Oleh : Ahmad Sholihin
Perkembangan ilmu-ilmu filsafat
merupakan hasil penggunaan secara sengaja. Suatu metode untuk memperoleh
pengetahuan yang menggabungkan pengalaman dengan akal sebagai
pendekatan bersama dan menambahkan suatu cara baru untuk menilai
penyelesaian-penyelesaian yang disarankan. Dari banyak di antara uraian
kata sampai sejauh ini, kita mungkin telah merasakan bahwa kesulitan
yang dihadapi oleh filsafat ialah bahwa ‘filsafat tidak bersifat ilmiah’
ia menggeluti di dalam dan kita membicarakan kenyataan empiris, di
dalam filsafat tampaknya tidak ada suatu cara untuk memperoleh jawaban,
ini menimbulkan masalah tentang metode ilmiah sebagai sarana untuk
memperoleh pengetahuan.
Metode ilmiah mengikuti prosedur-prosedur tertentu yang sudah pasti digunakan dalam usaha memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi oleh seorang ilmuwan.
Pengertian filsafat secara terminologi
sangat beragam, baik dalam ungkapan maupun titik tekanannya. Pada buku
yang lain juga ada yang mengatakan bahwa filsafat
adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti, hakikat
(esensi), akar atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan.
Filsafat & Ideologi | Manfaat Mempelajari Filsafat
Pythagoras (572-497M) adalah filsuf yang
pertama kali menggunakan kata filsafat dia mengemukakan bahwa manusia
dapat dibagi kedalam tiga tipe; mereka yang mencintai kesenangan, mereka
yang mencintai kegiatan dan mereka yang mencintai kebijaksanaan.
DC. Mulder (pembimbing ke dalam ilmu
filsafat (1966:10) mendefinisikan filsafat sebagai pemikiran teoritis
tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan. Setelah disusun itulah
yang disebut sistematika filsafat.
Filsafat terdiri atas tiga cabang besar
yaitu; ontologi, epistemology, dan aksiologi. Ketiga cabang itu
sebenarnya merupakan satu kesatuan.
- Ontologi, membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu
- Epistemology, cara memperoleh pengetahuan itu
- Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu
Kebijaksanaan dalam pandangannya
menyangkut kemajuan menuju keselamatan dalam hal keagamaan. Shopie
mengandung arti yang lebih luas dari pada kebijaksanaan, yaitu; 1)
kerajinan, 2) kebenaran pertama, 3) pengetahuan yang luas, 4) kebajikan
intelektual; 5) pertimbangan yang sehat; 6) kecerdikan dalam memutuskan
hal-hal praktis. Dengan demikian asal mula kata filsafat itu sangat
umum, yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the pursuit of mental excellence)
Plato (427-347 SM) mengatakan bahwa objek filsafat adalah penemuan kenyataan atau kebenaran absolut (keduanya sama dalam pandangannya), lewat dialektika. Sementara Aristoteles (384-332SM) toko utama filosof klasik, menyatakan bahwa filsafat menyelidiki sebab dan asas segala terdalam dari wujud.
Manfaat Mempelajari Filsafat
Dari uraian tersebut orang bisa menduga-duga tentang letak pentingnya mempelajari filsafat
manusia terutama dari peminat filsafat, mahasiswa dan sarjana yang
berasal dari berbagai disiplin non filsafat. Filsafat manusia menyoroti
gejala dan kejadian manusia secara sintesis dan reflektif, dan memiliki
ciri-ciri ekstensif, intensif dan kritis. Jika betul demikian, maka
dengan mempelajari filsafat manusia berarti kita dibawa di dalam suatu
panorama pengetahuan yang sangat luas, dalam dan kritis, yang
menggambarkan esensi manusia. Panorama pengetahuan seperti itu mempunyai
manfaat ganda yakni manfaat praktis dan teoritis.
Secara praktis filsafat manusia bukan
saja berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh,
melainkan juga untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri kita di dalam
pemahaman tentang manusia yang menjelaskan itu pemahaman yang demikian
pada gilirannya akan memudahkan kita dalam mengambil keputusan-keputusan
praktis atau dalam menjalankan berbagai aktivitas hidup sehari-hari,
menentukan arah dan tujuan hidup kita, yang selalu saja tidak gampang
untuk kita tentukan secara pasti dan seterusnya. Kepada kita pemahaman
yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya, kita bisa mampu
secara kritis asumsi-asumsi yang bersembunyi di balik teori yang di
dalamnya terdapat ilmu-ilmu tentang manusia. Manfaat hanya mempelajari
filsafat manusia adalah mencari dan menemukan jawaban tentang siapa
sesungguhnya manusia itu.
Objek Filsafat
Objek penyelidikan filsafat adalah
segala yang ada dan yang mungkin ada tidak terbatas. Inilah yang disebut
objek material filsafat. Timbul pertanyaan, apakah yang membedakan
antara objek filsafat dan objek ilmu pengetahuan lainnya? Objek filsafat
yang dimaksud adalah objek materialnya, sebab ilmu pengetahuan
mempunyai objek material yang sama dengan filsafat yaitu segalay ada dan
yang mungkin ada. Ilmu pengetahuan bebas dan tidak terikat untuk
menentukan objek penelitiannya, dan sampai saat ini belum ada pembatasan
dalam objek ilmu pengetahuan (objek material). Oleh karena itu, kalau
dilihat dari objek materialnya, baik filsafat maupun ilmu pengetahuan,
memiliki objek yang sama atas dasar apakah kita bedakan ilmu dan
filsafat? Filsafat bisa kita bedakan dengan ilmu pengetahuan lainnya
dari segi sifat penyelidikannya yang menjadi objek kajian filsafat
adalah keberadaan Tuhan, malaikat, manusia, jin, serta
binatang-binatang, lingkungan dan ajaran-ajarannya.
Ideologi dan Fungsinya
Pengertian ideologi; kumpulan gagasan
yang secara logis berkaitan (ideologic), dan yang mengidentifikasi
prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang memberikan keabsahan bagi
institusi politik dan perilaku. Ideologi dapat digunakan untuk
membenarkan status quo atau membenarkan usaha mengubahnya (dengan atau
tanpa kekerasan).
Karena memberikan pengesahan kepada
pemerintah, ideologi membenarkan adanya status eko, tetapi ideologi juga
bisa digunakan oleh para pembaharu atau pemberontak untuk menyerang,
status quo, sekali pemerintah bisa menindas warga negaranya dengan
menggunakan dalih ‘hak ketuhanan raja’ atau kehendak sejarah’, tapi
hanya pemberontak bisa membenarkan tindakan kekerasan mereka dengan
bersandar pada prinsip ‘hak-hak dasar’ atau ‘kehendak yang kuasa’.
Ideologi yang dianggap syarat dengan kepentingan kelas pekerja bukan
tidak bisa digunakan untuk menentang kekuasaan negara borjuis, selain
juga untuk memisahkan kekuasaan diktator terhadap kelas pekerja.
Dengan memberikan dasar etika pada
pelaksanaan kekuasaan politik, ideologi juga bisa mempersatukan rakyat
suatu negara atau pengikut suatu gerakan yang berusaha mengubah negara.
Ideologilah yang memungkinkan adanya komunikasi simbolis antara pemimpin
dan yang dipimpin, untuk berjuang bahu membahu demi prinsip bukan
pribadi. Ideologi juga merupakan suatu pedoman untuk memilih kebijakan
dan perilaku politik. Dan ideologi memberikan cara kepada mereka yang
menginginkannya serta kepada yang yakin akan arti keberadaannya dan
tujuan tindakannya. Karena itu keberhasilan suatu ideologi tertentu,
sedikit banyaknya merupakan masalah kepercayaan yang lahir keyakinan
yang rasional. Ini berlaku sama baik untuk ideologi yang bersifat
demokratis atau otoriter.
Usia ideologi
Selama beberapa abad terakhir,
organisasi dan tingkah laku politik telah diperumit oleh perkembangan
partai politik dan lembaga-lembaga yang khusus membuat undang-undang,
administrasi, dan peradilan. Pada waktu lampau, struktur sosial yang
statis, perekonomian yang agraris, dan sebagian besar komunitas warga
negara yang swasembada tidaklah banyak memerlukan pelayanan pemerintah
pusat. Waktu pemerintahan masih sederhana karena masyarakat juga masih
sederhana. Tapi kini bukanlah kebetulan kamu pemerintah yang besar ‘bisa
ditemukan dalam masyarakat kota, dan di dalam perekonomian yang telah
memproduk barang-barang industri dan menyediakan pelayanan konsumen.
Dengan adanya perubahan sosial dan ekonomi ini, semakin banyak warga
negara yang berpaling kepada pemerintah untuk pelayanan yang sebelumnya
disediakan oleh keluarga, gereja, masjid dan komunitas pertanian.
Karena itu kemungkinan terjadinya
konflik politik telah meningkat karena perkembangan ekonomi telah
menciptakan nilai, sikap-sikap dan kepentingan-kepentingan baru,
timbulnya ideologi yang aksplosif ini, terutama pada abad ke 19 dan 20,
mencerminkan adanya perubahan yang mendasar dalam cara hidup, organisasi
masyarakat dan pemerintah.
Dari ideologi kiri ke kanan
Kita sering menggambarkan suatu
pemerintahan, ideologi, individu, atau kelompok tertentu sebagai
kelompok kiri sedang yang lainnya sebagai kelompok tengah atau kanan.
Dari manakah istilah ini berasal, dan apakah maksud yang terkandung di
dalamnya? Yang jelas kita tak mungkin mengesampingkan upaya untuk
menyusun konsepsi pengertian kita tentang persaingan politik.
Sesudahnya pecahnya revolusi Perancis
pada 1789, dan ketika raja dengan parlemen memperebutkan supremasi, pada
wakil yang duduk dalam majelis nasional Perancis mengelompokkan diri
dalam badan tersebut sesuai dengan ke ekstriman pandangannya. Pada wakil
yang sangat anti kerajaan duduk di ujung kiri sedangkan penduduk yang
setia raja duduk di ujung kanan dan kelompok yang dengan pandangannya
yang lebih moderat duduk di antara mereka.
Kesimpulan
- Secara etimologi kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahas Arab falsafat, kalau bahasa Yunani, philosophia. Kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta) dan Sophia = kebijakan). Sehingga arti harfiahnya adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Falsafah adalah pamulangan hidup seseorang atau kelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat terdiri dari tiga cabang yaitu; ontologi, membicarakan hakikat (segala sesuatu), epistemology: cara memperoleh pengetahuan itu, aksiologi; membicarakan guna pengetahuan itu.
- Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan, kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destult de trace, pada akhir abad ke 18 untuk mendefinisikan sains tentang ide. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara untuk memandang segala sesuatu. Filsafat & Ideologi | Manfaat Mempelajari Filsafat
No comments:
Post a Comment