BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat Nabi Muhammad
meninggal, beliau tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan
menggantikan beliau sebagai pemimpin politik Islam setelah beliau wafat.
Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin
sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau
wafat, belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan
anhsar berkumpul di Balai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka
musyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu
berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik muhajirin maupun
anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. namun
semangat ukhuwah islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar, terpilih.
Rupanya, semangat kegamaan Abu Bakar mendapat penghargaan tinggi dari
umat Islam. setelah Abu Bakar meninggal dia
kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya, setelah Umar meninggal
dia, tidak menunjuk satu orang untuk menggantikannya tetapi meminta
kepada mereka untuk memilih salah seorang diantara 6 orang sahabatnya
itu. kemudian Utsman ditunjuk oleh masyarakat pada saat itu. Utsman
dibunuh oleh kaum
pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa kepada
kepemimpiannya itu. setelah Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai
membaikat. Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah pada tanggal 20 Ramadhan
40 H. (660). Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij. Dengan
demikian berakhirla apa yang disebut dengan masa khulafaur Rasyidin dan
dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah politik Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Khalifah
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat
sesudah nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas
sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Dalam sejarah Islam, sempat orang
pengganti nabi yang pertama adalah para pemimpin yang adil dan benar.
Mereka menyelematkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari nabi
bagi kemajuan Islam dan umatnya. Karena itu gelar “yang mendapat
bimbingan di jalan lurus” (Al-Khulafa Ar-Rasyidin) diberikan kepada
mereka yaitu:
Abu Bakar As-Shidiq (11-13 M/632-634 M)
Nama lengkapnya ialah Abdullah bin
Abi Quhafa at-Tamimi. Di zaman praislam bernama Abdulll Ka’bah,
kemudian diganti oleh nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang
sahabat yang utama. Julukannya ialah Abu Bakar (bapak pemuji) karena
dari pagi-pagi betul (orang yang paling awal) memeluk Islam. gelarnya
as-Shidiq di perolehnya karena ia dengan segera membenarkan nabi dalam
berbagai peristiwa, terutama isra’ mi’raj. Nabi seringkali menunjuknya
untuk mendampinginya di saat-saat penting atau jika berhalangan, rasul
mempercayainya sebagai pengganti untuk menangani tugas-tugas keagamaan
dan atau mengurusi perosalan-persoalan di Madinah.
Pidato Inagurasi yang diucapkan sehari
setelah pengangkatannya menegaskan totalitas kepribadian dan komitmen
Abu Bakar terhadap nilai-nilai Islam dan strategi menilai keberhasilan tertinggi bagi umat sepeninggal nabi.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Masa sesingkat itu ia habiskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah nabi wafat. Karena sikap keras kepala dan penentang mereka dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan in dengan cara perang Riddah (perang melawan kemudharatan) Khalid Ibn al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam perang Riddah ini. Riddah berarti murtad, beralih agama dari Islam ke kepercayaan semula, secara politis merupakan pembangkang (Distorition) terhadap lembaga khalifah.
Oleh karena itu, khalifah dengan tegas
melancarkan operasi pembersihan terhadap mereka. Mula-mula hal itu
dimaskudkan sebagai tekanan untuk mengajak mereka kembali kejalan yang
benar, kemudian tindakan kebersihan juga dilakukan untuk menumpas
nabi-nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar zakat.
Penumpasan terhadap orang-orang murtaf
dan para pembangkang tersebut terutama setelah mendapat dukungan dari
suku Qutafan yang kuat ternyata banyak menyita konsentrasi, khalifah
baik secara moral maupun politik. Situasi keamanan negara Madinah
menjadi kacau, sehingga banyak sahabat, tidak terkecuali Umar yang
dikenal keras, menganjurkan bahwa dalam keadaan yang begitu kritis lelah
baik kalau mengikuti kebijakan yang lunak. Terhadap ini khalifah
menjawab dengan marah.
Selama peperangan Riddah, banyak dari
(penghafal Al-Qur’an) yang tewas. Karena orang-orang ini merupakan
penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas jika bertambah lagi angka
kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan
musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu “kumpulan”
Al-Qur’an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid ibn
Tsabit. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini
termasuk salah satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.
Sesudah memulihkan ketertiban di dalam
negeri. Abu Bakar lalu mengalihkan perhatiannya untuk memperkuat
perbatasan dengan Persia dan Byzantium, yang akhirnya menjurus kepada
serangkaian peperangan kedua kekaisaran itu.
Tentara Islam dibawah pimpinan Musanna
dan Khalid ibn Wali dikirim ke Irak dan menaklukkan Hirah; sedangkan ke
Suriah, Abu Bakar mengutus empat panglima, yaitu Abu Ubaidah, Yazid Ibn
Abi Sufyah, Amr Ibn As dan Syutahbil.
Ekspedisi ke Suriah ini memang sangat
besar artinya dalam konstalasi politik umat Islam, karena daerah
protektorat itu merupakan front terdepan wilayah kekuasaan Islam dengan
Ramawi timur. Faktor penting lainnya dari pengiriman pasukan
besar-besaran ke Suriah ini sekaligus dimpimpin oleh empat panglima
adalah karena umat Islam memandang suriah sebagai bagian integral dari
semenanjung Arab.
Umar Ibn Khattab (13-23 H/633-644 M)
Ia bernama Umar Ibn Khattab ibn Nufail
keturunan Abdul ‘Uzza Alquraisy dari suku Adi, salah satu suku yang
terpandang muka, ia dilahirkan di Mekkah empat tahun sebelum kelahiran
nabi saw. dia adalah seorang yang berbudi luhur, fasih dan adil serta
pemberani ia ikut memelihara ternak ayahnya, dan berdagang hingga ke
Syria ia juga dipercaya oleh suku bangsanya, Quraisy untuk berunding dan
mewakilinya bila ada persoalan dengan suku-suku lain. Umar masuk Islam
pada tahun kelima setelah kenabian dan menjadi salah satu sahabat
terdekat nabi saw. ia berkorban untuk melindungi nabi saw. dan agma
silam. Dan ikut berperang dalam peperangan yang besar dimasa rasul saw.
serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi mengenai hal-hal
penting. Ia dapat memecahkan masalah yang rumit tentang siapa yang
berhak mengganti Rasulullah dalam memimpin umat setelah wafatnya
Rasulullah saw sebelum Abu Bakar meninggal dunia ia telah menunjuk Umar
Ibn Khattab menjadi penerusnya. Dengan maksud untuk mencegah kemungkinan
terjadi perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam.
kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang
segera membaiat Umar. Umar menyebut dirinya khalifah khalifati
Rasulullah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Ia juga memperkenalkan
istilah Amir al- Mu’min (Komandan daerah kekuasaan).
Dizaman Umar gelombang ekspansi
(perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, Ibu kota Syria, Damaskus,
jaruh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Byazantium kalah
dipertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan
Islam.
Karena perluasan daerah terjadi dengan
cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh
administrasi negara dengan mencontoh adminstrasi yang sudah berkembang
terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan
wilayah propinsi; Mekkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah,
Palestina, dan Mesir. Pada masanya mulai diatur dan ditertibtkan sistem
pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka
memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga
keamanan dan ketertiban jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula
jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata
uang, dan menciptakan tahun Hijriah.
Khalifah Umar juga meletakkan
prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya dengan membangun
jaringan pemerintahan sipil yang paripurna- kekuasaan Umar membangun
jaringan pemerintahan sipil yang paripurna. Kekuasaan Umar menjamin hak
yang sama bagi setiap warga negara.
Umar dikenal bukan saja pandai
menciptakan peraturan-peraturan baru dua juga memperbaiki dan mengkaji
ulang terhadap kebijaksanaan yang telah ada jika itu diperlukan oleh
panggilan zaman demi tercapainya kemaslahatan umat Islam.
Masa jabatannya berakhir dengan
kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak Persia bernama Feror atau Abu
Lu’lah. Untuk menentukan penggantinya. Dia menunjuk enam orang sahabat
dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya
menjadi khalifah, enam orang tersebut adalah Utsman, ah-talhah, Zubair,
Sa’ad ibn Ali Waqas dan Aburrahman ibn Auf. Setelah Umar wafat, tim ini
bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah melalui
persaingan yang agak ketat dengan Ali bin Abi Thalib.
Utsman Ibn Affan (23-36 H/644-656 M)
Nama lengkapnya ialah Utsman Ibn Affan
Ibn Abdil As Ibn Umaiyah dari Puak Quraisy. Ia memeluk Islam lantaran
ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat nabi saw ia
sangat kaya dan menjadi salah seorang sahabat dekat nabi ia sangat kaya
tetapi berlaku sederhana dan sebagian besar kekayaannya digunakan untuk
kejayaan Islam. ia mendapat julukan zul nurain, karena mengawini putri
kedua putri nabi saw ia juga merasakan penderitaan yang disebabkan oleh
tekanan kaum Quraisy terhadap muslimin di Mekkah, dan ikut hijrah ke
Abesinia beserta isinya ia menyumbang 950 ekor dan 50 bagol serta 1000
dirham dalam ekspedisi untuk melawn Byzantium diperbatasan Palestina. Ia
juga membeli mata air orang-orang Romawi yang terkenal dengan harga
20.000 dirham untuk diwakafkan bagi kepentingan umat Islam, dan pernah
meriwayatkan hadits kurang lebih 150 hadits.
Masa pemerintahan beliau adalah yang
terpanjang dari semua khalifah di zaman khulafaurasyidin, yaitu 12
tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaannya menjadi
saat yang baik dan sukses baginya. Para pencatat sejarah membagi zaman
pemerintahannya Ustman menjadi dua periode, ialah 6 tahun pertama
merupakan masa pemerintahan yang baik, dan 6 tahun terakhir merupakan
masa pemerintahan yang buruk.
Selama paruh pertama masa
pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para pendahulunya, terutama
dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam. daerah-daerah startegis yang
sudah dikuasai Islam seperti mesir dan Irak terus dilindungi dan
dikembangkan dengan melakukan serangakaian ekspedisi militer yang
terencakan secara cermat dan simultan disemua front.
Karya besar Utsman lainnya
dipersembahkan kepada umat Islam ialah susunan kitab suci Al-Qur’an.
Penyusunan Al-Qur’an dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan perbedaan
serius dalam bacaan Al-Qur’an. Ketua dewan penyusunan Al-Qur’an ialah
Zaid bin Tsabit, yang mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an antara lain
ialah dari Hafsah, salah seorang isteri nabi saw kemudian dewan itu
membuat beberapa salinan naskah Al-Qur’an untuk dikirimkan ke
wilayah-wilayah Gubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa
selanjutnya.
Pada paroh terakhir masa kekuasaanya,
khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan dan pembangkangan
dalam negeri yang dilakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabiat
khalifah dan beberapa kebijaksanaan pemerintahannya.
Kelemahan dan nepotisme telah membawa
khalifah ke puncak kebencian rakyat, yang pada beberapa waktu kemudian
meletus pertikaiaan yang mengerikan dikalangan umat Islam.
Situasi politik diakhir masa
pemerintahan Utsman semakin mencekam. Bahkan pun usaha-usaha yang
bertujuan baik dan mempunyai alasan kuat untuk kemaslahatan umat disalah
fahami dan melahirkan perlawanan dan masyarakat. Lawan-lawannya menuduh
bahwa Utsman sama sekali tidak mempunyai otoritas untuk menetapkan
edisi Al-Qur’an yang dibukukan itu.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa
pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Utsman berjasa
membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan
jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid nabi Madinah
Ali Bin Abi Thalib (34-41 H/656-661 M)
Ali adalah putra Abi Thalib. Ia adalah
sepupu nabi saw yang telah ikut bersamanya. Sejak bahaya kelaparan
mengancam kota Makkah, demi untuk keluarga pamannya yang mempunyai
banyak putra, Abbas, paman nabi yang lain membantu Abu Thalib dengan
memelihara Ja’far, anak Abu Thalib yang lain, ia telah masuk Islam
dalam waktu yang masih berada pada umur sangat muda. ketika nabi
menerima wahyu yang pertama, menurut Hassan, Ali, berumur 13 tahun, atau
9 tahun menurut Mahmudunasir. Ia menemani nabi dalam perjuangan
menegakkan Islam baik di Mekkah maupun di Madinah. Dan ia diambiil
menantu oleh nabi saw karena kesibukannya merawat dan memakamkan jenazah
Rasulullah saw ia tidak berkesempatan membaiat Abu Bakar sebagai
khalifah, tetapi ia beru membaiatnya setelah Fatimah wafat.
Beberapa hari setelah pembunuhan Utsman,
stabilitas keamanan kota Madinah menjadi rawan. Gafiqy ibn Harb
memegang keamanan ibu kota Islam itu selama kira-kira Lima hari sampai
terpilihnya khalifah yang baru. Kemudian Ali juga segera menurunkan
semua gubernur yang tidak disenangi rakyat. Umar Ibn Hanif diangkat
menjadi penguasa Basrah menggantikan Ibnu Amir, Dais dikirim ke Mesir
untuk menggantikan gubernur negeri itu yang dijabat oleh Abdullah.
Gubernur Syria, Muawiah juga diminta meletakkan jabatan, tetapi ia
menolak perintah Ali, bahkan ia tidak mengakui kekhalifahannya.
Oposisi terhadap khalifah secara
terang-terangan dimulai oleh Aisyah Ialhah dan Zubair. Sehubungan dengan
penentangan terhadap Ali. Mereka sepakat menuntut khalifah segera
menghukum para pembunuh Ustman. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari
perang. Dia mengirim surat kepada Talha dan Zubair agar keduanya mau
berunding untuk menyeleasikan perkara itu secara damai, namun ajakan itu
ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Yang diknal
dengan nama “perang jamal” (unta) karena Aisyah pada waktu itu
menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan lawnnya. Zubair dan Talhah
terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah di kembalikan ke
Madinah
Kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga
mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu’awiyah
yang di dukung oleh sejumlah bekas jajahan tinggi yang merasa kehilangan
kedudukan dan kejayaan. Memaksa khalifah Ali untuk bertindak.
Pertempuran terjadi di kota tua Siffin dekat sungai Euphrat pada tahun
37 H. perang ini diakhiri dengan Tahkim (arbitrase), tetapi Tahkim
ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya
golongan ke tiga, al khawarij. Orang-orang yang keluar dari barisan Ali
akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib, umat Islam
terpecah menjadi tiga kekuatan politik yaitu mu’awiyah, syiah (pengikut)
Ali, semakin lemah sementara posisi mu’awiyah semakin kuat. Pada
tanggal 20 Ramadhan 40 H. (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang
anggota khawarij.
Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian
dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan
ternyata lemah, sementara muawiyah ini menyebabkan mu’awiyah menjadi
penguasa absolut dalam Islam, tahun 41 H. (66 M) di kenal dalam sejarah
sebagai tahun am jam’ah.
KESIMPULAN
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat
sesudah nabi wafat yang menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas
sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Dalam sejarah Islam dikenal ada 4 orang
pengganti nabi pertama para pemimpin yang adil dan benar karena itu
gelar yang mendapat bimbingan jalan lurus “al Khulafa ar-rasyidin”
diberikan kepada mereka yaitu:
Abu Bakar Abu Bakar As-Shidiq (11-13 M/632-634 M)
Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi
Quhafa at-Tamimi. ia termasuk salah seorang sahabat utama. Karena beliau
adalah orang yang paling awal memeluk Islam. di beri gelar as shidiq
oleh nabi karena i membenarkan nabi dalam berbagai peristiwa terutama
isra dan mi’raj.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya 2
tahun. Masa sesingkat itu ia habiskan untuk menyelesaikan persoalan
dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa
Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah.
Umar Ibn Khattab 13-23 H/633-644 M
Ia bernama Umar Ibn Khattab Ibn Nuffal keturunan Abdul Uzza al-Quraisi dari suku Adi salah satu suku yang terpandang mulia.
Sebelum Abu Bakar meninggal dunia, ia
telah menunjuk Umar Bin Khattab menjadi penerusnya, kebijaksanaan Abu
Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera membaiat Umar.
Di zaman Umar gelombang ekspansi
(perluasan daerah kekuasaan) ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M
dan setahun kemudian setelah tentara Byzantium kalah dipertempuran
Yarmuk. S.
Khalifah Umar juga meletakkan
prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya. Masa jabatannya
berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia
bernama Feros atau Abu Lu’luah.
Utsman ibn Affan (24-36 H/644-655 M
Nama lengkapnya Utsman ibn Affan Ibn
Addil as Ibn Umayah dari Puak Quraisy. Ia memeluk Islam karena ajakan
Abu Bakar ia menjadi salah seorang sahabat dekat nabi saw. ia mendapat
julukan zur nurain karena ia mengawini dua putri nabi saw ia sangat kaya
tetapi berlaku sederhana. dan sebagian besar kekayaannya digunakan
untuk kejayaan Islam dan beliau pernah meriwayatkan hadits kurang lebih
150 hadits.
Karya besar Utsman lainnya
dipersembahkan kepada umat Islam ialah susunan kitab suci Al-Qur’an.
Kelemahan dan nepotisme telah membuka kepada puncak kebencian rakyat
sehingga meletus pertikaian di kalangan umat Islam.
Meskipun demikian, Utsman berjasa
membangun bendungan dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga
membangun jalan-jalan jembatan-jembatan, masjid dan memperluas masjid di
Madinah.
Ali Ibn Abi Thalib (36-41 H/ 656-661 M)
Ali adalah putra Abi Thalib Ibn Abdul
Mutaib. Ia adalah sepupu nabi saw ia telah masuk Islam dalam waktu yang
masih berada pada umur sangat muda. ia menemani nabi dalam perjuangan
menegakkan Islam dan ia diambil menantu oleh nabi saw.
Khalifah Ali tampil menggantikan Utsman
setelah pembunuhan Utsman, beliau menerima sumpah setia (baiat) dari
sejumlah kaum muslimin. Meskipun ada beberapa sahabat yang tidak
menyokong kekhalifahan.
Yang pertama dilakukan oleh Ali ialah
menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar. Menarik kembali, semua tanah
dan hibah yang telah dibagian oleh Utsman kepada kaum kerabatnya ke
dalam kepemilikan negara.
Ali Ibn Abi Thalib menghadapi
pemborantakan Talhah, Zubair dan Aisyah. Ali sebenarnya ingin sekali
menghindari perang. Namun akhirnya pertempuran yang dahsyat pun
berkobar. Dengan nama perang Unta. Ali berhasil mengalahkan lawannya.
Zubair dan Talhah terbunuh. Sedangkan Aisyah dikirim kembali ke Madinah.
Di ujung masa pemerintahan Abi Thalib,
menjadi tiga kekuatan politik yaitu Muawiyah, Syiah (pengikut) Ali,
al-Khawarij (Orang-orang yang keluar dari barisan Ali).
No comments:
Post a Comment