (teladan yang baik)
- Hifdu Al-Lisan (menjaga ibadah)
- Hub al-wathan (cinta tanah air)
Akhlak yang tercela
Akhlak tercela adalah semua sifat dan
tingkah laku yang berbeda atau berlawanan, bahkan bertentangan dengan
sifat-sifat yang telah disebutkan pada bagian terdahulu (akhlak mulia)
tersebut di atas.
Jenis akhlak yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :
- Dusta (bohong)
- Khiyanat (menyia-nyiakan kepercayaan)
- Hasad (dengki)
- Iri hati
- Al-Riya (puji diri)
- Takabbur (sombong)
- Al-Tabdzir (boros)
- Al-Bukhlu (kikir)
- Bakhil (kikir)
- Al-Dzulmu (aniaya)
- Ceroboh
- Ananiyah
- Al-Baghyu
- Al-Buhtaan (bohong)
- Ingkar janji
- Al-Kamru
- Al-Jubnu (pengecut)
- Al-Fawahisy (dosa yang besar)
- Saksi palsu
- Fitnah
- Al-Israf (hidup berlebih-lebihan)
- Al-Liwathah (hubungan seksual tidak normal)
- Al-namimah (adu domba)
- Al-khufran (kekufuran)
- Qatlun Nafs (menghilangkan jiwa)
- Al-Riba (pemakan riba)
- Al-sikhriyah (berolok-olok)
- Tanabazu bil al-qad (memberi gelaran yang tidak benar atau berlebihan)
- Al-Syakhwat (mengikuti hawa nafsu)
- Dan lain-lain sifat tercela
Dari berbagai kesimpulan di atas kami
menarik kesimpulan bahwa akhlak adalah sesuatu sifat yang harus dijaga
dan dipelihara, karena merupakan kunci sukses untuk hidup. akhak ialah
bunga diri, indah dipandang mata, nikmat dirasa oleh hati dan memberi
manfaat. Intinya adalah mencapai keridhaan Allah SWT.
No comments:
Post a Comment