Thursday 30 January 2014

Hubungan Filsafat Ilmu dan Penelitian

OLEH : AHMAD SHOLIHIN

A. Definisi
Menurut Amsal Bahtiar, filsafat Ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar Ilmu.[1]
       Dengan demikian filsafat Ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara spesifik mengkaji hakekat Ilmu untuk mencapai suatu kebenaran. Metodologi penelitian adalah berarti Ilmu tentang metode.[2] Sedang penelitian adalah penelitian adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif.[3]
Jadi metodologi penelitian Ilmu yang mempelajari, menyelusuri, mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh suatu kebenaran yang obyektif.
Secara terminology, metodologi penelitian atau metodologi riset (science researct atau method), metodologi berasal dari kata methodology, maknanya Ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa inggris “research” yang terdiri dari kata “re” (mengulang) dan search (pencarian, pengajaran, penelusuran, penyelidikan atau penelitian) maka research berarti berulang melakukan pencarian.Metodologi penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya.[4]
B. Kedudukan Filsafat Ilmu Dan Penelitian
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat, sistematika filsafat itu biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu: teori pengetahuan, teori hakekat dan teori nilai.
Isi filsafat ditentukan oleh obyek apa yang dipikirkan, obyek yang difikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan yang mungkin ada. Jadi filsafat sebagai suatu proses berfikir bebas, sistematis, radkal dan mencapai dataran makna yang mempunyai cabang ontology, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi dinamakan sbagai teori hakekat, teori hakekat ini sangat luas, segala yang ada yang mungkin ada, yang boleh juga mencakup penetahuan pengetahuan dan nilai (yang di carinya ialah hakekat penegetahuan dan hakekat nilai).
Didalam ontology membahas dua bidang yaitu:
  1. Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos.
  2. Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang tidak nampak.[5]
Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat asal, susunan, tujuan alam besar, yang dibicarakan didalam cabang ini missal hakekat kosmos, bagaimana caranya ia menjadi (how daes it come to being) dan lain-lain. Mungkin ada orang yang beranggapan bahwa teori kosmologi itu merupakan teori astronomi, sebenarnya bukan, astronomi adalah sains sedangkan kosmologi adalah filsafat. Sedangkan metafisika adalah membicarakan hakekat manusia dari sgi filsafat, umpamanya apa manusia itu? dan dari mana asalnya, apa akhir atau tujuannya?.      Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. [6] atau suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses, syarat, batas dan validitas dan hakekat pengetahuan. Sistematika dan logika sangat berperan dalam epistemologi demikian pila metode-metode berfikir seperti deduktif dan induktif.
epistemologi dari sini dapat disimpulkan bahwa bila ontology memahami sesuatu adalah tunggal maka cara memperoleh kebenarannya dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif, akan tetapi bila ontologynya memahami sesuatu secara jamak, maka digunakan jenis penelitian kualitatif.
Aksiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai (value), tindakan moral melahirkan nilai etika, ekspresi keindahan yang melahirkan nilai esthetika dan kehidupan sosiolah yang menjelaskan apa yang di anggap baik dalam tingkah laku manusia, apa yang di maksud indah dalam seni. Demikian pula apakah yang benar dan diinginkan didalam organisasi sosial kemasyarakatan dan kenegaraan.[7]
Dalam aksiologi ini di pengaruhi oleh ontology yang digunakan , ontology yang memahami sesuatu itu tunggal, penelitiannya jenis kuantitatif, maka Ilmu yang dibentuknya disebut nomotetik dan bebas nilai, sedangkan ontology yang memahami sesuatu itu jamak dan penelitiannya jenis kualitatif. Maka Ilmu yang di hasilkan disebut ideografik dan bermuatan nilai.
Menurut Jujun S. Suria Sumantri filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat Ilmu dan pengetahuan ilmiah.[8]
Sedangkan menurut tim Dosen filsafat Ilmu UGM, filsafat imu secara sistematis merupakan cabang dari rumpun kajian epistemologi. Epistemologi sendiri mempunyai dua cabang yaitu filsafat pengetahuan (theory of knowledge) dan filsafat Ilmu (theori of science) objek material flsafat pengetahuan yaitu gejala pengetahuan, sedang objek material filsafat yaitu mempelajari gejala-gejala Ilmu menurut sebab secara pokok.[9]
Metodologi penelitian adalah seperangkat penegetahuan tentang langkah-langkag sistematis dan logis tentang pencarian data, pengolahan data, analisa data, pengambilan kesimpulan dan cara pemecahan.
Didalam menjalankan fungsinya metodologi menggunakan cara dan di buktikan kebenarannya adalah metode ilmiah. Menurut JUjun S. Suria Sumantri: Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari pelaturan-pelaturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metode in secara filsafati termasuk dalam apa yang di namakan epistemologi. Epistemologi merupakan pembahasan mengenai bagaimana kita mendapat pengetahuan, apakah sumber-sumber pengetahuan? apakah hakekat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan? apakah manusia di mungkinkan untuk mendapat pengetahuan? sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin untuk di tangkap manusia.[10]
Dari sini dapat kita ketahui bahwa metode ilmiah merupakan bagian dari metodologi ilmiah, bahwa filsafat Ilmu dan metodologi penelitian mempunyai kedudukan yang sama dalam cabang filsafat yaitu masuk dalam golongan epistemologi.
Menurut Amsal Bahtiar tujuan filsafat Ilmu adalah:
  1. Mendalami unsur-unsur pokok Ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber hakekat dan tujuan Ilmu
  2. Memahami sejarah pertumbuhan , perkembangan dan kemajuan Ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses Ilmu kontemporer secara histories.[11]
Metodologi bisa juga diartikan Ilmu yang membahas konsep berbagai metode, apa kelebihan dan kekurangan dari suatu, kemudian bagaimana seseorang memilih suatu metode. Sedangkan penelitian bertujuan menghimpun data yang akurat yang kemudian diproses sehingga menemukan kebenaran atau teori atau Ilmu dan mungkin pula mengembangkan kebenaran terdahulu atau menguji kebenaran tersebut.[12]
Jadi metode ilmiah untuk memperoleh Ilmu pengetahuan yang benar di perlukan cara-cara yang benar pula. Menurut para pakar , mencari kebenaran, cara-cara memperoleh kebenaran ilmiah diebut metode ilmiah, yang terdiri mencari masalah, menentukan hipotesis, menghimpun data, menguji hipotesis, prinsip ini berlaku untuk untuk semua sains oprasionalisasi, metode ilmiah itu dilakukan bidang studi metodologi penelitian. dari sini tampak dengan jelas hubugan antara filsafat Ilmu dengan metodologi penelitian
Jadi dapat kita simpulkan bahwa:
-          Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu filsafat yang termasuk dataran epistemologi
-          Filsafat Ilmu membahas tentang ontology, epistemologi, dan aksiologi
-          Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat juga termasuk dalam tataran epistemologi
-          Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian menduduki posisi yang sama dalam Ilmu filsafat yaitu pada tataran epistemologi
-          Dan untuk mencapai hasil penelitian yang valid, metodologi harus di landasi filsafat Ilmu.
Filsafat Ilmu dan penelitian
Ontologi Epistemologi Aksiologi
- Membahas apa yang ingin diketahui - Suatu pengkajian mengenai teori tentang ada
- Objek yang di telaah Ilmu adalah sesuatu yang berberada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang di uji indra manusia yang berorientasi empiris
- Kuantitatif dan kualitatif
- Membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan - Ilmu pengetahuan diperoleh melalui proses metode
- Hakekat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan dengan sifat terbuka dan menjunjung tinggi kebenaran diatas segala-galanya
- Metode ilmiah, logico hypotico verivicative dan deducto hypotetici verivicative
- Membahas tentang manfaat yang di peroleh manusia dari pengetahuan yang didapatkanya - Analisa tentang penerapan hasil-hasil temuan Ilmu pengetahuan

[1] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Raja Grafindo Persada. Jakarta 2004, hal: 17
[2] EM Zul Fajri. Ratu Aprilia Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publiher, hal: 565
[3] Ibid, hal: 803
[4] Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu dakwa, perpustakaan Nasional 1997, hal: 1
[5] Ahmad Tafsir. Filsafat Umum. PT  Remaja Rosda Karya Bandung, 2003, hal: 28-29
[6] Ibid, hal: 23
[7] Mohammad Noor Syam. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Usaha Nasional. Surabaya, 1983, hal: 28-35
[8] Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Filsafat, Pustaka Sinar Harapan, 2001,hal: 33
[9] Tim Dosen filsafat Ilmu Fakultas filsafat UGM. Filsafat Ilmu, Liberty. Yogyakarta, 2001, hal: 45-46
[10] Jujun S. Sumantri, Opcit, hal: 119
[11] Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. Raja Findo Persada. Jakarta 2004, hal: 20
[12] Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwa, Pustakaan Nasional 1997, hal: 3

No comments:

Post a Comment