OLEH : AHMAD SHOLIHIN
A. Definisi
Menurut Amsal Bahtiar, filsafat Ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar Ilmu.[1]
Dengan demikian filsafat Ilmu merupakan
cabang dari filsafat yang secara spesifik mengkaji hakekat Ilmu untuk
mencapai suatu kebenaran. Metodologi penelitian adalah berarti Ilmu
tentang metode.[2]
Sedang penelitian adalah penelitian adalah kegiatan mencari dan
mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji data yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif.[3]
Jadi metodologi penelitian Ilmu yang
mempelajari, menyelusuri, mencari dan mengumpulkan data kemudian
mengolah, menganalisa dan menyajikan data yang dilakukan secara
sistematis supaya diperoleh suatu kebenaran yang obyektif.
Secara terminology, metodologi penelitian atau metodologi riset (science researct atau method), metodologi berasal dari kata methodology, maknanya Ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa inggris “research” yang terdiri dari kata “re” (mengulang) dan search (pencarian, pengajaran, penelusuran, penyelidikan atau penelitian) maka research berarti berulang melakukan pencarian.Metodologi penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya.[4]
B. Kedudukan Filsafat Ilmu Dan Penelitian
Tujuan berfilsafat ialah menemukan
kebenaran yang sebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun
secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat, sistematika filsafat
itu biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu: teori
pengetahuan, teori hakekat dan teori nilai.
Isi
filsafat ditentukan oleh obyek apa yang dipikirkan, obyek yang
difikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan yang mungkin ada. Jadi
filsafat sebagai suatu proses berfikir bebas, sistematis, radkal dan
mencapai dataran makna yang mempunyai cabang ontology, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi dinamakan sbagai teori hakekat, teori hakekat ini sangat luas, segala yang ada
yang mungkin ada, yang boleh juga mencakup penetahuan pengetahuan dan
nilai (yang di carinya ialah hakekat penegetahuan dan hakekat nilai).
Didalam ontology membahas dua bidang yaitu:
- Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos.
- Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang tidak nampak.[5]
Jadi kosmologi adalah cabang filsafat
yang menyelidiki hakekat asal, susunan, tujuan alam besar, yang
dibicarakan didalam cabang ini missal hakekat kosmos, bagaimana caranya
ia menjadi (how daes it come to being) dan lain-lain. Mungkin ada orang
yang beranggapan bahwa teori kosmologi itu merupakan teori astronomi,
sebenarnya bukan, astronomi adalah sains sedangkan kosmologi adalah
filsafat. Sedangkan metafisika adalah membicarakan hakekat manusia dari
sgi filsafat, umpamanya apa manusia itu? dan dari mana asalnya, apa
akhir atau tujuannya?. Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan
dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. [6]
atau suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses, syarat, batas
dan validitas dan hakekat pengetahuan. Sistematika dan logika sangat
berperan dalam epistemologi demikian pila metode-metode berfikir seperti
deduktif dan induktif.
epistemologi dari sini dapat disimpulkan bahwa bila ontology memahami sesuatu adalah tunggal maka cara
memperoleh kebenarannya dengan menggunakan jenis penelitian
kuantitatif, akan tetapi bila ontologynya memahami sesuatu secara jamak,
maka digunakan jenis penelitian kualitatif.
Aksiologi ialah cabang filsafat yang
menyelidiki nilai-nilai (value), tindakan moral melahirkan nilai etika,
ekspresi keindahan yang melahirkan nilai esthetika dan kehidupan
sosiolah yang menjelaskan apa yang di anggap baik dalam tingkah laku
manusia, apa yang di maksud indah dalam seni. Demikian pula apakah yang
benar dan diinginkan didalam organisasi sosial kemasyarakatan dan
kenegaraan.[7]
Dalam aksiologi ini di pengaruhi oleh
ontology yang digunakan , ontology yang memahami sesuatu itu tunggal,
penelitiannya jenis kuantitatif, maka Ilmu yang dibentuknya disebut
nomotetik dan bebas nilai, sedangkan ontology yang memahami sesuatu itu
jamak dan penelitiannya jenis kualitatif. Maka Ilmu yang di hasilkan
disebut ideografik dan bermuatan nilai.
Menurut Jujun S. Suria Sumantri filsafat
Ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang
secara spesifik mengkaji hakekat Ilmu dan pengetahuan ilmiah.[8]
Sedangkan menurut tim Dosen filsafat
Ilmu UGM, filsafat imu secara sistematis merupakan cabang dari rumpun
kajian epistemologi. Epistemologi sendiri mempunyai dua cabang yaitu
filsafat pengetahuan (theory of knowledge) dan filsafat Ilmu (theori of
science) objek material flsafat pengetahuan yaitu gejala pengetahuan,
sedang objek material filsafat yaitu mempelajari gejala-gejala Ilmu
menurut sebab secara pokok.[9]
Metodologi penelitian adalah seperangkat
penegetahuan tentang langkah-langkag sistematis dan logis tentang
pencarian data, pengolahan data, analisa data, pengambilan kesimpulan
dan cara pemecahan.
Didalam menjalankan fungsinya metodologi
menggunakan cara dan di buktikan kebenarannya adalah metode ilmiah.
Menurut JUjun S. Suria Sumantri: Jadi metodologi ilmiah merupakan
pengkajian dari pelaturan-pelaturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
Metode in secara filsafati termasuk dalam apa yang di namakan
epistemologi. Epistemologi merupakan pembahasan mengenai bagaimana kita
mendapat pengetahuan, apakah sumber-sumber pengetahuan? apakah hakekat,
jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan? apakah manusia di mungkinkan
untuk mendapat pengetahuan? sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin
untuk di tangkap manusia.[10]
Dari sini dapat kita ketahui bahwa
metode ilmiah merupakan bagian dari metodologi ilmiah, bahwa filsafat
Ilmu dan metodologi penelitian mempunyai kedudukan yang sama dalam
cabang filsafat yaitu masuk dalam golongan epistemologi.
Menurut Amsal Bahtiar tujuan filsafat Ilmu adalah:
- Mendalami unsur-unsur pokok Ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber hakekat dan tujuan Ilmu
- Memahami sejarah pertumbuhan , perkembangan dan kemajuan Ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses Ilmu kontemporer secara histories.[11]
Metodologi bisa juga diartikan Ilmu yang
membahas konsep berbagai metode, apa kelebihan dan kekurangan dari
suatu, kemudian bagaimana seseorang memilih suatu metode. Sedangkan
penelitian bertujuan menghimpun data yang akurat yang kemudian diproses
sehingga menemukan kebenaran atau teori atau Ilmu dan mungkin pula
mengembangkan kebenaran terdahulu atau menguji kebenaran tersebut.[12]
Jadi metode ilmiah untuk memperoleh Ilmu
pengetahuan yang benar di perlukan cara-cara yang benar pula. Menurut
para pakar , mencari kebenaran, cara-cara memperoleh kebenaran ilmiah
diebut metode ilmiah, yang terdiri mencari masalah, menentukan
hipotesis, menghimpun data, menguji hipotesis, prinsip ini berlaku untuk
untuk semua sains oprasionalisasi, metode ilmiah itu dilakukan bidang
studi metodologi penelitian. dari sini tampak dengan jelas hubugan
antara filsafat Ilmu dengan metodologi penelitian
Jadi dapat kita simpulkan bahwa:
- Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu filsafat yang termasuk dataran epistemologi
- Filsafat Ilmu membahas tentang ontology, epistemologi, dan aksiologi
- Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat juga termasuk dalam tataran epistemologi
- Filsafat Ilmu dan metodologi
penelitian menduduki posisi yang sama dalam Ilmu filsafat yaitu pada
tataran epistemologi
- Dan untuk mencapai hasil penelitian yang valid, metodologi harus di landasi filsafat Ilmu.
Filsafat Ilmu dan penelitian
Ontologi | Epistemologi | Aksiologi |
- Membahas apa yang ingin diketahui
- Suatu pengkajian mengenai teori tentang ada - Objek yang di telaah Ilmu adalah sesuatu yang berberada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang di uji indra manusia yang berorientasi empiris - Kuantitatif dan kualitatif |
- Membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan
- Ilmu pengetahuan diperoleh melalui proses metode - Hakekat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan dengan sifat terbuka dan menjunjung tinggi kebenaran diatas segala-galanya - Metode ilmiah, logico hypotico verivicative dan deducto hypotetici verivicative |
- Membahas tentang manfaat yang di peroleh manusia dari pengetahuan yang didapatkanya - Analisa tentang penerapan hasil-hasil temuan Ilmu pengetahuan |
[1] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Raja Grafindo Persada. Jakarta 2004, hal: 17
[2] EM Zul Fajri. Ratu Aprilia Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publiher, hal: 565
[3] Ibid, hal: 803
[4] Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu dakwa, perpustakaan Nasional 1997, hal: 1
[5] Ahmad Tafsir. Filsafat Umum. PT Remaja Rosda Karya Bandung, 2003, hal: 28-29
[6] Ibid, hal: 23
[7] Mohammad Noor Syam. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Usaha Nasional. Surabaya, 1983, hal: 28-35
[8] Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Filsafat, Pustaka Sinar Harapan, 2001,hal: 33
[9] Tim Dosen filsafat Ilmu Fakultas filsafat UGM. Filsafat Ilmu, Liberty. Yogyakarta, 2001, hal: 45-46
[10] Jujun S. Sumantri, Opcit, hal: 119
[11] Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. Raja Findo Persada. Jakarta 2004, hal: 20
[12] Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwa, Pustakaan Nasional 1997, hal: 3
No comments:
Post a Comment